💙 Lulus 💙

789 54 7
                                    

"bu setelah lulus nanti, Shakila boleh ga ikut seleksi SM-3T?" tanya Ara pada sang ibu saat berada di rumah

"Eh? coba tanya ayah kamu sana" ibu Ara mengantarkan secangkir kopi ke ruang keluarga diikuti Ara di belakang.

"Ayahh" panggil Ara dengan nada manjanya, sudah lama sekali ia tidak seperti ini pada ayahnya namun hanya dibalas deheman oleh ayahnya

"Kila mau ikut seleksi SM-3T, boleh?" tanya Ara pada ayahnya. Yudha -ayah Ara- tampak berpikir.

••••

"Happy graduation semuaa!"

"Yuhuuuu"

Setelah berbagai acara yang dilalui kini Ara telah resmi menyandang gelar S.Pd di belakang namanya dan mendapat predikat cumlaude.

"Selamat ya nak, ibu bangga sama kamu" kata ibu Ara sambil memeluk putrinya

"Ayahh" panggil Ara saat tak mendapati ayahnya disekitarnya tiba-tiba

Cup

Ara merasakan ada seseorang yang mengecup keningnya, langsung dipeluknya tubuh itu. Tangan besar itu yang membalas pelukannya, Ara terisak di dalam dekapan orang itu dan untuk pertama kalinya Ara melihat orang itu ikut menangis

"Ayah bangga sama Kila" ucap Yudha setelah melepas dekapannya pada putrinya, Ara tersenyum ia sangat bahagia. Setelah semua perjuangannya mulai SMA hingga kuliah, akhirnya ia bisa menyelesaikan pendidikannya.

"Saya juga mau dipeluk dong,"

Rupanya ada orang lain yang menunggu giliran untuk dipeluk oleh Ara. Gadis itu menoleh kebelakang dan ia mendapati sosok laki-laki gagah dengan sebuket bunga besar di tangannya, di sampingnya ada seorang perempuan dengan balutan gamis dan jilbab besar membuat wanita itu terlihat sangat cantik nan anggun. Ara terkejut, bagaimana bisa?

"Mbak misi ya, saya mau peluk mas ini dulu" izin Ara pada wanita itu seraya menarik tangan pria tadi.

Bugh

Ara memukul tubuh laki-laki itu namun selalu bisa ditepis

"Mas jahat, kenapa selalu ga bilang kalo mau pulang. Mas jahat!" ucap Ara sambil terisak kecil tangannya masih setia memukuli dada pria yang sedari tadi hanya diam.

Hap

Tangan Ara ditangkap lalu ditariknya Ara mendekat dan dipeluknya erat gadis didepannya.

'sangat hangat. Pelukannya selalu hangat, dan bahu ini selalu menjadi bahu ternyaman kedua setelah bahu ayah' batin Ara

"Udah dong, jangan nangis. Mas ga suka ya ngeliat adek mas yang paling cantik ini nangis" kata Naufal -kakak Ara- seraya melepas pelukannya. Lalu ibu jarinya menghapus jejak air mata di pipi sang adik. Siapapun yang tidak mengenal mereka pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih. Padahal Naufal telah menikah 2 bulan lalu.

"Udah, nangisnya lanjut dirumah aja. Sekarang ayo pulang" ajak ayah Ara

"Kamu gamau foto-foto sama temen temen kamu?" tanya ibu Ara

"Enggak bu, udah tadi di dalam. Besok Shakila mau pergi sama mereka boleh ya bu" kata Ara lalu dibalas anggukan.

Mereka semua berjalan menuju mobil.

"Ara!" Panggilan itu membuat Ara menoleh kebelakang. Lagi-lagi ia dibuat terkejut. Merasa tidak ada respon, laki-laki itu berjalan mendekati Ara dan keluarganya dan jangan lupa sebuah buket bunga daisy yang sangat indah berada di genggamannya.

"Lo tau dari mana ini hari kelulusan gue?" tanya Ara penasaran

"Kedua teman kamu" jawabnya, Ara hanya ber oh ria

"Selamat atas kelulusanmu, semoga ilmu yang kamu terima bermanfaat" ucap laki-laki itu sambil memberikan buket itu pada Ara

"I-iya makasih. Aamiin in sya allah" kata Ara mengaamiinkan doa laki-laki itu

"Kamu temannya Shakila?" tanya Naufal

"Iya. Perkenalkan saya Ilham"

"Ayok nak Ilham ikut kami kerumah, kita makan siang sama-sama" ajak ayah Ara.

"Woahh ... formasinya lengkap nih, sekarang Shakila ada pasangannya ya dek." goda Naufal sambil tertawa cukup keras

'tumben, biasanya ayah ga seakrab itu sama temen gue, apalagi kalo orang itu cowok' batin Ara bermonolog.

••••

"Kedatangan saya kesini bersama orang tua saya adalah untuk melamar putri bapak dan ibu" kata pria itu tegas.

Yudha dan istrinya hanya bisa saling tatap, apa putri mereka dilamar untuk kedua kalinya? Ya, tapi oleh orang yang berbeda. Keluarga laki-laki itu memasang wajah cemas, terlebih pria yang tadi menyampaikan tujuannya.

"Sudah kenal berapa lama?"

"Satu bulan pak"

"Tidak pacaran kan?"

"Saya sangat serius dengan putri bapak, itulah alasannya mengapa saya tidak mengajak putri bapak pacaran. Karna laki-laki sholeh tidak menyebar kata manis tapi menyebar undangan."

Yudha tersenyum simpul lalu menatap istrinya.

°°°°








Alhamdulillah

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang