Di kediaman keluarga Corald sedang menyiapkan segala sesuatu untuk acara pernikahan Devano dan Arina yang akan dilaksanakan besok pagi. Mulai dari dekorasi, makanan, kue dan yang lainnya sudah di persiapkan. Rumah mereka kini ramai para pekerja mendekorasi halaman untuk acara pemberkatan, sedangkan di dalam rumah untuk pesta perayaan yang akan dilaksanakan malam harinya. Devano dan Arina juga ada di rumah, sengaja Mr Rans tidak memperbolehkan mereka keluar rumah agar bisa beristirahat.
Arina turun ke bawah untuk minum karena tenggorokan kering. Ia baru saja bangun tidur, karena semalam Arina tidur terlalu larut malam. Sekarang dia bangun kesiangan. Dapat Arina lihat banyak orang kesana-kemari memindahkan barang. Jika mengingat besok, Arina jadi gugup sendiri. Besok gadis itu sudah menyandang status sebagai Nyonya Arina Corald. Pipinya bersemu merah membayangkan rumah tangganya bersama Devano nanti. Omong-omong Arina tidak melihat lelaki itu dari tadi, apa dia masih tidur. Arina berniat untuk ke kamarnya jika saja seseorang tidak menghentikan langkahnya.
"Hei kau!" gadis itu berbalik untuk mengetahui siapa yang telah memanggilnya. Ternyata di sana ada Selin yang datang dengan seorang wanita. Arina membelalakkan matanya saat melihat kehadiran sang ibu.
"Ibu?" gumamnya pelan. Sarah mendekat ke arah Arina dan menampar pipinya cukup keras.
Plak
Bahkan Selin menutup mulutnya tidak percaya, kenapa seorang ibu tega berlaku kasar pada anaknya. Sebenarnya Selin bertemu wanita itu di tengah jalan. Ia sedang mencari anaknya, setelah tau jika itu Arina, Selin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan gadis yang sudah merebut Devano.
Arina merasakan perih yang menjalar di permukaan pipinya.
"KAU DASAR ANAK KURANG AJAR!" teriakannya berhasil membuat seluruh keluarga Corald berhamburan keluar termasuk Devano yang menatap tajam Selin dan juga Sarah.
"Tunggu Nyonya, ada apa ini?" Mr Rans mencoba menahan Sarah yang ingin memukul Arina kembali. Gadis itu sudah berkaca-kaca.
"Dia ini anak tidak tau diuntung! Dia sudah berani meninggalkan ibunya seorang diri. Apa ini balasan setelah aku merawat mu." ucapnya mendramatisir. Mr Rans menatap Arina untuk meminta penjelasan. Ia pikir setelah bercerai Aditya tidak menikah lagi. Tapi ternyata sahabatnya itu tidak memberitahu kabar pernikahannya.
"A-aku..."
"Ya ampun Arina, kau tega sekali meninggalkan ibumu seorang diri. Oh apa sebenarnya kau ingin mengincar harta Devano, huh?" Arina meneteskan air mata mendengar semua tuduhan Selin. Ia menggeleng lemah.
"Aku tidak bermaksud meninggalkan ibu, tapi aku sudah tidak kuat lagi tinggal bersama ibu yang setiap hari menyiksaku hiks." Sarah malah bertepuk tangan di saat semua orang terkejut mendengar penuturan Arina.
"Bahkan kau sekarang sudah pandai mengarang cerita. Bagus Arina, ayo kita harus pulang. Dan apa ini, kau ingin menikah tanpa restu ku begitu? tidak! kau harus pulang sekarang juga, ayo!" Arina memberontak saat Sarah mulai menyeret tangannya paksa. Devano yang dari tadi hanya diam menyaksikan kini ia mencekal pergelangan tangan Arina membuat langkah Sarah terhenti.
"Lepaskan Arina!" ucapnya dingin dan menusuk. Sarah tersenyum remeh ke arah Devano.
"Kau siapa beraninya mengatur ku, Arina adalah putriku, aku berhak atas dirinya." Devano menggertakkan giginya.
"Seorang ibu tidak mungkin menyakiti putrinya sendiri. Saya tau anda telah menyiksanya, oleh karena itu Arina pergi dari rumah bahkan tanpa membawa apapun. Saya juga melihat lengannya terluka beberapa hari setelah saya membawanya ke rumah ini, ternyata itu ulah anda?" Sarah terdiam, wajahnya kini berubah menjadi pucat. Devano segera menarik tubuh Arina ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Corald
Roman d'amourDingin, satu kata yang mendeskripsikan seorang Devano Corald. Tatapan tajam serta paras yang menawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa berlomba-lomba mendapatkannya. Hidup diselimuti ego yang tinggi, dan penuh penekanan. Dari kecil menja...