26. Memaafkan (Hayfa)

5K 793 11
                                    

AKU membuka mataku dan seluruh badanku terasa remuk. Melihat keadaanku sekarang aku bersyukur, setidaknya Allah masih memberiku kesempatan untuk terus hidup.

"Akhirnya kau sadar juga." Aku menoleh ke sumber suara, disana sudah ada Zhang Yi dan seorang pria entah siapa namanya, tapi melihat wajahnya, bukankah dia pria yang pernah Zhang Yi pukul? Sedang apa mereka? Tunggu ... kenapa ada mereka berdua disini? Dimana aku? Aku memeriksa penampilanku yang sudah memakai baju lengan panjang khas rumah sakit dan untungnya ciputku yang menutupi kepala sampai leherku tidak terlepas dari kepalaku.

"Kau berada di rumah sakit." Aku mengangguk lalu menatap ke langit-langit, samar-samar aku ingat Nara menemaniku saat akan dibawa ke rumah sakit. Aku bahkan masih mengingat yang menolongku adalah Zhang Yi, aku juga sedikit mendengar ucapannya. Wajahku saat ini bahkan sudah memanas, aku bahkan ingat jika aku sempat berada di dekapannya.

Aku menggelengkan kepalaku lalu melihat kearah Zhang Yi dan temannya itu,

"Sunbae, dimana Nara?"

"Nara? Nara sedang menunggu teman-temanmu yang lain."

"Ah ...," lirihku lalu mengangguk. Tiba-tiba aku teringat dengan Xuanyi, bagaimana keadaan gadis itu? Aku harap dia tidak apa-apa setelah perbuatannya padaku saat itu ketahuan oleh Zhang Yi.

"Bagaimana dengan Xuanyi?" tanyaku kemudian.

Zhang Yi menatapku tajam, bahkan temannya pun sampai menatapku. "Kenapa kau menanyakan wanita gila itu? Kau lupa kau seperti ini karena siapa?"

Aku memaksakan bibirku untuk tersenyum walau sebenarnya masih sakit. "Aku tahu, tapi bagaimana kondisinya sekarang? Apa dia baik-baik saja? Sunbae, tolong jangan membencinya."

Zhang Yi mendengus. "Aku tidak membencinya tapi dia sendiri yang melempar dirinya untuk dibenci."

Aku menatap bingung Zhang Yi. Apa maksud pria itu? Seakan menyadari ekspresiku, pria disamping Zhang Yi membuka suaranya.

"Hayfa-ssi, kejadian Xuanyi melakukan perundungan padamu sudah menyebar di media sosial, bahkan sekarang sudah menjadi tranding topic di beberapa sosial media. Cepat atau lambat Xuanyi akan tersakiti secara spikis tentunya," jelasnya.

Aku terdiam. Pikiranku terpusat kepada kondisi Xuanyi saat ini jika gadis itu melihat komentar-komentar jahat kepada dirinya, bagaimana? Yang aku tahu, komentar-komentar jahat yang dilontarkan netizen saat ini lebih bahaya dari pada menyakiti fisik secara langsung. Aku takut mental gadis itu akan terganggu, apalagi netizen di Korea Selatan katanya lebih menyeramkan. Tak jarang idol-idol yang mendapat komentar seperti itu memilih untuk mengakhiri hidupnya karena begitu tertekan dengan kata-katanya.

Sebagai seorang muslim tentu saja aku tidak akan merasa senang. Belajar dari Nabi Muhammad shalallahu'alaihiwasallam. yang tidak pernah marah atau bahkan dendam balik kepada orang yang telah berlaku kejam kepada beliau, bahkan beliau selalu bersikap baik dan mendoakan orang itu. Seperti kisah penuh hikmah ini,

Suatu ketika Abu Jahal menyewa seorang Yahudi untuk menyakiti Nabi Muhammad Shalallhu 'alaihi wassalam. Guna menjalankan usahanya, orang Yahudi itu berdiri menunggu di lorong yang biasa dilewati Rasulullah untuk menuju Ka'bah.

Di saat Rasulullah lewat, orang Yahudi itu memanggil. Beliau pun menengok, karena beliau tidak pernah mengecewakan siapa pun yang memanggilnya. Saat itulah si Yahudi meludahi wajah Rasulullah Shalallhu 'alaihi wassalam. Meski mendapat perlakuan demikian, Rasulullah tak marah atau membalas si Yahudi.

Besoknya, Rasulullah kembali berjalan di tempat yang sama. Beliau pun kembali dipanggil dan diludahi seperti sebelumnya. Demikianlah kejadian itu terus berulang selama beberapa hari. Hingga pada satu hari Nabi tak mendapati lagi si Yahudi yang meludahinya selama ini. Nabi pun bertanya ke beberapa orang, "Ke mana gerangan orang yang selalu meludahiku?"

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang