45. A Moment (Hayfa)

4.7K 757 57
                                    

"KAK, jalan yuk! Ga pengap apa di apartemen mulu?" ucap adikku, Hafidz.

"Iya nih, Fa. Ajak jalan lagi dong, lumayan banyak cewek-cewek mulus," tambah Kak Hamish.

"Tante dengar kan? Pukul dong itu Kak Hamish, ngomongnya yaaaa...," ucapku gemas.

"Hamish!" gertak Tanteku penuh penekanan dan dibalas cengiran khas oleh Kak Hamish. "Maaf atuh Ma, bercanda doang Hamish."

"Apanya yang bercanda! Kemarin juga pas jalan, bang Hamish malah liatin cewek-cewek," celetuk Hafidz.

"Heh sembarangan! Enggak Ma, jangan dengerin si Hafidz." Dan akhirnya terjadi perdebatan antara mereka.

Tanteku hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka berdua, sedangkan aku hanya menghela nafas dan tersenyum kecil.

Aku rindu sekali dengan suasana seperti ini selama beberapa tahun aku tidak memiliki waktu untuk pulang ke Indonesia untuk sekedar melihat kondisi keluargaku bahkan bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pun aku hanya bisa merayakan lewat media sosial. Tapi akhirnya hari ini tiba juga, berkumpul dengan keluarga adalah hal yang sangat luar biasa untukku yang selama ini jauh dari mereka. Karena besok adalah acara kelulusanku jadi semua, Abi, Tante, Kak Hamish dan Hafidz datang seminggu yang lalu bertepatan setelah aku bertemu Zhang Yi untuk menyaksikan hari yang aku tunggu-tunggu ini.

"Astaghfirullahaladzim. Kalian bertengkar kenapa lagi sih?" Suara lembut Abi-ku yang datang dari arah balkon terdengar.

"Tau nih, bi. Bang Hamish ga mau ngaku."

"Apaan, ngga bi. Emang Hafidz-nya aja yang cari gara-gara duluan."

"Hamish, Hafidz... Kalian udah tua juga masih aja kayak anak kecil. Abi hukum push up 500 kali mau?" Ancam Abiku.

"Dengan senang hati, Hafidz menolak, Bi." Senyum Hafidz.

"Hamish sibuk mau jalan sama Hayfa, Bi."

"Nah iya, Bi. Kita mo jalan, tadi Kak Hayfa ngajak beli es krim."

Aku melirik malas kearah mereka berdua. "Ih kapan coba? Ngga ya, aku capek. Dari kemarin-kemarin jalan mulu."

"Ayolah, kak."

"Iya nih, Fa. Ga kasian apa sama gue, orang kampung nih baru tau ke Korea."

Aku menatap mereka seraya beristighfar dalam hati. Padahal mereka sudah jalan-jalan sejak mereka sampai kesini. Sebenarnya aku sangat lelah ditambah lagi besok adalah acara kelulusan ku, jika aku pingsan saat acara itu karena kelelahan itu tidak akan lucu.

"Yaudah deh, Fa. Temenin mereka sana," ucap Abi.

"Sekalian tante minta dibeliin bahan buat bikin tteoppoki¹ ya."

"Abi, tante~," rengekku. Ah aku benar-benar malas sekarang.

"Sana kalian siap-siap," ucap Abi kepada Kak Hamish dan Hafidz. "Kamu juga Hayfa, kasihan adik sama kakak kamu."

Aku menghela nafas dan beristighfar dalam hati, "Iya Abi," ucapku sedikit cemberut lalu berjalan untuk mengambil dompet dan juga jaket.

"Hayfa," panggil Abi-ku, aku menoleh kearah beliau. "Kenapa, bi? Mau nitip juga?"

"Nggak. Nanti temui Abi, ya? Ada yang penting," jelas Abi membuatku menatap beliau sedikit kebingungan tapi aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

***

"Kak, gue main lagi ya. Bang Hamish, lagi ga?"

"Ga ah gue mau duduk bareng Hayfa saja."

"Yaudah ya, gue main dulu, bye."

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang