☀️ Tunggu ☀️

690 45 9
                                    

🎵 Dash Uciha-Merindukanmu

"Gue punya kabar nih" Putra menaikkan alis sebelah

"Kabarnya adalah ..."

Matanya membeliak kaget. Seolah tak percaya dengan apa yang barusan diucapkan oleh kaptennya.

"Serius lo Capt?" Kapten Rian mengangguk sebagai jawaban.

"Gue pergi dulu," pamit Putra pada kaptennya itu. Rian menepuk bahu Putra memberi semangat

"Ara!" panggil Putra dengan napas terengah-engah. Mendengar namanya disebut, membuat Ara membalikkan badan

"Kak Bintang? Kenapa, Kak? Kok lari-lari?" tangannya merogoh saku lalu memberikan tisu pada pria di hadapannya.

Putra masih mengatur napasnya, meraup oksigen rakus.

"Kamu ... ingat saya?" tanya Putra setelah menerima tisu pemberian Ara

"Ingat? memangnya sudah berapa lama sampai aku lupa sama Kakak?"

'kayaknya Ara ga ingat sama gue' Putra membatin

"Saya ... Putra" katanya ragu-ragu

"Iya, Bintang Anggara Saputra, kan?"

"Hey! Kamu pikir ada berapa Bintang Anggara Saputra dalam hidupmu?" kata Putra kesal

"Kok Kakak bentak aku sih?"

"Ma-maaf" sesal pria itu

"Lagi pula, cuman ada satu orang yang bernama Bintang Anggara Saputra di hidupku!"

Deg ...

'Apa Ara benar-benar lupa sama gue? Tapi kenapa waktu itu dia manggil-manggil nama Putra? Siapa Putra yang dia maksud?'

"Kok diem, Kak?" tanya Ara melihat Putra masih betah dalam lamunannya

"Yaudah, aku siap-siap. Besok aku berangkat ke kota. Kak Putra baik-baik ya di sini." Ara melangkah menjauhi Putra. Hujan di matanya tak dapat dibendung.

Ya, sebenarnya gadis itu sudah tau jika orang yang tadi bicara dengannya adalah Putra, orang yang selama bertahun-tahun mendiami hatinya, bahkan memaksanya menutup hati untuk orang lain. Tapi kenapa Putra memilih bungkam? kenapa dia menyembunyikan semuanya?

"Ra!" gadis itu masih terus berjalan

"Ara!" tak mempunyai niat untuk berhenti

"Ara stop!" gadis itu berhenti melangkah, Putra sedari tadi mengejarnya mulai ngos-ngosan

"Saya merindukanmu ..." ucapnya masih dengan posisi tangan yang memegang lutut.

"Ya" jawab Ara tanpa berbalik

"Hanya itu?"

"Lalu apa?" Ara membalikkan badannya. Mendadak ia menggunakan bahasa formal

"Katakan bahwa kamu juga merindukan saya!"

"Tidak" balasnya singkat

"Kenapa?"

"Kenapa? Kakak nanya kenapa? Kenapa Kakak bungkam? Kenapa Kakak gak bilang dari awal kalo Kakak masih ingat sama aku?" gadis itu menunduk menyembunyikan tangisnya

"Lantas bagaimana denganmu? Apa kamu ingat dengan saya?" tantang Putra

"Saya tidak pernah lupa sama kamu Ra. Gadis yang menjadi perantara hidayah dari Allah kepada saya, sampai saya bisa jadi seperti sekarang," sambungnya

"Lihat, saya sudah menjadi seperti apa yang kamu doakan. Saya sudah mencapai cita-cita saya dan kamu ... sudah menjadi seperti apa yang saya harapkan, kamu sudah berhasil meraih impian. Mengabdi untuk bangsa dengan caramu sendiri." jelas Putra panjang lebar.

Dalam hati Ara terus mengucapkan hamdalah atas apa yang sudah ia dengar sekarang. Semua yang dia harapkan kini telah dikabulkan oleh Allah.

"In sya Allah bulan depan saya akan pulang. Tunggu saya di rumahmu, Ra" Putra berbalik meninggalkan Ara dengan mulut yang sedikit terbuka karena terkejut.

••••

"Ayahhh" Ara berlari menuju ayahnya yang sudah berdiri tegap sambil merentangkan tangannya

"Kila kangen" kini Ara telah berada di dekapan sang ayah

"Ga kangen sama Ibu sama Mas?" tanya Naufal

"Kangen lahh"

"Huh bilangnya kangen, tapi masih aja peluk Ayah" dumel ibu

Azizah tertawa, "Udah, lanjut di rumah aja" lerainya

-

"Apa kamu sudah sampai, Ra? Saya masih di sini menyelesaikan tugas agar bisa cepat pulang. Tunggu saya" gumam Putra sambil menatap langit malam.

"Oy, Bang" sebuah suara kembali mengejutkan Putra

"Hobinya ngagetin mulu"

"Gue punya kabar nih"

"Lo alih profesi jadi wartawan, ya?" tanya Putra bercanda

"Ck! Serius gue"

"Ya udah apa?"

°°°°

Alhamdulillah

Yash. Bintang sam Putra itu orang yang sama ixixi.

Siapa yang kemaren udah nebak dari awal kalo Bintang sama Putra itu orang yang sama? komen yaa ... dapat hadiah🤩😂

Jangan lupa vote! Aku maksa!

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang