17. Peringatan (Hayfa)

6.2K 908 9
                                    

AKU menghela napas. Mata kuliah kali ini benar-benar menguras energiku. Teman-temanku sekarang sudah ada di kantin. Aku ingin menyusul mereka tapi rasanya berjalan pun tidak sanggup.

Saat aku melintasi lorong kamar mandi, aku ditarik oleh sebuah tangan. Aku ingin berteriak tetapi wajahku memanas karena sebuah tamparan yang dilayangkan kepadaku. Aku meringis seraya memegang pipiku yang memanas. Aku melihat ke arah orang yang menamparku.

Aku membelalakkan mata terkejut. Bukankah dia yang mendekati Zhang Yi kemarin? Kenapa dia malah menamparku? Seakan mengerti raut wajahku, gadis itu kembali menampar wajahku, kali ini lebih keras. Aku meringis menahan sakit, sudut mataku sudah mengeluarkan sedikit air mata.

"Ya! Kau! Berani-beraninya kau?!" bentaknya.

Yang kudengar dari Nara dan Haru kemarin, Xuanyi adalah member dari grub idol Comic Girl. Selain itu dia juga anak dari pemilik perusahaan game terkenal di Asia, Epic Mobile. Dia baru masuk kuliah tahun ini, artinya kami satu angkatan. Xuanyi juga mengambil jurusan bisnis internasional, satu prodi dengan Zhang Yi.

Tapi yang membuatku tak habis pikir, kenapa dia malah menamparku? Aku tidak pernah menyinggungnya. Lalu apa? Aku menatapnya penuh tanya.

"Ya! Kau ternyata cukup berani, Hayfa-ssi," ucapnya. Dia tahu namaku?

"M-Maaf, apa yang salah denganku? Kenapa kau menamparku?" tanyaku dengan hati-hati.

Aku tidak mungkin membalasnya. Bagaimana pun aku masih seorang muslim, aku harus mencerminkan kepribadian islam dengan baik. Lagipun aku tidak tahu akar permasalahannya.

Dia berdecih. "Kau pura-pura bodoh atau kau memang bodoh?" tanya gadis itu dengan tatapan mencemooh padaku. Aku masih menatapnya penuh kebingungan, tanpa aba-aba Xuanyi langsung menarik kuat hijab bagian belakangku sampai aku harus mendongak untuk menatapnya. Aku meringis sakit karena rambutku ikut ditarik kuat oleh Xuanyi.

"Kau sudah merebut Zhang Yi sunbae-nim!" bentaknya. Ia semakin menarik kuat menarik hijab belakangku.

Aku bingung sejak kapan aku merebut Zhang Yi? Aku tidak ada hubungan apapun dengan pria itu. Hanya sebatas hubungan antar tetangga dan sunbae-hobae. Sebentar. Apa Xuanyi kekasih dari Zhang Yi mengingat bahwa itu memiliki banyak kekasih bukan tidak mungkin bukan? Tapi jika dia kekasih dari Zhang Yi kenapa pria itu malah berlaku kasar pada gadis itu kemarin?

"A-Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Zhang Yi sunb—Astagfirullah!" Hijabku semakin ditarik kuat oleh Xuanyi dan ini benar-benar sangat sakit. Ujung mataku juga sudah mengalir.

"Bohong! Kau pikir aku tak tahu, dasar geolle nyon¹?!" ucapnya sinis.

"S-Sakit," ringisku. Xuanyi menghempas cengkramannya pada hijabku, membuatku hampir saja terjatuh kesamping jika tidak cepat-cepat menahannya.

"Lihat! Kau masih saja tidak ingin mengaku?!" sinisnya lalu memberikan ponselnya kepadaku.

Aku menerimanya dengan pelan. Saat melihat foto yang terpampang pada ponselnya mataku terbelalak, terkejut melihatnya. I-Ini ... ini aku dan Zhang Yi kemarin bukan? K-Kenapa dia bisa memilikinya? Perpustakaan kemarin memang sedikit sepi tapi aku tidak merasa ada orang yang memperhatikan kami? Posisi Zhang Yi dan aku sedikit ambigu, disini Zhang Yi terlihat seperti akan menciumku, padahal tidak sama sekali.

"Lihat! Kau masih ingin mengelak setelah melihatnya?!" Xuanyi menatapku tajam. Aku hanya terdiam dan menunduk. Kenapa jadi begini?

"T-Tapi itu tidak sepert—"

"Cih. Munafik," potongnya dan itu sukses membuatku membatu menatapnya. Dadaku rasanya sakit, hatiku rasanya tertampar mendengar ucapannya. Aku t-tidak munafik? Tapi benarkah? Seakan belum puas membuatku tertampar oleh ucapannya, gadis itu kembali membuat jantung berdetak lebih cepat.

Islammu Maharku (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang