Saat mereka masuk ke dalam sudah ada seorang wanita yang bernama Luci. Wanita itu tersenyum ramah sambil menunjukkan tempat di mana gaun yang sudah mereka pesan sebelumnya. Arina menatap takjub gaun-gaun yang berjejer rapi di sebelah jendela.
"Dev, ini adalah gaun yang sudah di pesan Ayahmu, bagaimana?" tunjuk nya pada sebuah gaun yang akan memamerkan bahu Arina. Devano menggeleng tegas.
"Berikan aku gaun yang lain, Tante." ucap Devano pada Tante Luci, kalian tidak perlu kaget kenapa Devano mengenal wanita itu. Karena ia sering mengantarkan Mamanya membeli baju di sini, jadi tidak salah jika Devano sudah mengenal Tante Luci.
"Ada apa dengan yang ini, apa kau tidak suka. Bukankah gaun ini begitu cantik, benarkan Arina?" gadis itu menatap Devano yang kini juga sedang menatapnya. Seakan tahu apa keinginan lelaki itu, Arina dengan canggung berkata.
"Gaun itu indah, tapi sepertinya aku ingin gaun yang lebih tertutup saja." jawabnya membuat Devano tersenyum puas di dalam hati.
"Astaga kau gadis yang sopan, beruntung sekali Devano mendapatkan mu." Arina hanya tersenyum kecil menanggapinya. Kemudian Tante Luci berhenti di sebuah gaun putih berlengan sampai siku.
"Bagaimana dengan ini Devano, gaun ini memliki lengan. Kau tidak perlu khawatir, bahu Arina tidak akan di lihat oleh siapapun kecuali dirimu nanti." goda Tante Luci sambil terkekeh pelan. Devano menelisik gaun itu lalu mengangguk singkat.
"Baiklah ini saja."
"Ayo Arina aku akan membantumu memakainya. Dan kau Dev, pilihlah bajumu, oke!" Arina mengekor di belakang Tante Luci memasuki ruang ganti untuk mencoba gaunnya. Sementara Devano sibuk memilih setelan jas yang akan dia pakai. Setelah menghabiskan waktu selama sekitar sepuluh menit, Devano telah menentukan pilihannya. Ia masuk ke ruang ganti yang ada di seberang tempat Arina.
Saat Devano keluar dari ruangan, di saat itu juga ia melihat Arina mengenakan gaun yang di pilihnya tadi. Gadis itu begitu cantik dan anggun, Devano bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Arina.
*Sorry gak pinter ngedit wkwk
Arina melihat penampilannya, ia rasa ini sudah bagus, tapi kenapa Devano terus menatapnya datar. Arina berjalan mendekati Devano membuat laki-laki itu tersadar dari lamunannya.
"Apa ada yang salah dengan gaun ku?" tanya Arina sambil memegang sisi gaunnya, gadis itu menatap Devano gugup. Tante Luci memegang kedua bahu Arina dari samping.
"Dia itu terpesona, oleh karena itu dia tidak berbicara sama sekali." Arina menundukkan kepalanya malu. Jujur saja sebenarnya Devano juga terlihat sangat tampan memakai kemeja putih dengan balutan jas hitam yang tampak gagah di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Corald
RomanceDingin, satu kata yang mendeskripsikan seorang Devano Corald. Tatapan tajam serta paras yang menawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa berlomba-lomba mendapatkannya. Hidup diselimuti ego yang tinggi, dan penuh penekanan. Dari kecil menja...