Dua bulan kemudian
"Rian!" merasa terpanggil, Rian mencari keberadaan orang yang tadi memanggilnya.
Matanya berhenti di salah satu bangku yang tersedia di toko itu. Rian melangkahkan kakinya, matanya menyorot penuh tanya pada seorang gadis di depannya.
"Woy, bang Angga. Di sini juga?"
"Iya nih, lo ke sini sendiri? Ayo gabung" Sandra merasa asing dengan Putra, kenapa dia bisa seakrab itu pada temannya, tapi padanya? Calon istrinya sendiri? Justru sikapnya formal dan terkesan kaku.
Netra Rian masih menelisik gadis di depannya seolah berkata 'Siapa nih cewek?' sedangkan Putra yang paham dengan kebingungan yang melanda temannya itu terkekeh.
Sandra terkesiap, pertama kalinya melihat Putra terkekeh seperti ini. Ada rasa ingin ... mengawetkan tawa itu untuknya sendiri. Hm
(Jiah dikira makanan kali yak. Garemin aja mbak San biar awet kayak ikan asin xixi)
Diem lu Thor! Nulis aja sono, biar gue sama Angga cepet nikah!
(Mbak Sandra galak ╥﹏╥ )
Skip.
"Ini Sandra--" kata Putra memperkenalkan Sandra
"Calon istrinya Angga" imbuh gadis itu. Sandra mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
'Jadi ini cewek yang bikin Ara nangis?!' Rian membatin, kemudian senyum miring terbit di wajah tampannya.
"Rian." katanya singkat sambil menangkupkan tangan di depan dada. Sandra yang melihat tangannya masih mengambang di udara segera menariknya, dia tersenyum kikuk pada Rian.
"Duduk dulu, Yan" titah Putra, dan langsung dituruti oleh Rian
"Gimana persiapan nikahnya, Bang?" tanya Rian basa-basi
"Lumayan sih, minggu depan gue ke butik langganan mama buat cari gaun" Putra menghela napas gusar
"Nanti gue jaga makan, ya"
"Enggak! Yang ada abis makanan gue" Rian terkekeh kemudian mengangguk setelahnya Putra pamit pergi ke toilet.
Hening antara Rian dan Sandra
"Emm, Mas eh Bang ... aduh panggilnya pake embel-embel apa nih?" Sandra bingung sendiri meributkan panggilan untuk orang di depannya
"Terserah"
"Yaudah Rian aja. Gue mau nanya sama lo"
"Cepet"
"Kenapa lo gak nyambut tangan gue tadi? tangan gue bersih kali"
Serius dia gak tau alasannya?!
"Karena ..."
Rasulullah bersabda,
"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahram baginya."
(H.R Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20: 211.)Sandra terkesiap. Benarkah apa yang dia dengar barusan? Ditusuk dengan pasak dari besi? Ah itu pasti sangat sakit.
"Eumm ... oke"
"Sekarang giliran saya bertanya, kenapa kamu menerima perjodohan ini?"
"Gue cinta sama Angga. Kenapa?!" nada bicara Sandra meninggi
"Sebaiknya kamu pikirkan lagi. Saya kenal bang Angga, dan saya tau dia tidak menyukaimu, gadis manja dan cerewet" kata Rian sarkastik.
Tangan Sandra mengepal menahan emosi, wajahnya merah padam. Selama ini tidak ada yang bicara begitu padanya.
"Dan satu, lagi bang Angga menyukai gadis lain, tidak sepertimu dia lebih anggun dan lebih mandiri daripada kamu ..."
"... Mereka saling mencintai, tapi kamu hadir di antara mereka. But, tenang saja, saya tidak akan tinggal diam. Saya akan membantu bang Angga tidak peduli meskipun itu berbahaya bagi saya" Rian terus saja berbicara hingga memancing emosi Sandra.
"Asal lo tau, gue selalu dapat apa yang gue mau! Dan gue gak akan berhenti sebelum gue mendapatkan apa yang gue inginkan!" Sandra meletakan telunjuknya di depan Rian
"Turunkan tanganmu itu, Nona. Lakukan apapun yang kamu mau, tapi saya akan tetap membantu bang Angga dan juga Ara"
"Ck! Lo suka sama Ara? Iya?!" Sandra berdecak lalu menodong Rian dengan pertanyaan yang ... rumit
"Lantas apa urusannya denganmu?"
"Bucin!" kata Sandra sambil tersenyum skeptis
'Apa dia bilang? Bucin?! Gak ada yang bilang gitu ke gue selama ini. Dia pikir dia siapa?!'
"Lebih baik lo diem aja, bukannya untung buat lo? Lo bisa dapetin Ara tercinta lo itu tanpa perlu bersaing?" lanjut gadis itu
"Cinta adalah ketika kamu ikut bahagia saat melihatnya tertawa lepas, meskipun tidak bersamamu. Dan cinta itu membawa kebahagiaan, bukan kebencian sekalipun dalam persaingan." kata Rian panjang lebar. Sandra hanya diam sambil terus menyunggingkan senyum miringnya
"Duh sorry lama, Yan, sakit nih perut gue" kata Putra yang baru duduk di kursinya
"Bang, gue balik, ya. Nyokap gue nyariin" Putra mengangguk
"Sayang, aku ke toilet, ya. Gantian dong kamu kan udah tadi" kata Sandra manja, namun hanya dibalas deheman singkat. Sandra beranjak menuju toilet.
"Cepat cari gadis yang sedang dekat dengan kapten Rian. Namanya Ara, berikan alamat dan nomor telponnya pada saya!" ucap seseorang dari bilik toilet.
°°°°
Alhamdulillah
Siapa tuh siapa? Ixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...