🎵 Naif-Jikalau
"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?"
Ara menghela napas sebelum mulai menjawab pertanyaan Putra
"Ini berat buat aku, dan aku tau kamu juga ga bisa nerima semua ini. Tapi--
Ara kembali terisak sambil menunduk, lagi lagi ia menghapus air matanya.
"Tapi kenapa Ra? kamu udah ga sayang sama aku? kamu udah bosen sama aku?" Putra memberikan pertanyaan yang ia sendiri bisa menjawabnya.
"Aku ... sayang sama kamu" jawab Ara dengan suara tercekat
"Terus kenapa?"
"Justru karna aku sayang sama kamu. Aku gak mau hubungan haram kita semakin jauh. Aku sayang sama kamu, tapi aku lebih mencintai orang tua aku, aku gamau mereka tersiksa karna aku pacaran. Please dengerin aku kak"
"Lanjutin, aku butuh lebih banyak penjelasan"
"Aku ga mau orang tua aku dan orang tua kamu tersiksa kak. Aku ga bisa egois, dosa aku udah banyak ditambah status ini. Aku gamau kita terjebak dalam hubungan ini kak. Please ngertiin aku, aku udah banyak bohongin ayah aku kak. Sakit rasanya ngeliat ayah sama ibu aku doain yang terbaik buat aku, tapi aku malah kayak gini"
"Tapi kita masih bisa berteman kan?"
"Iya. Tapi tetap ada batasannya" jawab Ara sambil mengusap air matanya berusaha kembali tersenyum
"Padahal aku berharap kamu mau nemenin aku berjuang, sama-sama mendaki dan bahagia bersama saat dipuncak nanti, tapi gapapa. Aku harap kamu komitmen sama aku. Tetap jaga perasaan kamu buat aku. Aku bakal buktiin ke kamu, aku bakal datang ke rumah kamu saat aku sukses nanti"
"Makasih udah mau ngertiin aku, aku beruntung bisa kenal sama kamu. Dan ingat satu hal. Aku bakal tetap nemenin kamu berjuang, aku bakal minta sama Tuhan supaya semua yang kamu impikan tercapai, aku bakal ngawal kamu dalam do'a ku" jelas Ara meyakinkan
"Jaga hati kamu buat aku ya Ra. Tunggu aku jadi seperti yang kamu doakan. Tunggu cita-cita ku tercapai dan bisa lamar kamu. Tunggu aku sampai kamu ga punya alasan lagi buat tetap nunggu, dan kamu berhak nerima laki laki lain yang menurut kamu pantas buat dampingin kamu." Pinta Putra
"Iyaa. Aku bakal nunggu kamu, doain kamu sampai aku kehilangan alasan untuk tetap berharap sama Tuhan."
"Aku bakal berusaha supaya kamu ga perlu lama lama nunggu"
"Iyaa. Semangat! Capai cita-citanya. Aku mau liat kamu bahagia pakai seragam impian kamu, meski bukan aku yang dampingin kamu"
"Oke. Semangat juga ibu guru. Aku mau liat kamu berhasil mendidik putra putri bangsa, dan bahagia meski bukan aku teman mengabdi mu" ucap Putra yang langsung dibalas anggukan mantap.
"Kita pisah sekarang?" Tanya Putra dan kembali mendapat anggukan
"Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah" kata Putra lagi
"Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya kak. Aku harus pulang, babay mantan" ucap Ara sambil tersenyum
"Yoi mantan, tiati di jalan. Jangan lupa senyum"
"Iyaa" balas Ara berbalik badan dan sedikit berteriak.
Ada perasaan sedih di hati Ara, namun ia bahagia karna sudah melepaskan diri dan orang tersayangnya dari kubangan mematikan bernama PACARAN.
Mungkin akan ada yang orang-orang yang tidak mengerti kisahnya dan mengatakan bahwa Ara adalah manusia yang tak berperasaan karna melepaskan seseorang yang tulus.
Tapi Ara tau dia telah mengambil keputusan yang tepat yaitu, melepaskan yang haram untuk membahagiakan yang halal.
Karna percuma saja pacaran lama, jika bukan namanya yang tertulis di kartu undangan nanti.
Ara berharap setelah ini ia bisa menjadi wanita yang lebih baik, untuk saat ini Ara hanya akan fokus pada hijrahnya. Menjadi muslimah yang baik seutuhnya.
Harapannya kini adalah, bisa memperbaiki kesalahannya, berusaha menjadi lebih baik dan memantaskan diri untuk laki laki yang akan membersamainya kelak.
'Terima kasih Ya Robb karna sudah memberikan hidayah kepada ku dan Putra' batin Ara.
Setelah ini ia akan menceritakan semua kepada ibunya, dan akan meminta maaf pada ayah juga ibunya.°°°°
Alhamdulillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...