☀️ Papua ☀️

826 58 37
                                    

Ara

Gue sama rombongan akhirnya sampai. Tempat ini yang bakal jadi tempat gue selama satu tahun, pemandangan ini yang bakal gue liat selama dua belas bulan ke depan.

Oke semangat Ra! ini yang lo impikan dari dulu.

"Kapten! Rombongan pengajar sudah sampai." seorang om tentara berlari menuju seseorang yang gue yakini adalah kaptennya.

Gak lama orang itu berjalan ke arah gue dan rombongan. Dari nametag di seragamnya sih namanya Rian dan dari tanda kepangkatan yang gue liat  dia itu seorang kapten.

"Selamat datang di tanah Papua dan selamat bergabung Bapak dan Ibu guru." kata om Kapten dengan nada ramah, lebih tepatnya sih dibikin seramah mungkin.

Dia nyambut kita kayak nyambut apa gitu ya, dan apa dia bilang, ibu? Emang muka gue se-tua apa sih? nyebelin banget om kapten yang satu ini huh.

"Sersan Bintang! Antar mereka ke tenda yang sudah disiapkan tadi!" titahnya ke om tentara lain, setelah itu om kapten pamit buat bantu yang lain.

"Siap!" kata om Bintang pas udah di depan kaptennya. Sosok tinggi, rambut yang keliatan rapi, tegap, dan jangan lupa rahangnya yang tegas dilengkapi dengan sorot mata yang tajam itu, kini sudah berada tepat di depan gue.

Sebelum ngantar kita ke tenda, om sersan ini ngenalin dirinya ke kita. Di nametagnya tertulis Bintang A.

Bagus juga namanya tapi kok kayak kenal?

"Perkenalkan nama saya Bintang Anggara, pangkat Sersan Satu. Kalian bisa panggil saya sertu Angga!" katanya tegas. dia nyuruh kita manggil dia Angga, tapi kok om Kapten tadi manggil dia Bintang sih? gue jadi penasaran

"Om Sersan, kok kita disuruh manggil Angga, tapi om Kapten tadi manggilnya Bintang?"

ADUHH MULUT GUE! KENAPA BISA KECEPLOSAN GINI SIH? KEBIASAAN DEH

Utung aja om sersan itu ga marah abis denger pertanyaan gue tadi. TAPI DIA DIEM AJA WOY! NYEBELIN BANGET JADI MANUSIA. Kok gue jadi cerewet gini sih? biasanya kan gue cerewet sama orang yang udah akrab aja.

"Mari saya antar kalian ke tenda." dia berlalu, tapi sebelum itu dia sempat menatap gue woy!

Gue ga bisa diginiin, mana matanya tajam banget lagi bikin takut aja, gue langsung nunduk.  Pas gue angkat kepala, gue udah sendiri dong ... gue ditinggal sama rombongan!

••••

"Ra, mau kemana?" Naila merapikan tempat tidurnya, bersiap buat istirahat

"Mau keluar, jalan-jalan," kata gue sambil memakai jaket

"Gausah aneh-aneh deh, udah malem nih" Naila ini temen gue selama di sini, kita kenalan pas di pesawat tadi, orangnya asik, baik juga.

"Gapapa, gue penasaran,"

"Gue ikut deh" dia bangun terus ngambil jilbab instannya

"Gausah, lo kan mau tidur"

"Bahaya jalan sendiri"

" Gapapa elah," gue dorong Naila pelan kembali ke tempat tidurnya

"Yaudah ati-ati lo" pesannya, tapi cuman gue balas acungan jempol.

Dan di sinilah gue sekarang, di sebuah lapangan yang berada dekat dari tenda gue, ga terlalu luas, tapi kayaknya cukup buat ngumpul-ngumpul. Gue duduk di pinggirnya, iseng gue menatap langit, ternyata indah banget.

fabiayyi ala irobbikuma tukadzdzibaan. masya Allah

Gue ga sadar ada orang lain di samping gue sekarang.

"Apa kabar Ra?" tanya orang itu sok akrab.

Wait ... itu kan om kapten yang tadi? dia ngomong sama gue? emang dia pernah kenal sama gue sebelumnya?

"Om ngomong sama saya?" gue nunjuk diri sendiri buat memastikan. Dia senyum sambil geleng-geleng

"Memangnya ada orang lain selain kamu di sini?" gue menyapu pandangan, ya emang gue sendiri sih disini

"Ga ada sih Om" dia terkekeh lalu mengambil tempat di sebelah gue, gue bergeser lah biar ga terlalu dekat

"Kamu masih sama seperti dulu, selalu menjaga jarak dengan lawan jenis"

"Om kenal saya sebelumnya?"

"Kamu lupa sama saya?" dia nunjuk nametag yang ada di seragamnya.

YA TERUS KENAPA KALO NAMANYA RIAN? EMANG YANG PUNYA NAMA RIAN CUMAN DIA DOANG APA? HERAN! Astagfirullah sabar Ra

"Rian?" dia mengangguk. Om kapten ini berbelit belit banget

"Saya teman SMA Amanda dan Salma" oh temen nya Amanda sama Salma ... eh? Jangan bilang dia Rian yang ...

"Om temennya Amanda sama Salma yang ..."

°°°°

Alhamdulillah

Hoho kira-kira Ara bakal buka pintu hatinya atau enggak ya ...?

Itu si Bintang siapa ya? Kok Ara bilang 'kayak kenal namanya?'

Hmm, karna kemaren komennya udah tembus jadi aku kasih spoiler nih.

Chapter selanjutnya berjudul "Bertemu Kembali"

Penasaran ga? Ayok dong penasaran ... aku maksa hehe :>

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang