💙 Hilang 💙

577 36 5
                                    

Dua bulan.

"Angga baik-baik aja, dia baru selesai makan tadi"

"Alhamdulillah, Mah"

"Kamu semangat, ya, sisa empat bulan lagi. In sya Allah"

"Iya, Mah"

-

Tiga bulan.

"Shakila, ada pesan dari Mamahmu, katanya kemaren sempat ada konflik, tapi sekarang sudah kondusif" kata ibu Ara

"Alhamdulillah, Bu"

"Calon suamimu baik-baik aja, Nak. Kamu harus terus doakan dia"

"Iya bu. In sya Allah"

-

Empat bulan.

"Ada apa, Yah?"

"Ini tadi Arsen telpon, katanya besok Angga bersama yang lain akan melakukan penyerbuan"

"Semoga tugasnya dilancarkan"

"Aamiin. Kamu harus banyak berdoa"

"Iyaa, Ayah"

-

Lima bulan.

Ara tersenyum menatap ponsel milik Ratna. Sudah lima belas menit sejak ia menerima pesan itu, tapi belum juga ia balas, membuat si pengirim was-was menanti balasan pesan singkat tadi.

"Ara, aku kangen."

Hanya tiga kata yang Putra kirim ke ponsel mamanya untuk disampaikan kepada Ara.

"Zahra juga kangen kak Putra, Mah" ucapnya pada Ratna

"Zahra juga kangen katanya. Pengin cepat ketemu kamu" Ratna mengirimkan pesan itu sebagai balasan.

Ara dan Putra memang tidak langsung berkirim kabar, melainkan melalui pesan yang biasa disampaikan oleh kedua orangtua mereka.

Tetapi yang paling sering menyampaikan pesan adalah Ratna --mama Putra-- saat ditanya alasannya, Putra menjawab,
"Biar Zahra lebih dekat sama Mamah" begitu katanya.

-

31 Agustus.

"Halo Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

"Ada apa, Kak? tumben telpon, biasanya nitip pesan ke Mamah"

"Gak tau. Aku pengin banget dengar suaramu"

"Ada-ada aja"

"Tunggu aku, Ra. Bulan depan aku pulang, in sya allah"

"Bulan depannya kan besok."

"Masa?"

"Kelamaan di hutan jadi lupa tanggal nih. Hari ini kan hari terakhir di bulan Agustus, berarti besok udah September"

Putra terkekeh di seberang sana, "Ya maap"

Hening melingkupi keduanya setelah beberapa saat, Putra kembali berbicara

"Saya senang hari ini"

"Kenapa pakai bahasa baku?"

"Karna saat berbicara serius, saya lebih suka pakai bahasa baku"

"Ohh. Senang kenapa?"

"Karna hari ini saya bisa mendengar suaramu"

"Udah ah. Gombal mulu, sana kerja ntar kena getok Kapten"

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang