Arina duduk di depan cermin dengan balutan gaun pernikahan berwarna putih. Selesai di make up, Arina terlihat lebih cantik dari biasanya. Bahkan perias Arina mengagumi wajah cantiknya bak dewi. Gadis itu menatap dirinya dari pantulan cermin, ia tidak berbohong jika sekarang Arina merasakan gugup yang luar biasa, telapak tangannya sampai mengeluarkan keringat dingin.
Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok Yunan yang memakai setelan jas berwarna hitam. Jika begini adiknya terlihat tampan dan lebih dewasa.
"Sudah siap, kak?" Arina menatap Yunan sambil mengangguk ragu. Pemuda itu lantas menggenggam tangan Arina yang terasa dingin.
"Kakak gugup ya? tenang saja kak." Arina mencoba mengatur nafasnya. Kemudian melingkarkan tangannya di lengan Yunan. Mereka berjalan keluar rumah, lebih tepatnya di halaman luas milik keluarga Corald.
*Anggap aja kursinya ada orangnya:v
Halaman luas yang sudah di ubah menjadi tempat di mana Devano dan Arina akan mengucap janji suci.
Arina melihat banyak orang-orang yang melihat ke arahnya kagum saat ia mulai berjalan di atas karpet putih yang akan mengantarkannya pada Devano. Laki-laki itu menunggu Arina yang berjalan anggun di sebelah Yunan. Devano juga tak kalah gugup saat ini, namun lelaki itu cukup pandai menyembunyikan kegugupannya dengan wajah datarnya. Saat Arina sudah sampai di depan Devano. Yunan mengulurkan tangan sang kakak kepada Devano.
"Jaga kakak ku dengan baik, bahagiakan dia, jika tidak aku sendiri yang akan turun tangan." ucap Yunan sambil terkekeh. Devano menerima tangan Arina sambil berkata.
"Kau bisa percaya pada ku." Yunan menepuk bahu Devano sebentar, sebelum bergabung dengan yang lainnya untuk menyaksikan kakaknya mengucap janji suci. Yunan tersenyum haru, melihat kakaknya akan menikah. Ia sengaja tidak membawa ibunya datang, Yunan tidak mau jika Sarah akan mengacaukan pernikahan sang kakak.
Kini mereka berdua sudah berdiri dihadapan pastor untuk mengucap janji suci yang akan mengikat keduanya dalam hubungan suami istri.
****
Arina maupun Devano dapat bernafas lega, kini mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Jangan lupakan pipi Arina yang bersemu merah karena baru saja Devano menciumnya di depan para undangan. Laki-laki itu menciumnya mesra sampai Arina sejenak merasa terlena di buatnya.
"Ada apa dengan mu?" ucap Devano melihat Arina yang sedari tadi menunduk.
"Huh? aku tidak apa-apa." Devano mengangguk sekilas lalu merangkul pinggang Arina. Banyak dari tamu undangan yang memberikan ucapan selamat, tak sedikit pula yang memberi kado.
"Hei Dev, tidak ku sangka kau melangkahiku untuk menikah terlebih dahulu." ucap seorang laki-laki sambil merangkul Devano. Dia adalah sepupunya yang tinggal di Singapura.
"Kapan kau menyusul, Jo?" ucap Devano terkekeh. Jony, sepupunya hanya mengendikkan bahunya.
"Bagaimana lagi dia masih sibuk, Dev." tunjuk nya pada gadis yang datang bersamanya tidak lain adalah kekasihnya sendiri, Jenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Corald
RomantikDingin, satu kata yang mendeskripsikan seorang Devano Corald. Tatapan tajam serta paras yang menawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa berlomba-lomba mendapatkannya. Hidup diselimuti ego yang tinggi, dan penuh penekanan. Dari kecil menja...