HARI ini aku berencana berkunjung ke rumah Nara setelah mati-matian gadis itu membujukku untuk bermain dan menginap disana. Gadis itu berencana untuk masuk islam tapi keluarganya masih melarangnya, jadi dia berfikir untuk mengikuti cara Rasulullah melalui diriku.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam: 'Nabi memiliki pelayan seorang pemuda Yahudi. Suatu saat pemuda itu jatuh sakit. Nabi pun menjenguknya dan duduk di dekat kepala pemuda Yahudi itu. Nabi pun menawarkan pemuda Yahudi tersebut masuk Islam. Lalu pemuda Yahudi itu menatap wajah bapaknya seraya meminta izin. “Silakan kamu mengikuti ajaran Abul Qasim, (Muhammad) (ayah rela kamu masuk Islam),” jawab ayah pemuda Yahudi itu kepadanya. Nabi pun keluar seraya berdoa, “Alhamdulillah, semoga dia (pemuda Yahudi) diselamatkan dari api neraka.” (HR. Bukhari).
Dari hadits itu kita bisa mengetahui karena sifat kelemah-lembutan yang dimiliki Rasulullah, pemuda ini rela masuk islam dan orang tuanya pun ridho, tidak mempermasalahkan karena sudah merasakan bagaimana sikap dan sifat Rasulullah.
Dan Nara ingin mencoba mempraktekkannya. Sebenarnya aku tidak ingin dan aku tidak begitu yakin, aku tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Aku juga masih belajar, aku juga masih berusaha mencontoh Rasulullah. Mau bagaimana pun aku tetap manusia biasa tidak mungkin bisa menyamai Rasulullah. Sifatku tidak selembut itu.
Tapi berhubung gadis itu menangis dan mengatakan sudah lama ingin memeluk islam dan ingin merasakan sholat dan membaca Al-Qur'an. Aku sempat terharu, gadis itu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membujuk keluarganya agar mengizinkannya tapi tidak bisa, ia sempat mau menyerah tapi Allahu Akbar, Allah menguatkan hatinya.
Aku berjalan menuju halte bus, rumah Nara di Dongjak-Gu. Mungkin sekitar 20 menit akan sampai kesana. Aku sudah membawa empat gamis dan mukena untuk menginap di rumah gadis itu didalam ranselku. Dan aku juga membawa beberapa masakan Indonesia untuk keluarga Nara, aku memasaknya setelah sholat subuh agar tidak terlalu dingin nantinya, semoga saja keluarga Nara menyukainya.
***
"Assalamu'alaikum," salamku. Saat aku sampai dirumah Nara. Benar kan ini rumah Nara? Rumahnya persis yang seperti Nara kirimkan tapi aku juga sedikit takut salah.
"Wa'alaikumussalam," sahut pelan seseorang dari dalam. Alhamdulillah, dari suaranya pasti sudah Nara, gadis itu akan selalu bersemangat jika berhubungan dengan islam.
Nara memelukku dan aku membalasnya seraya tersenyum. "Akhirnya kau sampai juga. Keluargaku ada didalam, Kajja!¹ " Ucapnya lalu menarikku masuk kedalam.
Saat memasuki kehalaman depan rumah Nara, aku disambut dengan pemandangan yang begitu hijau dan aku tidak henti-hentinya melafalkan kalimat memuji Allah berapa kali. Rumah Nara tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, desainnya elegan ditambah dengan halaman asri yang penuh dengan bunga sisi-sisinya.
"Masya Allah. Rumahmu menyejukkan mataku, Nara-ya. Kurasa aku akan sangat betah berada disini," ucapku.
"Terima kasih. Tapi ini masih tidak ada apa-apanya dibandingkan apartemen besarmu," jawabnya.
Aku hanya mengangguk memang ini tidak ada apa-apanya dibandingkan apartemen milikku, tapi jika aku disuruh memilih tinggal di apartemen dan rumah ini, tanpa ragu aku akan memilih tinggal dirumah asri ini.
Nara terus menarikku sampai diruang tengah kami berhenti. "Eomma, Appa², Halmeoni³, Oppa!" panggil gadis itu.
Semua orang yang dipanggil oleh Nara menoleh lalu menatapku bingung. "Sayang, siapa dia? Temanmu kah?" tanya wanita yang sudah lanjut usia, sudah pasti dia adalah nenek dari Nara.
"Ne, Halmeoni. Perkenalkan ini Hayfa temanku yang aku ceritakan kemarin, dia akan menginap dirumah ini," jelasnya.
Wanita paruh baya itu hanya mengangguk dan tersenyum kearah Nara lalu menatapku dengan senyumannya, aku pun membalas senyuman nenek Nara.
![](https://img.wattpad.com/cover/217722413-288-k914278.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Islammu Maharku (Sudah Terbit)
SpiritualVersi Revisi ada dibuku **** "Aku mencintaimu, tapi kenapa kau menolakku? Aku tampan, pintar, populer dan aku bisa melakukan apa pun dengan mudah. Apa yang kurang dariku?" -Zhang Yi "Kau sangat tampan. Wanita mana pun jika dijadikan kekasih olehmu m...