8. Sebuah Pelajaran (Zhang Yi)

7.4K 1K 7
                                    

AKU berjalan memasuki klub favoritku di distrik Gangnam, baru satu langkah sudah ada perempuan yang bergelayutan manja di lenganku disebelah kanan. Aku membiarkannya karena aku sudah terbiasa dengan perlakuan mereka yang seperti seseorang yang tengah kehausan. Bahkan diantara mereka ada yang terus mengaku sebagai kekasihku. Huh untung saja yang mengaku sebagai kekasihku wajah dan tubuhya sama seperti model dan idol, jadi setidaknya aku tidak masalah dengan pernyataan seperti itu oleh mereka. Mereka tidak akan membuatku malu.

Hei, jaman seperti sekarang penampilan sangatlah penting. Apalagi di Korea Selatan, yang memiliki wajah tampan dan cantik akan lebih mudah mendapatkan kepopuleran. Kenapa idol korea banyak sekali yang menyukainya? Tentu saja salah satunya adalah wajah tampan dan cantik mereka. Dan Korea juga terkenal karena ulzzang¹. Tentu saja aku termasuk salah satu ulzzang.

Biasanya orang yang penampilannya tidak sesuai dengan selera orang Korea, mereka akan menjadi objek perundungan paling empuk. Dulu waktu saat pertama kali menginjakkan kaki di Korea, aku memiliki teman angkatan yang mendapat perundungan hanya karena berpenampilan cupu dan tidak sesuai selera mereka. Maka dari itu tidak jarang banyak yang memilih merombak wajah mereka agar terlihat lebih menarik, biayanya tentu saja tidaklah sedikit. Orang Korea rela menghabiskan uangnya hanya untuk wajahnya. Perawatan dari dokter satu ke dokter lainnya dan membeli produk kecantikan paling mahal hanya untuk mendapatkan wajah yang mereka inginkan. Korea sangat kejam untuk mereka yang tidak memiliki wajah cantik atau tampan.

Tidak usah munafik. Bahkan mungkin tidak hanya negara Korea Selatan saja, mungkin banyak negara yang beranggapan seperti itu atau mungkin melakukan hal sama, menjaga penampilan dan mengubah penampilan menjadi 'lebih baik' katanya. Hei, kau membaca buku saja jika covernya tidak menarik tidak akan kau baca bukan? Mungkin banyak dari kalian yang beranggapan "Don't judge a book from its cover". Omong kosong! Kenyataannya kebanyakan orang akan melihat dan menilai penampilan mereka terlebih dahulu sebelum wataknya bukan? Itu sudah biasa dan sering terjadi sampai sekarangpun dan mungkin tidak akan pernah berubah.

Aku berjalan menuju sofa lalu mendaratkan bongkongku, saat ini sudah banyak wanita-wanita yang mengelilingiku.

"Zhang Yi Oppa~, kenapa kemarin kau tidak mengangkat telponku? Aku merindukanmu."

"Gege², kapan kau akan menemuiku lagi?"

"Zha Zha, aku mencintaimu~!!!"

"Kau benar-benar tampan, Gege. Aku selalu menyukainya!!!"

"Aku ingin menjadi kekasihmu, Oppa~"

"Hei, aku juga ingin!!!"

"Tidak! Aku sudah lebih dulu mengatakannya!!"

"Ya! Sudahlah Zhang Yi Gege hanya milikku!"

"WTH?! Zha Zha hanya untukku, as always."

"Mwo?!³ Kau?!-"

"Cukup!" seruku pelan dan dingin. Aku menatap datar wanita-wanita haus akan pria tampan didepanku. "Aku kesini bukan untuk mendengarkan ocehan kalian! Aku ingin menikmati malamku dengan tenang disini." Aku memijit pangkal hidungku. Ini sudah kesekian kalinya mereka bertengkar hanya untuk memperebutkanku.

Mendengarkan ocehan mereka ditambah dengan musik keras dari seorang DJ membuatku tambah pening saja. Aku menghela nafas, sepertinya aku sudah gagal untuk menikmati malam indahku kali ini. Aku berjalan menjauh dari para wanita-wanita itu, ini membuatku kesal. Aku mendengar mereka saling menyalahkan satu sama lain. Nah, teruslah bertengkar dan jangan mengikutiku!
Aku ingin pulang saja, jika tahu akan begini, lebih baik aku bersantai di balkon apartemenku, menikmati malam dengan bir ditanganku saja.

***

Aku memasuki lift dengan langkah santai. Ah sebenarnya aku masih merasa sangat lelah karena ocehan wanita-wanita tadi, uh mengingatnya membuat kupingku pengang saja.

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang