23. Problems (Hayfa)

5.4K 898 6
                                    

AKU menatap penampilan acak-acakanku dikaca wastafel. Saat ini aku berada di toilet siswi yang sedang rusak. Aku menghela nafas lalu meringis sakit. Mata dan pipiku panas, rambutku masih terasa sakit, tubuhku sedikit menggigil dan sekujur tubuhku benar-benar terasa remuk. Bayangan tentang kejadian tadi terputar kembali dipikiranku.

Aku berjalan menuju kelas Lee Sangjang-nim, sedikit terburu-buru karena tadi aku ketinggalan bus jadi terpaksa aku menggunakan jasa kereta bawah tanah. Saat melewati lorong yang sedikit sepi, tanganku ditarik oleh seseorang, aku ingin berteriak tetapi pipiku terasa panas karena sebuah tamparan membuatku hanya bisa meringis dan memegang pipi kananku yang memanas.

Situasi saat ini terasa deja vu, aku menatap terkejut kepada pemilik tangan. Bukan, bukan hanya gadis itu yang berada dihadapanku tapi ada sekitar enam orang tengah mengelilingiku.

"Huh? Kau bilang tidak ada hubungan ya? Cih munafik. Kalian bahkan sudah memiliki anak," sinis Xuanyi.

Ya orang yang menamparku sama persis seperti hari itu, Xuanyi. Bedanya sekarang gadis itu bersama ke-enam temannya.

"T-Tidak. Tolong dengarkan aku, itu tidak seperti yang kau lihat," ucapku buru-buru.

"Apa yang akan kau jelaskan? Bagaimana caranya mendapatkan Zhang Yi sunbae dengan kotor, huh?" Aku menggelengkan kepalaku.

Xuanyi dan ke-enam temannya menatapku dengan sinis, nafasku sedikit tercekat. Lalu aku menjelaskan semuanya kepada Xuanyi. Menjelaskan siapa sebenarnya Juno dan kenapa Zhang Yi selalu menggangguku. Aku juga menjelaskan alasan kenapa aku terpaksa mengikuti kemauan Zhang Yi kemarin saat bertemu Xuanyi.

Xuanyi hanya mengangkat sebelah alisnya saat aku sudah selesai menjelaskan semuanya, gadis itu menatap teman-temannya dan dibalas dengan anggukan serempak. Xuanyi terkekeh sinis. "Kau pikir aku akan percaya? Tidak mungkin seorang Zhang Yi yang begitu mengejarmu. Kau pintar juga mengarang cerita," ucapnya dengan senyum dingin.

"Kalian ber-enam sudah tau apa tugas kalian kan?" Ke-enamnya langsung menganggukkan kepala dan tersenyum senang. Firasatku mengatakan ini tidak baik, aku ingin mengatakan bahwa yang aku ceritakan memang benar tapi Xuanyi sudah menyuruh teman-temannya memegang kedua tanganku. Aku hanya bisa meronta dan menangis saat dengan kejamnya mereka menyiramku dengan air yang penuh es batu. Aku meneriakkan kebenaran yang sebenarnya tapi aku malah mendapatkan tamparan berkali-kali. Kakiku ditendang sehingga membuatku tersungkur kelantai.

Saat aku ingin berdiri tubuhku kembali ditendang bukan hanya satu-dua tendangan tapi berkali-kali sampai aku harus melindungin kepalaku agar tidak terkena tendangan. Terdengar tawa, umpatan dan cacian yang mereka lempar kepadaku. Aku hanya bisa merengkuh tubuhku dan menangis sakit. Yang bisa aku lakukan hanya meminta tolong kepada Allah agar aku diselamatkan dari mereka semua.

Tas punggungku ditarik oleh salah seorang diantara mereka, aku tidak bisa apa-apa, aku hanya menatap orang itu yang memberikan tasku pada Xuanyi.

"Berhenti!" Mereka yang menendang dan menginjakku berhenti setelah mendengar intrupsi dari Xuanyi. Aku sedikit bernafas lega.

"Buat dia berdiri!" Gadis dengan tubuh sedikit gempal menarik hijabku sampai rambutku pun merasakan sakit. Aku meringis dan memejamkan mataku, air mataku masih terus keluar. Dalam hati aku tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah.

"Kau lihat apa ini?" Aku membuka sedikit mataku, ponsel lamaku berada ditangan Xuanyi, aku hanya mengangguk dengan susah.

Xuanyi menunjukkan seringainya padaku lalu melempar ponselku sampai terpisah menjadi tiga bagian. Mataku terbelalak. P-Ponsel itu pemberian ummiku .... Aku ingin marah, ponsel itu masih banyak kenangan berhargaku bersama ummi dan terkadang aku membukanya untuk mengobati rasa rinduku, tapi sekarang ... hancur tak tersisa.

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang