"halo, Mah?"
"...."
"Iya, Mah, Angga bentar lagi pulang"
"...."
"Kabar apa, Mah?"
"...."
"Iya. In sya Allah lusa"
"...."
"Siap, Mah!"
Pip
Sambungan telpon terputus
"Ciee yang bentar lagi pulang" goda Rian
"Siap kapten!"
"Seneng gak pulangnya dipercepat?"
"Seneng lah!"
-
"Gue punya kabar nih"
"Lo alih profesi jadi wartawan, ya?"
"Ck! Serius gue"
"Ya udah apa?"
"Minggu depan kita pulang"
"Serius lo? Gak bohong?"
"Kamu nuduh saya berbohong, Sersan?
"Siap salah!"
••••
Seorang pria muda dengan seragam lapangan dan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya serta tas besar dengan berat berkilo-kilo yang berada di punggungnya yang lebar kini tengah berjalan menjauh dari barisan, setelah upacara penyambutan pria itu langsung mencari keberadaan keluarganya.
Senyum mengembang menghiasi wajah ovalnya. Tangannya terangkat untuk memberikan hormat pada seseorang di depannya. Orang itu juga memberi hormat yang sama.
"Angga ..." lirih seorang wanita paruh baya, air matanya mengucur setelah seseorang mencium kedua kakinya
"Mamah sama Papah kangen, Nak" kata wanita itu lagi
"Angga juga, Mah"
"Kulitmu sepertinya tambah gelap saja" gurau papa Putra
"Iya nih, Pah, sampai rumah nanti Angga mau minta lulur yang biasa Mamah pake. Boleh kan, Mah?" Puppy eyes sudah dipasang di wajahnya
"Gak boleh. Enak aja mau minta, kalau mau ... beli sama Mamah. Buat kamu Mamah kasih diskon deh. Dari setengah juta jadi lima ratus ribu aja, mau gak?" ternyata puppy eyes yang ditunjukkan tidak ampuh untuk sang mama
"Sudah Mah, ayok pulang kayaknya obat Mamah udah abis nih" papa Putra mulai menarik tangan istrinya lembut sambil tertawa
"Ish Papah ...."
Tawa mereka bertiga berderai.
••••
"ANGGAAAAA!"
"Apa, Mah?" Putra berlari menghampiri mamanya di dapur
"Kamu ini Mamah panggil gak datang-datang"
"Angga abis ngaji, Mah"
"Kenapa gak kasih tau Mamah dulu, jadi Mamah kan bisa nunggu"
"Ang--"
"Angga, kamu ini baru pulang sudah buat Mamah naik darah, kena tendangan sepuluh ribu kaki baru kapok kamu" ucapan Putra terpotong oleh suara bariton milik papanya. Sedangkan papa dan mamanya sudah melakukan tos kepalan tangan dan tertawa bersama
"Iya, Angga yang salah. Mamah kan cewek, jadi gak pernah salah"
Mama Putra kembali tergelak
"Ya sudah cepat kamu siap-siap, sebentar lagi akan ada tamu"
"Tamunya Papah atau Mamah?" tanya Putra
"Tamu Papah"
"Tamu Papah yang dateng kok Angga yang disuruh siap-siap sih?"
"Sudah kamu turuti saja, kamu mau mendengar ceramah Mamah lagi?" ancam papa Putra
"Kaboorrr" Putra segera berlari ke kamarnya.
••••
"Silahkan dimakan, Pak, Bu" kata papa Putra mempersilahkan
Sepanjang acara Putra hanya diam dan sesekali menjawab pertanyaan yang ditanyakan padanya.
Berbeda dengan orang yang sedang duduk di depannya, nampak anggun dengan dress di bawah lutut berwarna peach dan rambut hitam yang dibiarkan tergerai kini tengah tertawa bersama yang lain, sesekali ia juga melirik Putra yang sedang duduk di depannya.
Sungguh, saat ini Putra merasa sangat bosan. Ingin sekali dia enyah dari tempat ini, belum lagi tatapan yang ditujukan padanya dari gadis di depan membuatnya semakin kesal setengah mampus.
Hingga tiba-tiba Putra bersemangat ketika mendengar kalimat 'ya sudah kami pamit dulu, sudah malam' berlompatan keluar dari mulut teman papanya itu.
••••
"Sandra cantik gak?" tanya mama Putra tiba-tiba saat mereka sedang berkumpul di ruang keluarga
"Sandra siapa, Mah?" tanya Putra cengo. Papa dan mamanya saling tatap kemudian kompak menepuk jidat
"Semalem kamu ke mana aja? Papa sama yang lain ngrobrol kamu diam aja" Putra hanya memasang cengiran lebarnya
"Sekarang kamu siap-siap" titah sang mama
"Ke mana mah?"
°°°°
Alhamdulillah
Wahh Putra udah pulang ixixi
Sandra siapa yah? :/
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Novela Juvenil"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...