Baca pas malem oke!
______________
Flashback on
Selin terus melumat bibir Devano meski pria itu tidak membalasnya. Tangannya bergerak untuk mengusap dada Devano yang sedikit terbuka.
"Arina kau kah itu sayang...." rancau Devano sambil mengerjapkan matanya mencoba mengenali wanita yang saat ini sedang mencumbunya.
Selin tentu saja marah, ia memandang Devano penuh amarah. Bagaimana mungkin pria itu menganggap dirinya adalah Arina yang jelas-jelas jauh berbeda dengannya.
Plak
Devano memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh Selin. Matanya terbuka lebar, ia meringis pelan seraya menatap tajam Selin. Devano menyingkirkan tubuh wanita itu darinya, bahkan ia mendorongnya keras hingga Selin terjatuh di sebelahnya. Tanpa mempedulikan pakaiannya yang berantakan, Devano berjalan ke arah pintu untuk keluar. Saat tangganya menyentuh gagang pintu, ia merasakan seseorang tengah memeluknya dari belakang.
"Dev ku mohon jangan menolakku. Aku mencintaimu Devano." pria itu menghempaskan kedua tangan Selin.
"Keh kau bukan Arina, aku hanya ingin istriku... Arina aku akan datang sayang." dengan langkah yang sempoyongan Devano keluar dari kamar hotel itu meninggalkan Selin yang menangis sambil menarik rambutnya sendiri.
"KENAPA SULIT SEKALI MENDAPATKAN MU DEVANO!!!" Selin mendongak saat melihat sepasang sepatu, ia pikir itu adalah Devano tapi ternyata ia salah.
"Nino?" ujar Selin terkejut saat melihat rekan modelnya berada di hadapannya.
"Iya aku, memangnya siapa lagi orang yang selalu ada untukmu?" Nino menarik tubuh Selin kemudian memeluknya erat.
"Kenapa kau masih mengejar pria sudah beristri itu, tidak bisakah kau melihat di sini ada aku yang selalu mencintaimu, Selin." wanita itu terisak dalam pelukan Nino. Pria itu menepuk punggung Selin yang terbuka.
Selin melepas pelukannya dan langsung menyambar bibir Nino dengan tiba-tiba.
"Buktikan Nino, cintai aku sekarang." lelaki mana yang tidak terpancing jika ada wanita yang dicintainya tengah menggodanya apalagi dengan baju yang terbuka ini. Nino lantas mengunci pintu.
Ditengah-tengah kegiatan mereka, sebuah dering ponsel menyita perhatian keduanya. Sambil terengah-engah Selin mengambil sebuah ponsel yang entah kapan ada di kasurnya, ia mengangkat panggilan itu. Entahlah Selin juga tidak tahu ponsel siapa ini.
Ibu negara💜 is calling....
"Dev, kau di mana.."
Selin tidak begitu fokus, ia memejamkan matanya saat Nino malah mempercepat temponya.
"Ahhhh.... No~"
"Nghh... hahh..."
Selin melempar ponsel itu ke sembarang tempat saat ia akan mencapai puncaknya.
Flashback off
****
Hari menjelang sore, Devano melajukan mobilnya entah kemana, pikirannya hanya tertuju pada Arina. Ia belum menemukan keberadaannya dari tadi.
"Argghh, sialan." Devano memukul setir mobilnya dengan keras. Pria itu menyalahkan dirinya sendiri telah membuat Arina sakit hati, ia melukai perasaan wanitanya. Sampai istrinya menganggap bahwa dia tidak mencintainya, bahkan Devano tidak bisa menjelaskan perasaannya. Ia sangat mencintai Arina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Corald
RomanceDingin, satu kata yang mendeskripsikan seorang Devano Corald. Tatapan tajam serta paras yang menawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa berlomba-lomba mendapatkannya. Hidup diselimuti ego yang tinggi, dan penuh penekanan. Dari kecil menja...