💙 Pemandangan 💙

791 55 11
                                    

Terlihat siluet seseorang di sana, gue mendekat untuk melihat orang itu lebih jelas. Orang itu sedang berdiri memunggungi gue, memperhatikan sang surya yang sebentar lagi akan pergi ke peraduan.

"Rian?" dia berbalik dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajahnya

"Kenapa manggil gue ke sini?" dia malah menunjuk ka arah matahari

"Kamu suka pemandangannya?" gue tersenyum sambil mengangguk senang. Belum pernah gue liat pemandangan seindah ini

"Suka! Gue suka banget." Setelahnya kita sama-sama terdiam, sibuk menikmati ciptaan Tuhan yang indah ini.

"Adek-adek, liat itu matahari terbenam. Bahasa Inggrisnya sunset" kata seseorang dari belakang gue.

Gue berbalik diikuti Rian

"Wahh saset indah sekali kakak Putra"

"Bukan saset Toro, tapi sunset"

"Ohh sunset. Cantik sekali kakak" kata seorang anak yang gue ketahui namanya Toro.

Kenapa? Nama itu, gue tau yang namanya Putra itu banyak, tapi gue kayak ngerasa ada hal yang beda dari om Sersan itu

"Rian" panggil gue setelah matahari terbenam sepenuhnya

"Hmm"

"Om Sersan yang kemaren ..." kata gue menggantung

"Kenapa?"

" ... Dia nyuruh gue sama yang lain manggil dia Angga, tapi kenapa lo manggil dia Bintang?"

Rian terkekeh, "Kenapa kamu memanggilnya Om?"

"Semua tentara yang ada di sini gue panggil Om. Kecuali lo, kan kita seangkatan"

"Tidak perlu memanggilnya dengan sebutan 'Om' karena dia satu tahun di atas kita"

"Ohh. Abis nyeremin ..."

"Namanya Bintang Anggara Saputra. Orangnya baik, asik juga, tapi berubah jika dia sudah berhadapan dengan yang namanya perempuan. Entahlah saya pikir dia punya masalah dengan perempuan sebelumnya."

"Ohh" gue mengangguk, "keliatannya, deket banget ya sama anak-anak di sini?"

"Dia sangat menyukai anak-anak. Dia bilang dia akan merasa dekat dengan seseorang yang dia rindukan ketika dia bersama anak-anak."

"Eh itu Sersan Bintang!" kata gue bersemangat.

Oke, mari kita ganti panggilannya.

Terlihat kak Bintang sedang bermain dengan dua orang anak laki-laki

"Bu guru Zahra!" Panggil seorang bocah. Gue dan Rian menghampiri mereka

"Frans, sedang apa di sini?"

"Kita lagi main sama ini kakak Putra" katanya dengan logat Papua

"Ohh. Hai, nama kamu siapa?" gue mencoba berkenalan sama anak lain

"Saya pu nama Toro. Ibu pu nama siapa?"

"Hai, Toro. Nama ibu Zahra" kata gue memperkenalkan diri

"Ibu Zahra sama kakak Rian ini pacaran kah?" tanya Frans tiba-tiba. Sekilas gue ngeliat perubahan wajah ditunjukkan sama kak Bintang. Tapi sudahlah ...

"Saya tadi juga liat, ibu Zahra sama kakak Rian sedang melihat sunset" timpal Toro

"Ti-

Ucapan gue terpotong karna Rian lebih dulu berbicara

"Kami tidak pacaran Frans, Toro ... tapi doakan saja" gue menyikut perutnya berharap dia kesakitan tapi kayaknya percuma, perutnya keras.

Rian tertawa kencang, "Tidak-tidak, saya bercanda" Frans dan Toro hanya ber oh ria

"Oh iya, ibu Zahra sudah kenal kah sama kakak Putra?" tanya Toro, gue hanya menggeleng.

Sebenernya dia udah memperkenalkan diri pas hari pertama gue di sini, tapi dia belum tau nama gue kan?

"Kakak Putra, kenalan dulu sama ini ibu Zahra" titah Frans

"Bintang Anggara" dia menangkupkan tangannya di depan dada.

"Zahra Shakila" gue juga melakukan hal yang sama.

"Ya sudah kalau begitu, Frans, Toro kakak sama ibu guru pamit dulu ya. Ibu guru harus cepat pulang dia belum mandi, bau" gue kembali menyikut perutnya yang dilapisi baju loreng itu tapi malah siku gue yang sakit. Sementara Frans dan Toro sudah tertawa cukup keras

"sampai jumpa Frans dan Toro" kata gue sambil melambaikan tangan

"Sampai jumpa, Ibu guru" balas mereka

"Sampai jumpa juga, sersan Bintang"

"Si-siap! Sampai jumpa kembali" balasnya

••••

Pagi ini gue free, sekolah libur jadi gue bisa nyantai

"Ra, ikut gue yok" ajak Naila saat gue baru aja selesai merapikan tempat tidur

"Ke mana?"

"Udah ikut aja, pasti lo suka. Kita mau liat pemandangan bagus"

"Oh ya? Ayok kalo gitu mah" gue sama Naila jalan berdua, suasana pagi di sini sejuk banget.

"Nah udah sampai"

"Kok ke barak tentara?" kata gue bingung

"Udah lo tunggu aja, sebentar lagi waktunya" gue hanya diam, sebenernya pemandangan seindah apa yang mau Naila perlihatkan ke gue?

"Lari pagi lagi pagi!"
"Lari pagi lari pagi!"

"Biar badan sehat dan kuat!"
"Biar badan sehat dan kuat!"

Samar gue mendengar yel-yel yang dinyanyikan para tentara. Ga lama setelah itu Naila mulai heboh di tempatnya

"Itu Ra itu! Itu pemandangan indahnya!" sorot matanya begitu berbinar gue mengikuti arah pandangnya, dan betapa terkejutnya gue setelah melihat apa yang Naila maksud.

°°°°

Alhmdulillah

Hoho pemandangan seperti apa yang Naila bilang?🌚

Vote+komen! Aku maksa!

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang