27. Rasa Cinta?

2K 281 71
                                    

Selama dua minggu ini Nyonya Grace benar-benar memperlakukan Arina dengan baik. Membantu membuatkan susu ibu hamil, juga membantu Arina memasak bersama Bi Mia.

Mr Rans dan Devano bersyukur atas semua perubahan Nyonya Grace. Mereka senang melihat keluarganya yang kembali tentram. Semoga hanya kebahagiaan yang menghampiri mereka semua.

"Arina kau ingin ke mana?" tanya Nyonya Grace melihat menantunya berjalan ke halaman belakang.

"Aku ingin menyiram bunga di taman belakang mom," jawabnya.

"Ah begitu, emm mom ingin pergi ke supermarket sebentar. Kau menginginkan sesuatu?" Arina menggeleng kecil.

"Tidak mom, aku jarang menginginkan sesuatu di pagi hari, tampaknya cucu mom ini suka merepotkan ayahnya saat malam hari," ucapnya membuat kedua wanita itu lantas tertawa.

Memang benar kata Arina. Wanita itu selalu menginginkan hal-hal aneh di malam hari yang membuat Devano terpaksa membuka matanya untuk berkeliling kompleks mencari makanan keinginan sang istri yang mengidam. Beda lagi saat pagi hari, Arina tidak menginginkan apapun.

"Kalau begitu mom pergi dulu." Nyonya Grace melenggang pergi.

Arina mengusap perutnya yang genap berusia satu bulan. Terkadang wanita itu merasa kasihan pada Devano yang harus memenuhi semua keinginannya di saat pria itu sendiri membutuhkan waktu istirahat setelah lama bekerja. Tapi mau bagaimana lagi, Arina tidak bisa menolak keinginan sang jabang bayi. Devano juga selalu menemani dirinya saat morning sick. Pria itu benar-benar menjadi suami yang siaga.

"Kami akan selalu menjagamu," ujarnya sambil mengusap perutnya yang sedikit gembul, seolah mengajak bicara pada bayi yang ada di dalam kandungannya.

Wanita itu melanjutkan aktivitasnya menyiram bunga. Beberapa hari yang lalu Devano membuat taman kecil ini untuk Arina agar istrinya itu tidak akan bosan berdiam diri di rumah. Sangat pengertian sekali.

Arina senang sekali setelah Devano membuat taman kecil ini. Pada dasarnya wanita memang sangat menyukai bunga, begitu pula dengan Arina. Sambil bersenandung kecil, ia terus mengguyurkan air di atas kelopak bunga mawar merah yang sungguh indah.

"Non Arina." wanita itu meletakkan teko besar di tanah lalu menghampiri Bi Mia yang berdiri di ambang pintu sambil membawa segelas susu.

"Nyonya tadi memintaku membuat susu untuk Non Arina." dengan senang hati Arina menerima susu itu dan meneguknya sampai tak bersisa.

"Terimakasih, bi."

"Sama-sama non." setelah Bi Mia pergi, Arina memutuskan untuk beristirahat di kamar karena cuaca yang mulai panas.

****

Tidur Arina terganggu karena seseorang yang sejak tadi tidak berhenti mengecupi wajahnya. Wanita itu membuka matanya dan melihat wajah Devano yang dekat dengannya.

"Kau sudah pulang?" Arina sedikit melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tiga sore. Tumben sekali Devano sudah pulang.

"Hmm, baru saja. Apa aku membangunkanmu?" Arina mengerucutkan bibirnya.

"Kau selalu mengganggu tidur siang ku." Devano terkekeh lalu mengecup bibir Arina sekilas.

"Maaf, ayo pergi keluar. Kau ingin jalan-jalan?" Arina mengangguk dengan semangat, ia bangkit dari posisi tidurnya.

"Aku akan mandi." dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi membuat Devano berdecak sebal.

"Hati-hati sayang, jangan berlari," ucap Devano memperingati.

Mr. CoraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang