☀️ Lamaran? ☀️

1.1K 64 15
                                    

"kenapa sih lo kayak gelisah gitu?" Tanya Aira yang heran melihat Ara yang bersikap aneh 3 hari belakangan ini

"Iya nih, gue aja yang liat pusing" imbuh Salma

"Eh? Eum g-gue gapapa kok, gue ke toilet dulu" pamit Ara tanpa membawa ponselnya

Kling

Satu notifikasi chat muncul di layar depan ponsel gadis itu

Kevin: nanti malam gue bakal minta jawaban lo.

Aira mengerutkan keningnya, jawaban apa yang Kevin maksud? Jawaban dari beberapa soal matematika kah? Aira mencoba tetap ber-husnudzan.

"Eh Ra, tadi ada notif tuh. Nanti malam Kepin minta jawaban" kata Aira sekembalinya Ara dari toilet

"I-iya makasih"

"Kepin minta jawaban apa? Soal matematika kah?"

"Ha? Eumm i-iya ... ada-ada aja si Kevin" kata Ara diikuti kekehan kecil

••••

Terdegar suara gebrakan meja yang cukup keras di kamar Ara.

"Lo tau kan gue suka sama dia?! Kenapa lo ga cerita sama kita? Kenapa lo rebut dia dari gue?! Lo mau nikung trmen lo sendiri?! Iya?!" Teriak Aira meminta penjelasan

"Aira udah, dia pasti punya alasan buat ini" Salma mencoba menenangkan

Ara terisak, belum pernah ia melihat Aira semarah ini. Semua karna Kevin, pria itu merusak persahabatannya.

"M-maafin gue, g-gue gatau harus cerita gimana ke kalian. G-gue takut kalian bakal marah sama gue, terutama lo Ra" ucap Ara sambil terisak, Salma menepuk pelan bahu Ara mencoba menguatkan

"Udah Ra, gapapa ... Aira, lo mau kan dengerin penjelasannya Ara?" Kata Salma menengahi, kedua temannya itu mengangguk. Ara mulai bercerita

Kevin: "Ra, nanti malam gue ke rumah lo ya?"

Ara: "iyaa"

Kevin: "lo gamau tau gue ngapain kerumah lo?"

Ara: "ga"

Kevin: "yahh ... tanya dong Ra"

Ara: "lo mau ngapain ke rumah gue?!!"

Kevin: "silaturahmi"

Ara: "oh"

Kevin: "dandan yang cantik ya"

Ara: "apaan sih, kayak lo penting aja"

Kevin: "setelah ini, apapun yang berhubungan sama gue bakalan jadi penting buat lo"

Ara: "TERSERAH!"

Begitulah isi percakapan dua insan via WhatsApp. Sekitar pukul 8 malam, suara ketukan dari luar menggema ke seluruh penjuru rumah.

"Assalamualaikum" ucap Kevin dengan senyuman yang super manis

"Walaikumsalam" jawab Ara singkat

"Mau ngapain?" Tanya gadis itu lagi

"Siapa Ra? Temen kamu? Kok ga di suruh masuk?" Suara ibu Ara terdengar berbeda karena terkejut, siapa laki-laki yang berani datang menemui putrinya malam malam begini? Tapi ia harus tetap memuliakan tamu.

"Ayo nak masuk dulu, biar kami buatkan minuman" ajak ibu Ara sambil menuntun Kevin masuk

"Ibu apaan sih? Mungkin dia cuman sebentar bu, kenapa repot-repot bikinin suguhan?" Tanya Ara tak suka saat mereka berada di dapur sedangkan Kevin di ruang tamu ditemani ayahnya

"Sayang, anak ibu yang cantik ... memuliakan tamu itu memiliki banyak keutamaan nak terdapat hadist 'Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.' (HR. Bukhari) pahalanya bukan saja akan dibalas oleh Allah di akhirat sebagai tabungan, tapi juga akan mendapatkan balasan secara langsung di dunia yang akan segera dirasakan oleh pelakunya. Wallahu a'lam"

Jelas ibu Ara dengan sabar sambil mengelus pucuk kepala Ara yang tertutup jilbab instan dibarengi dengan anggukan kecil dari gadis itu.

"Ini minumnya" ucap ibu Ara sambil memindahkan minuman ke meja dibantu oleh Ara

Setelah meminumnya Kevin bersiap mengutarakan tujuannya datang malam-malam begini

"Begini pak bu, saya kesini untuk meminang putri bapak dan ibu." ucap Kevin mantap. Semua orang di ruangan itu --kecuali Kevin-- terkejut terutama Ara

"Eumm ... saya ga bisa jawab sekarang, berikan saya waktu 3 hari" pinta Ara dan dibalas anggukan mantap dari Kevin

3 hari kemudian

"Gimana nak? Kamu mau terima lamarannya?" Tanya ayah Ara

"Kila bingung yah"

"Menurut pandangan kamu, Kevin itu orangnya seperti apa?" Kini ibu Ara yang bertanya

"Kevin orang baik bu, pekerja keras, sopan, dia juga peduli sesama. Tapi Shakila ga bisa terima dia, Aira --temen Shakila-- suka sama dia. Shakila ga mungkin rebut Kevin dari Aira"

"Menurut ibu, sebaiknya kamu fokus pada kuliahmu saja nak. Jadilah seperti apa yang kamu cita-citakan"

"Tapi semua keputusan ada padamu, kami hanya bisa mendukungmu saja" kata ayah Ara dan dibalas anggukan

Tok tok tok

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, Kevin ayok masuk. Ibu dan Ara sedang membuat minuman" ajak ayah Ara diikuti Kevin

Setelah perbicangan ringan akhirnya ...

"Saya memutuskan untuk menolak lamaran kamu, maafkan saya tapi saya sedang ingin fokus pada kuliah saya" jelas Ara, terlukis gurat kecewa dari wajah Kevin. Mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi keputusan Ara.

"Maap ya Ra, gue udah marah-marah sama lo, dan makasih juga lo udah mau mikirin perasaan gue" sesal Aira

"Iyaa gapapa"

"Gue bakal pingsan di tempat kalo lo sampe nerima lamarannya si Kepin" kata Salma hiperbolis

"Kok gitu?"

"Ya masa lo mau ninggalin gue ngejomblo sih" rajuk Salma membuat kedua temannya kompak menyemburkan tawa.

°°°°



Alhamdulillah

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang