☀️ Alasan ☀️

652 34 1
                                    

'Kenapa? Kenapa baru sekarang? Saat gue udah mulai yakin?!'

Putra menatap foto candid Ara yang ada di ponselnya, entah kapan ia memotret gadis itu.

Lengkungan sabit terlihat di wajah tampannya, kendati telah tertutup cat samaran.

Tapi tak lama kemudian, senyum tadi memudar tergantikan oleh tatapan kosong dan sarat akan rasa kecewa.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam. Sudah pulang, Nak," sapa Ratna, Putra tersenyum menatap ibunya.

"Lusa Angga ditugaskan ke Kalimantan," ucap pria itu pelan, Ratna menatap putranya nanar.

"Jaga diri, ya. Harus berhasil pulang pokoknya! Kalo enggak Mamah nggak mau masakin soto kesukaanmu lagi," ancam Ratna, Putra justru terkekeh

"In sya allah," ucapnya, lalu pria itu mengusap tengkuknya, "dia ke mana Mah? Nggak main ke sini?"

Ratna mengerutkan keningnya bingung.

"Maksudnya Zahra, ke mana dia?"

Terlukis senyum lebar di wajah Ratna, "Oh Zahra, barusan aja dia pulang. Katanya mau mampir ke supermarket," jawab wanita setengah baya itu.

"Kalo gitu Angga pergi lagi, ya"

"Loh ke mana? Kamu nggak mau kasih tau Zahra tentang tugasmu?"

"Ini Angga mau nyusulin dia, Mah," jelas pria itu, Ratna mengangguk

"Hati-hati di jalan," kata Ratna, Putra tersenyum sebagai balasan.

-

Tangannya kini terkepal menahan amarah. Ia tidak mempercayai apa yang dilihat oleh matanya.

Seorang Zahra shakila sedang berada di dalam dekapan pria lain, mereka nampak sangat mesra. Putra merasa dibohongi. Ia kecewa.

Dering telepon mengalihkan atensinya

"Udah ketemu Zahra? udah dikasih tau belum?"

"Udah, Mah. Angga balik ke barak, ya"

"Iya. Salam buat Rian"

"Siap!"

••••

Di tempat lain seorang gadis tengah menatap ponselnya cemas. Ratusan spam chat dari Kevin menghiasi notifikasi.

Ara bukan orang yang suka didekati dengan cara seperti ini, teruma oleh lawan jenis.

Ekspresi wajahnya seperti ingin muntah saat membaca chat terakhir Kevin yang muncul di layar notifikasi.

Kevin barista
"Kyk nya lo sibuk deh. Gak apa-apa smngt ya❤️"

Ara memilih mengabaikan pesan pria itu, entah sudah berapa pesan yang menumpuk, ia tidak berniat sama sekali untuk membalasnya.

Gadis itu berencana menemui kedua sahabatnya dan di sinilah Ara dan kedua temannya berkumpul, pada satu meja yang dihiasi payung diatasnya.

"Ara?"

Suara berat itu lagi.

'Ya allah, berikan hamba kekuatan' lirihnya meminta kekuatan untuk menghadapi orang di depannya.

°°°°

Alhamdulillah

Author manis up lagi:>
Kangen ga? Mesti kangen dong:D

Bab ini pendek banget ya, cuma 300 kata:/
Enggak apa-apa, makasi buat kalian yang masih setia nunggu lapak ini:"3

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang