Satu malam bersamanya..

612 24 8
                                    

Aku masih menggengam tangannya menuju acara yang telah berlangsung,  sesekali aku melihat dia yang dimana dia juga melihatku dan pastinya aku tersenyum padanya.

"michel, lihatlah semua udah berkumpul disini, mereka menikmati acaranya."

"i..iya.., maaf karena aku telat dan pastinya udah banyak aku lewati."

"kamu ga perlu minta maaf chel, yuk kita sapa mereka.." kita kembali melangkah mendekati yang lainnya.

ternyata acara sekarang sesi ucapan terima kasih antar siswa dan guru, terlihat semua terharu tiap siapa yang berada diatas panggung. Aku dan michel cukup mengamati dari belakang.

"mau minum chel? Biar aku ambilkan."

"eh, hehehe boleh sean."

"bentar ya, jangan kemana-mana.."

"wkwk, iya..aku ga kemana-mana kok dan kamu juga jangan lama ya." aku pun mengangguk tersenyum kemudian pergi ambil minuman buatnya.

"tadaaa..ini minumannya." aku pun datang dengan membawa dua gelas jus jeruk.

"yeahh, makasih sean.." dia pun menerima jusnya.

"iya, sama-sama chel.." aku lagi-lagi tersenyum saat dia minum.

"eh.." sontaknya kaget.

"kamu ga lupakan, janjiku pada abang dan orang tua kamu? Aku akan jaga kamu selama acara ini, jadi biarkan tanganku menggenggam tanganmu." ucapku saat dia kaget karena tangannya kembali aku genggam.

"i..iya, tapi kamu ga perlu sampai segininya sean."

"harus perlu donk chel.." ngototku.

"ihhh, maksa lagi..yaudah deh." aku pun kembali tersenyum dan kita kembali menikmati acara sesi ini.

"michell..." suara seseorang menyentakkan kita berdua, kami pun menoleh kesamping.

"glovaa..." lirih michel haru, aku sampai lupa kasih tahu glova kalau michel berada disini.

"micheell..." glova pun berlari mendekati kita, aku pun melepaskan genggamannya agar mereka bisa pelukan.

"glova..glova.." bener saja, mereka pun pelukan dan terlihat juga rasa kerinduan antara dua sahabat ini.

"hikss..chel kamu datang juga? kenapa ga kasih tahu aku?"

"hiks..iya aku datang..dan ma..maaf glova..aku lupa_"

"abang yang salah karena lupa kasih tahu kamu dek." sahutku agar michel tak merasa bersalah.

"abang?? kalian barengan? Loh, bang kok bisa?" tanyanya bertubi, aku pun kembali menggenggam kelima jemari michel dan itu membuat mereka kaget apa glova sampai matanya melotot.

"abang memintanya datang keacara ini, kamu ingatkan saat kita berkunjung ke villa michel? Disitulah abang memintanya."

"ya ampunn, jadi abang yang ajak? Uhh..waktu aku yang ajak kamu bilangnya ga bisa chel. Sebel ahh..." aku tahu glova berpura kesal sama michel.

"glova maaf..." sesalnya sambil pegang  tangan glova.

"hehehe, gapapa kok chel..aku ga marah kok, tapi hebat juga ya abangku bisa luluhkan kamu."

"kamu ga marah lagi kan glo?"

"ga kok sahabatku.., tapi dari awal kamu kok ga kelihatan chel?"

"michel baru datang, dan abang sangat yakin dia datang makanya abang menunggu dia didepan, dan sekarang dia berada disamping abang." ucapku sambil menatap bola matanya, terlihat dia grogi.

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang