💙 Pilihan Sulit 💙

559 29 1
                                    

"Kak?" panggil Ara lemah

"Saya bukan kakakmu!" Ara tertunduk lemas, air matanya kembali jatuh

"Lebih baik kamu keluar! Biarkan saya sendiri"

"Kak, Kakak gak ingat sama aku?" kata Ara masih terus mencoba.

"Ingat? memangnya saya pernah mengenalmu?" Putra menaikkan sebelah alisnya.

Satu likuid bening jatuh dari tempatnya ....

"Mana orangtua saya? kenapa lama sekali?" tanya Putra masih mempertahankan sikap dinginnya.

"Kak, kak Putra ingat aku kan? Kakak gak mungkin lupa sama aku kan?" suaranya parau, jelas sekali ia sedang menahan isakan.

"Sudah saya bilang, saya tidak mengenalmu! Kenapa kamu terus memaksa?!" nada bicaranya meninggi memperpanjang luka sayatan di hati Ara.

Gadis itu mulai terisak, bagaimana bisa calon suami melupakan calon istrinya sendiri?

"Zahra, kenapa? Angga sudah sadar kan?" Ara mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu memilih duduk di luar dan menenangkan hatinya.

Terdengar kalimat-kalimat pujian sebagai bentuk rasa syukur karna pasien yang sedang dirawat di kamar itu telah sadar.

"Zahra, sini masuk, Nak. Bicara dengan Angga" panggil Ratna

"Kamu pasti ingin bicara banyak kan sama Calon suamimu? Ayok masuk calon mantu Om yang paling cantik" Arsen ikut menggoda Ara.

"Calon istri, Pah?" Arsen mengangguk

"Angga gak kenal sama dia, gimana bisa jadi calon istri?"

"Angga, jangan bercanda kamu! Dia Zahra, calon menantu kesayangan Mamah" Ratna menarik tangan Ara untuk memasuki ruangan itu

"Enggak, Mah. Angga serius, Angga gak pernah kenal sama dia"

Mata Ara kembali berair ketika mendengar kalimat penegasan yang meluncur dari bibir pria itu. Kalimat yang menjelaskan bahwa ia dan Putra tidak pernah mengenal satu sama lain.

Arsen memanggil dokter lalu mengajak Ratna dan Ara untuk keluar.

"Angga mengalami amnesia. Dia tidak mengingat kejadian dua tahun terakhir"

"Astagfirullah"

"Mah?" Ara semakin terisak, kenapa ini terjadi padanya. Ratna mendekap calon menantunya mencoba menenangkan

"Kamu harus tetap temani Angga ya, mungkin dengan itu dia bisa mengingatmu" Ara mengangguk dalam tangisnya.

Mereka kembali memasuki ruang inap Putra, mencoba memberikan pria itu gambaran-gambaran tentang kejadian yang dia alami dua tahun terakhir.

"Kak ...." lirih Ara sementara Putra hanya terus menatap ke depan tak berniat sama sekali menjawab panggilan gadis di sebelahnya.

"Angga, lihat calon istrimu!" titah Ratna

"Enggak, Mah. Dia bukan calon istri Angga"

"Hei kau! Lebih baik kamu keluar sekarang! Saya tidak mengenalmu!" katanya tegas dan sedikit ... membentak.

"Angga! Jangan bentak Zahra seperti itu!"

"Dia itu calon mantu kesayangan Papah, Angga!"

"Zahra?" Putra menyebutkan nama itu, mencoba mengecap satu-persatu huruf yang terasa asing.

"Iya, Zahra Shakila Ramadhani" kata Ara menyebutkan nama lengkapnya

"Baiklah, nona Zahra shakila ramadhani. Berhenti bersandiwara di depan saya dan jangan berusaha berlindung di balik ke dua orangtua saya!"

"Kak Putra, ini aku Ara"

"Jangan panggil saya dengan nama Putra! Hanya ada satu orang yang boleh memanggil saya dengan nama itu!"

"Siapa? siapa orang itu?" tanya Ara menantang

"Orang itu ...," Putra mencoba mengingat sesuatu "akh!" ia mengerang memegangi kepalanya.

"Tolong jangan memaksa pasien untuk mengingat masa lalunya atau pasien akan benar-benar lupa dengan apa yang terjadi." kata dokter setelah memeriksa keadaan Putra.

-

Malam ini gadis itu pulang dan mengurungkan niatnya untuk menginap di rumah sakit. Ia ingin beristirahat, ia kelelahan.

Ia harus merehatkan tubuhnya dan kembali menata hati untuk bertemu dengan Putra esok.

Sekilas ucapan dokter tadi sore melintas di benaknya.

'Jangan memaksanya untuk mengingat? Gimana gue bisa nikah kalo dia aja gak ingat sama gue?'

Gadis itu tertegun. Ia berada diantar dua pilihan yang cukup rumit.

Pertama, ia berusaha membuat Putra mengingatnya. Namun, jika ia gagal resikonya adalah ia akan benar-benar dilupakan oleh pria itu. Atau ....

Ia menunggu Putra untuk mengingatnya. Tapi sampai harus sampai kapan ia harus bersabar?

°°°°

Alhamdulillah



Yey up, babnya bawang nih:")

Btw, PUTRA NGESELIN BANGET:v

Gais, aku mau ceritaaaa
Uhuhu aku lagi semneng:" gatau kenapa .... Hari ini ga ada yang bikin badmood xixi

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang