Aku masih teringat dengan kejadian yang menimpa michel tadi disekolah. Ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya. Dan lebih parahnya ternyata glova udah tahu kalau michel botak, tampaknya mereka sengaja menyembunyikan ini dari semua orang termasuk aku.
Aku harus bertanya pada glova, ada apa sebenarnya yang terjadi pada michel.
Bukk...!!
Begitu sampai rumah aku membuka pintu cukup kuat dan itu mengagetkan mama yang duduk diruang tamu.
"eean..." kaget mama.
"glova udah pulang ma?"
"nda.., ooya ma eean (ga, bukannya glova sama sean)?"
"ga ma, sean pulang sendiri.., yaudah ma maaf sebelumnya sean udah ngagetin mama. Sean kamar dulu ya ma."
"yayayaya..(iya)." jawab mama dan aku langsung masuk kamar.
"arghh...!! Sial..ini sebenarnya apa sih terjadi sama kamu chel?"
"apa kamu sakit? Kalau iya apa sakitnya parah chel?" bertanya sendiri.
Aku kembali mengingat pertemuan awal ku dengan michel, mengingat segala tingkah konyol nya padaku, mengingat dia mengatakan perasaannya padaku, mengingat aku pernah membentak bahkan mengusir dia dari rumah, mengingat dia menghilang selama 5 bulan, mengingat dia kembali bersikap dingin pada ku terkahir mengingat dia menjauh dariku. Tanpa sadar airmataku menetes.
"chel..maaf..maaf..maaf atas semua sikap kasarku padamu."
"aku juga masih terlalu gengsi untuk meminta maaf secara langsung padamu."
"kembalilah menjadi michel yang dulu..menjadi michel dengan tingkah konyol mu...aku..aku merindukan semua itu chel."
"aku janji tak akan mengulang hal yang menyakiti hatimu.., hiks..aku kangen sama kamu chel."
"huh,, aku harap kamu baik-baik aja chel.." lirihku.
Setengah jam aku berdiam diri dikamar, akhirnya aku keluar karena kehausan. Baru aja aku membuka pintu kamarku, terlihat glova depan kamarnya.
"glova.." namun dia tak menjawab bahkan tak menoleh ke arahku.
"glova..aku mau ngomong sama kamu." aku tahu dia lagi menghapus airmata nya terlihat dari gerakannya.
"glo..." panggilku lagi dan kali ini dia membalikkan badannya.
"ada apa?" jawabnya lemah.
"kamu dari mana dek?"
"ga perlu kamu tahu aku dari mana" aku cuma menghela nafas aja dengan jawabannya.
"oh, hm..kamu..kamu sebenarnya tahu apa yang terjadi sana michelkan?" dia langsung tersenyum sinis padaku sambil bersedekap tangan.
"memang nya apa yang terjadi sama michel hem?" jawabnya sinis.
"ah..hem..a..aku..aku tahu dia pakai rambut palsu, michel botak. Aku tahu itu dek.."
"apa?" kagetnya.
"iya..aku tahu itu.."
"kamu tahu dari mana hah? Ga mungkin michel ngomong sama kamu." marahnya.
"a..abang melihatnya langsung, waktu dia berada diatap sekolah. Dan..michel juga tahu kalau abang udah mengetahuinya."
"sialan kau.., ngapain kau bisa sampai diatas hah? Kamu mengikuti dia hah? Mau kau apa?" bentaknya.
"kamu juga udah mengetahuinya kan? Kenapa kalian berbohong sama semua orang?" aku mengalihkan pertanyaan dia.
"jawab dek, kau mengetahuinya kan? Dan kenapa kamu ga bilang sama abang." ucapku penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...