2. Dia Cantik (Zhang Yi)

12.1K 1.5K 24
                                    

AKU memasuki apartemenku dengan nafas lega. Akhirnya aku bisa lolos dari kejaran mereka. Oke jadi, siapa yang tidak mengenal diriku? Aku seorang model millenial sekaligus mahasiswa paling populer di Seoul National University bahkan beberapa agensi sempat menawariku tapi aku menolaknya, aku tidak ingin hidup dengan aturan ketat seperti itu. Jadi tak heran jika banyak yang selalu mengejarku, apalagi wanita tapi untungnya aku tidak memiliki Sasaeng fans¹ seperti idol-idol kebanyakan. Menyebutkan istilahnya saja sudah membuatku merinding.

Aku menghempaskan tubuhku disofa ruang utama apartemenku. Hari ini sangat melelahkan, padahal aku hanya selesai pemotretan tapi mereka mengejarku padahal sebelumnya tidak ada yang tahu tempat pemotretan hari ini, wanita memang luar biasa dalam mencari tahu. Menjadi orang tampan memang tidak mudah.

Aku menyandarkan kepalaku, menatap langit-langit. Aku mengusap perutku, ah ternyata kegiatan kejar-kejaran tadi membuatku lapar, aku merogoh saku jaket kulitku bermaksud mencari ponsel. Aku ingin memesan burger untuk makan malamku sekarang. Aku memperhatikan ponsel ditanganku. Aku rasa ini bukan milikku? Milikku memang berwarna putih tapi punyaku lebih besar dan tentu saja edisi terbaru. Ini milik siapa? Apa aku membawa ponsel lamaku? Seingatku, model ponsel lamaku seperti ponsel ini, atau memang seperti ini? Entalah aku terlalu sering berganti ponsel sampai lupa modelnya.

Aku putuskan untuk membuka ponsel ditanganku. Mataku membulat terkejut saat melihat lock screen bukan menampakkan wallpaper club sepak bola favoritku. Aku memandang wallpaper diponselku –ah maksudku ponsel seseorang yang rasanya sedikit tak asing dimataku. Aku mengingat-ingat kembali dimana aku menemukan ponsel ini? Atau kenapa ponsel ini berada padaku?

Ah ... aku meringis. Pantas saja aku merasa tak asing, ini adalah ponsel wanita dengan kain dikepalanya yang aku pinjam tadi siang. Aku menepuk kepalaku, kenapa aku bisa membawanya lari bersamaku? Wow bagus Zhang Yi kau sudah beralih profesi menjadi seorang pencuri, huh?

Pasti perempuan itu menganggapnya seorang penipu sekarang. Huh, yang benar saja?! Aku tidak sengaja membawanya karena panik. Kalau saja para gadis-gadis gila itu tidak mengejarku ponsel ini pasti kembali padanya.

Aku menghela nafas. Sekarang, bagaimana aku mengembalikan ponsel ini? Aku tentu saja tidak tahu ia tinggal dimana. Jangankan itu, namanya saja aku tak tahu. Aku kembali memutar otak, aku tidak suka dianggap pencuri, bagaimana kalau orang-orang mengetahuinya dan juga menganggapku sebagai penipu juga?  Hell. Sudah pasti hancur reputasiku.

Tunggu. Bukankah ponsel ini tidak menggunakan password? Siapa tau ada informasi tentang wanita itu bukan? Aku tersenyum puas lalu membuka ponsel itu kembali dan mencari-cari siapa tahu ada informasi tentang perempuan dengan kain menutup kepalanya itu. Aku hanya menggeser-geser home screen. Bahasa di ponsel ini memakai Bahasa Indonesia, untungnya aku sedikit bisa berbahasa Indonesia walaupun harus membacanya dengan pelan-pelan karena lidahku tidak bisa terlalu cepat membaca bahasa yang satu ini.

Aku bukan hanya seorang model dan mahasiswa yang biasa-biasa saja tapi aku juga seorang asisten dosen kelas bahasa. Karena hanya aku saja mahasiswa yang sedikitnya bisa menguasai beberapa bahasa asing, salah satunya tentu bahasa Indonesia. Bukan hanya itu, nilai IPK ku nyaris sempurna. Luar biasa bukan? Aku terkenal dengan sebutan mahasiswa yang berbakat.

Dan yang terpenting, aku tidak perlu susah-payah mencari wanita. Hei, para wanita itu sendiri yang mendekatiku dan lagi, kalau aku tertarik dengan seorang wanita, aku tak perlu bersusah-payah untuk mendekatinya, cukup aku melemparkan senyumanku, esoknya dia sendiri yang melemparkan dirinya untukku. Menyenangkan bukan?

Aku membaca informasi ponsel ditangaku. Park Tower Apartment, Hangangno-dong, Yongsan-gu, Seoul, Korean Selatan? Berarti wanita yang mengenakan kain tadi satu apartemen denganku? Akhirnya aku tidak perlu bersusah-payah mengelilingi Korea. Tapi dia tinggal dikamar nomor berapa dan lantai keberapa? Di ponselnya tidak ada informasi lagi, sepertinya aku harus bertanya pada resepsionis besok.

Aku menatap lekat wallpaper diponsel itu yang menunjukkan wajah sang pemilik ponsel yang tengah tersenyum. Ah ... kalau dilihat-lihat wanita ini cantik juga meskipun dengan kain dikepalanya yang menjulur lebar dan ditambah lagi melihat senyuman manisnya, entah kenapa ada perasaan aneh pada diriku. Seperti ada yang berbeda pada dirinya, aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya. Aku penasaran isi album di ponselnya, akhirnya aku putuskan untuk melihat-lihat sedikit. Tidak sopan memang, tapi karena sekarang ponsel ini ada pada diriku jadi tidak apa-apa. Saat aku buka isi dari galerinya kebanyakan kata-kata dengan bahasa Indonesia dan tulisan Arab.

Ah ... aku mengerti sekarang, kenapa wanita itu menutup kepalanya dengan kain, tenyata dia seorang muslim. Dia islam? Hm aku tidak terlalu suka dengan agama itu. Islam itu terlalu mengekang dan selalu membuat kerusuhan, dan aksi terror yang dilakukan oleh mereka sudah sering aku lihat di media berita.

Untukku sendiri, aku tidak terlalu percaya akan adanya Tuhan. Tuhan hanya halusinasi menurutku, mungkin mereka sedang terpuruk lalu berkhayal akan adanya Tuhan. Setidaknya itu yang aku pikirkan, aku tidak menemukan bukti jika Tuhan itu ada. Lagipun aku bisa hidup tanpa adanya Tuhan, selama ini aku selalu mendapatkan apapun dengan usahaku sendiri, tidak ada campur tangan dari Tuhan bahkan berdoa pun aku tidak pernah.

Aku menutup ponsel ditanganku, bisa gila aku kalau terus-menerus melihat wajahnya. Dia cantik, dan aku mengakuinya. Kapan aku bisa bertemu dia? Ah aku tidak sabar. Siapa kiranya nama gadis ini? Aku membuka ponselnya kembali, lalu mengutak-atik untuk mencari tahu siapa nama pemilik ponsel ini.
Hayfa Luthfiana

Nama yang bagus. Sepertinya artinya cantik seperti wajahnya. Ah kenapa wajah gadis ini terlalu memabukkan? Aku bahkan lupa untuk membeli makanan. Benar-benar tidak bisa dimengerti. Aku memutuskan memesan ramen yang dekat dengan apartemen ini, aku sudah malas untuk memesan burger.

***

Aku menatap gadis-gadis di depanku yang tengah menari kesana-kemari. Malam ini aku berada disebuah klub terkenal di Seoul. Aku datang kesini untuk menjernihkan pikiranku karena sedari kemarin gadis dengan penutup kepalanya memenuhi kepalaku, aku tidak bisa menghilangkan wajah cantiknya. Ah sungguh!

Seorang wanita mendekat kearahku. Aku menatapnya, menilai dari atas sampai bawah, tidak terlalu buruk, kita lihat apa yang diinginkan wanita ini.

"Kau Zhang Yi kan?" tanyanya. Aku tersenyum menggoda.

"Menurutmu? Apa ada Zhang Yi lain yang setampan diriku?" Gadis itu menggeleng lalu memekik tertahan. Ah aku rasa dia tergila-gila padaku. Aku menyeringai. "Kau ingin apa?" tanyaku dengan nada menggoda.

"Aku ingin menjadi pacarmu," ucapnya terus terang dengan wajah memerah. Aku tersenyum, sudah ku duga dia akan mengatakan itu.

"Kau tahu kan kalau aku mempunyai banyak wanita?" Pancingku dan wanita itu menatapku serius.

"Tidak masalah. Mau jadi wanitamu yang keberapapun aku rela, asalkan aku menjadi pacarmu," ucapnya. Oke, aku mulai tersenyum sekarang.

"Oke kau diterima," jawabku. Wanita itu terlihat bahagia dan langsung memeluk tanganku. Bagus aku mendapatkan hiburan baru malam ini. Malam ini aku habiskan bersama wanita ini, entah aku tidak tahu siapa nama wanita ini yang jelas dia begitu menarik.

TBC

Catatan:
¹ Sasaeng fans:  Sebutan untuk penggemar yang sangat obsesif untuk mengetahui kehidupan pribadi idolanya.

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang