Terimakasih buat 10k nya teman-teman ❤️
_______
Seperti biasa Arina membantu Bi Mia menyiapkan makan malam, tapi kali ini ia tidak ikut makan malam bersama Mr Rans dan Nyonya Grace.
"Arina kau tidak ikut makan, nak?" tanya Mr Rans pada menantunya yang sedang sibuk di dapur. Gadis itu menoleh lantas menggeleng kecil.
"Aku menunggu Devano pulang, Dad." ucap Arina sedikit malu membuat Mr Rans terkekeh.
"Ah begitu ya, baiklah." sementara itu Nyonya Grace hanya diam mendengarkan obrolan keduanya tanpa mau menanggapi.
Selesai makan malam, Arina langsung membersihkan piring yang sudah kotor dibantu dengan Bi Mia. Lalu ia kembali memasak makanan untuk Devano. Kali ini Arina memasak cumi goreng tepung asam manis, salah satu makanan kesukaannya. Sebelumnya Arina sempat bertanya pada Bi Mia tentang makanan favorit Devano, tapi Bi Mia pun juga tidak tahu karena memang lelaki itu jarang sekali makan di rumah. Tapi Bi Mia pernah melihat Devano memakan camilan cumi kering di kamarnya. Jadilah Arina berinisiatif untuk memasak hidangan cumi-cumi.
Sekarang sudah pukul setengah sepuluh malam. Meja makan pun sudah Arina siapkan, kini ia duduk di salah satu kursi sambil menunggu Devano pulang. Sudah setengah jam lalu ia melakukan semua ini namun suaminya masih belum pulang.
Waktu terus berlalu, sudah puluhan kali Arina menelfon Devano tapi hanya suara operator yang terdengar. Kalau begini Arina jadi cemas jika terjadi sesuatu pada Devano.
Arina memegang perutnya yang sudah berbunyi, terakhir ia makan hanya sarapan pagi, itupun tidak habis. Gadis itu mencoba menahannya sampai Devano pulang, ia yakin suaminya sebentar lagi akan pulang melihat sekarang sudah pukul sebelas malam.
Dan benar saja, ia mendengar mobil Devano dari luar. Arina berjalan ke arah depan untuk membukakan pintu.
"Kau belum tidur?" tanya Devano kaget sambil berjalan memasuki rumah. Sejenak Arina terdiam, sepertinya Devano lupa jika dia menunggunya untuk makan malam.
"Dev, kau sudah makan malam?" dan dengan entengnya Devano mengangguk. Bahu Arina melemas seketika, sia-sia ia memasak untuk Devano yang nyatanya sudah makan malam. Bahkan dia masih belum makan demi menunggu kepulangan lelaki ini.
"Ponsel mu mati, Dev?" lelaki itu tampak berfikir sebentar lalu menghadap Arina sepenuhnya.
"Ah iya, aku lupa mengecasnya tadi. Karena banyak rapat dan aku tidak sempat mengecek ponselku lagi." Arina tersenyum kecut.
"Sebaiknya kau beristirahat." Devano mengangguk kemudian ia berjalan menuju kamar, tapi sebelum itu dahinya mengernyit saat melihat makanan yang tersaji di meja makan. Sedetik kemudian ia menepuk dahinya. Kenapa ia bisa lupa jika malam ini akan makan di rumah bersama Arina. Laki-laki itu berbalik untuk mendekati Arina yang akan membersihkan meja makan.
"Tunggu!"
"Ada apa, kenapa kau tidak ke kamar?" Devano membawa Arina agar duduk di kursi, ia berjongkok sambil menggenggam tangan istrinya. Gadis itu memandang suaminya bingung.
"Kau sudah makan atau belum?" Arina mendadak gugup.
"Su-sudah tadi." ucapnya dengan terbata. Devano menyipitkan matanya.
"Jangan berbohong!" ujarnya tegas membuat Arina menunduk lantas menggelengkan kepalanya. Devano jadi merasa bersalah, ini semua gara-gara dia yang sering lupa.
Devano menarik salah satu kursi dan duduk di samping Arina. Dengan cekatan Devano mengambilkan nasi dengan lauk yang sudah Arina masak lalu meletakkan di depan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Corald
RomanceDingin, satu kata yang mendeskripsikan seorang Devano Corald. Tatapan tajam serta paras yang menawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa berlomba-lomba mendapatkannya. Hidup diselimuti ego yang tinggi, dan penuh penekanan. Dari kecil menja...