44. Kembali (Hayfa)

4.5K 747 36
                                    

EMPAT tahun kemudian

"Noona, apa maksud dari tiga simpul besar?" tanya Jiho.

Aku tersenyum kearah Jiho, sejak anak itu memutuskan untuk memeluk islam 2 bulan yang lalu, Jiho selalu ingin mencari tahu tentang islam sebanyak-banyaknya. Kurang lebih tiga tahun yang membuatku terkejut adalah Jiho yang tiba-tiba datang ke apartemenku dan anak itu menyatakan perasaannya padaku.

Awalnya aku diam terkejut, anak itu yang sudah beberapa bulan itu tidak terlihat malah tiba-tiba memintaku menjadi kekasihnya, aku tentu saja menolak selain karena alasan perbedaan diantara kami, Jiho juga sudah kuanggap sebagai adikku sendiri.

Saat aku menolaknya anak itu bahkan tidak ingin bertemu denganku, tapi setelah beberapa bulan aku membujuknya dan menjelaskan alasanku sebenarnya, akhirnya anak itu akhirnya kembali seperti dulu. Dan Jiho juga menjelaskan dirinya yang menghilang sejak terakhir kali kami bertemu saat anak itu meminta membuatkan kue dalam rangka membuatnya semangat ternyata untuk mempersiapkan ujian masuk universitas bahkan, karena Jiho fokus mengikuti banyak les untuk masuk ke Seoul National University dan selama itu pula dia harus tinggal dirumah orang tuanya agar lebih fokus.

Kenapa Jiho bisa memutuskan ingin masuk Islam? Sebenarnya dia mengatakan tertarik dengan islam semenjak pembahasan hijab dulu, ditambah lagi Jiho bilang jika dia suka mempelajari hal baru. Dan selama itu 2 tahun belakangan itu dia sering mencari tahu tentang islam baik padaku maupun sumber-sumber yang lain. Puncaknya satu tahun 4 bulan yang lalu.

Dia mengatakan bertemu dengan seorang wanita muslimah yang berkerja di mini market dekat sekolahnya, tempat biasa yang sering ia kunjungi jika sedang bosan. Jiho bilang wanita itu seumuran dengannya namun saat ia bertanya ternyata wanita itu menempuh pendidikan di Ehwa Womans University. Universitas khusus wanita terbesar di Korea.

"Namanya Nasha, nama yang cantik bukan?"  Saat mengatakan hal itu, mata Jiho bahkan berseri-seri seakan bisa melihat wanita itu tengah berdiri didepan anak itu.

Bahkan Jiho bilang jika wanita itu memiliki kesamaan denganku. "Dia baik, ramah, dan senang saat membahas islam, sama persis seperti Noona."

Aku menjelaskan jika semua muslim yang benar menjalankan agamanya memang memiliki kesamaan baik pria maupun wanita dalam hal sikap. Itu sudah kewajiban semua muslim untuk ramah kepada siapa saja yang ditemuinya meskipun seseorang itu adalah penjahat sekalipun, selama orang itu tidak membahayakan nyawa dan aqidah maka kami diwajibkan untuk berbuat baik.

Setelah itu 2 bulan kemudian dia memutuskan untuk memeluk islam dan mempelajari islam sepenuhnya. Meskipun awalnya aku tidak begitu yakin dan mengatakan jika memeluk islam karena manusia pasti akan sia-sia jika nanti harapannya tak sesuai dengan keinginannya.

Tapi jawaban jawaban Jiho setelahnya, "Aku sudah lama ingin memeluk islam, bukan karena Nasha saja."

Akhirnya aku pun membiarkannya, siapa yang menyangka jika Jiho sudah hafal 5 Juz Qur'an hanya dengan waktu 2 bulan bahkan kedua orang tuanya juga tidak menyangka akan secepat itu. Orang tua Jiho tidak tahu Jiho sudah mempelajari huruf Hijaiyah bahkan bahasa Arab selama beberapa tahun belakangan, bahkan aku pun terkejut saat mendengarnya.

Seperti yang dilihat, Jiho memang sudah mendapatkan dukungan dari keluarganya untuk memeluk islam, bahkan ibunya belajar bagaimana islam memasak makanan, hanya untuk Jiho bisa memakan makanan halal. Masya Allah.

"Noona?" panggil Jiho. Aku terkejut lalu menggelengkan kepalaku, aku terlalu sibuk memikirkan Jiho beberapa tahun belakangan ini sampai lupa untuk menjawab pertanyaannya.

"A-Ah mianhe, mianhe" Senyumku. "Nah, tiga simpul besar itu disebut dengan Aluqdatul Qubro. Pertanyaan pertama adalah Dari mana kita berasal?"
"Dari Allah," jawab Jiho.

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang