Menghilang lagi..

626 29 3
                                    

Oke, aku double up hari ini..
Selamat membaca ya gaes..😊😉😘

****

Udah 3 hari aku ga masuk sekolah,  bagaimana tidak? Kondisi ku semakin buruk meski aku selalu mencoba kuat  agar mereka percaya padaku. Tapi kali ini aku beneran drop banget hingga aku memilih istirahat dulu.

"uhuk..uhuk..ya ampun batuk aja capek banget." ucapku lemas yang masih berbaring dikasur.

"masih jam 6, masih sempat siap-siap kesekolah. Bosen udah 3 hari ga masuk." aku langsung duduk bersandar dikasur.

"ayo chel..kamu harus semangat..kamu bisa.." aku mencoba menyemangati diri.

"huh..!! Kamu  pasti bisa chel..kamu rindukan sama glova, masih sean juga kan? Ayo waktunya sekolah.."

Aku bangkit dari kasur lalu mandi dengan air hangat supaya aku ga kedinginan. Dan ga butuh waktu lama   akhirnya aku selesai juga mandi.

"yeah.., udah segar nih badanku. Waktunya pakai baju.." semangatku. Baru selesai mengancing baju tiba-tiba aku merasakan ada yang ga enak dari perutku tapi mencoba melawannya. Tapi tetap aja gagal...

"huekksssss...hueekss.." darah muncrat dari mulutku.

"huekss...hiks..hiks..darah lagi. Aku  mau sekolah..hiks..aku mau sekolah plis hari ini jangan dulu."

"mama...hiks..huekss..." suara teriak tangis ku terdengar sama mereka.

"ASTAGA nak..,  ya Tuhan.." teriak mama lari menghampiriku.

"mama hiks..hiks.." tangisku semkain pecah.

"ada ap_MICHEL.!! Astaga Tuhan.."

"hiks..hiks..papa..michel mau sekolah." papa langsung menggendong ku kekasur.

"papa aku mau sekolah...hiks.."

"sshutt..jangan sekarang ya nak.."

"hiks..aku mau sekolah papa..sekolah papa.!" teriakku frustasi.

"DIAM MICHEL!! Papa bilang diam." aku langsung tersentak karena bentakan papa.

"papa..papa bentak michel.." ucapku tak percaya.

"maaf nak..plis jangan keras kepala nak."

"OH MY GOD!! Kenapa lagi kamu dek.." panik abang sambil megang aku.

"ini darah kamu semua? Sebanyak ini dek?"

"hiks..iya bang.."

"dasar penyakit sialan, gegara kamu kanker adekku jadi menderita." abang memukul dinding kamarku.

"bang..bang..udah bang." aku menarik baju abang.

"geo cukup! Itu ga akan bisa menyembuhkan adek mu kalau frustasi kek gini." tegur papa.

"geo, cukup nak..adek mu jadi takut lihat kamu kayak gitu. Dia butuh support abangnya." ucap mama lembut, abang pun berhenti pukul dinging lalu menatap aku dengan.

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang