💙 Masih Penting 💙

730 44 25
                                    

Putra

"Lo cerita dulu, gimana lo sama Zahra bisa kenal!"

"Gue ..."

"Lama banget elah"

"YA SABAR KALI"

"WOLES MAS BRUH"

"gue sama Ara pernah pacaran"

"Serius lo?" gue mengangguk

Ekspresi Rian berubah, sepertinya dia kaget pas denger cerita runtut gue.

"Pantes dari kemaren dia ngelirik lo terus"

"Gausah ngadi-ngadi lo"

"Kenapa ga tembak dia? kan seru tuh bisa tugas bareng pacar" gue tersenyum miring

"Yang ngasih mawar bakal kalah sama yang ngasih mahar dan yang modal nekat masih kalah sama yang ngajak akad"

"Woahh ... terus rencana lo setelah ini apa? masa lo mau ngebiarin Zahra penasaran sih?"

"Enggak, gue ada rencana buat ngelamar dia setelah kita pulang satgas nanti"

"Serius lo, Bang?"

"Iya. Lo jangan nikung gue"

"Siap sersan!" balasnya diakhiri cengiran.

••••

"Kamu sendiri?"

"Kak Bintang?" dia bergumam, gue gugup tanpa sadar gue memainkan jari gue. Kebiasaan sejak kecil jika gue gugup gue selalu memainkan jari

"Kamu sendiri?" gue mengulang pertanyaan

"Eumm ... iya, Kak. Aku sendiri"

"Kenapa sendiri? Kamu tau ini hampir melewati batas aman?" gue ga bisa lagi menahan rasa ingin tau gue, harusnya dia sadar kalo tempat ini ga aman buat dia

"Aku cuman pingin sendiri aja." gue hanya menghela napas pasrah

"Kakak sendiri, kenapa ada di sini?"

"Saya sedang dapat tugas jaga daerah sini"

"Kamu ... kenapa manggil saya dengan sebutan 'Kakak'?" Dia keliatan kaget, mungkin karna gue tanya tiba-tiba

"Aku tau usia kakak cuman satu tahun di atas ku" dia menjawab di akhiri cengiran. Ara memperhatikan jari gue, lagi-lagi gue memainkan jari tanpa sadar

"Kamu tau dari mana?" tanya gue

"Dari Rian" jawabnya.

'Rian lagi Rian lagi. Mereka ada apa sih sebenarnya?!'

"Kamu sudah kenal lama dengan kapten?"

"Emm ... Rian itu temen aku pas SMA. Tapi ga terlalu deket sih, cuman sekedar tau aja"

"Ohh"

Srekk ... srekk

Mata gue menelisik tajam setelah mendengar suara gesekan ranting tadi

"Kamu jangan berisik, jangan buat gerakan tiba-tiba" titah gue

"Kak, mau ke mana? aku ikut,"

"Kamu diam situ, atau balik saja ke tenda. Saya tidak akan lama"

"Aku cari bantuan aja ya?"

Tidak perlu, saya bisa atasi ini."

Gak berselang lama, gue mendengar suara berontak yang tertahan dari arah belakang. Mata gue membulat

"Ara!" teriak gue panik.

Gue mengejar orang orang yang membawa Ara ke dalam hutan. Gue sempat meminta bantuan dengan Walkie takie yang gue bawa.

"KAK BINTANGG!" Ara kembali berteriak sesaat setelah berhasil menggigit tangan orang yang menculiknya

"ARA! KAMU DI MANA? JAWAB SAYA"

"KAK. KAK BINTANG TOLONG ARA" pekiknya

"AAAA ... KAK BIN--"
Gue masih terus mencari keberadaannya, gue sampai di salah satu gudang.

Brakk..

Gue menendang pintu itu

Orang itu tertawa kera, "Kamu mau menyelamatkan gadis ini?" lalu dia tertawa skeptis.

Gue ga sanggup liat ini, Ara sedang terduduk lemas, mata gue memanas.

'Ya Allah bantu hamba menyelamatkan Ara' pinta gue.

Dor!

Satu peluru melesat menumbangkan penjahat itu, rupanya kapten Rian.

Gue terus memanggil namanya, menepuk nepuk pipinya pelan

"Ayah, ibu, mas Naufal ... Shakila takut" lirihnya. Dia menyebutkan nama oranya terdekatnya.

"Kak Putra ... tolong Ara," kata Ara lagi, tapi kali ini dia menyebutkan nama gue.

'kamu harus selamat Ara' batin gue. Akhirnya gue bisa bernapas lega saat Ara membuka matanya.

"Kamu bisa lari? atau mau saya gendong?" tanya gue setelah menerima perintah untuk segera membawa Ara pergi dari sini

"Aku bisa lari kok, Kak" gue mengangguk lalu meraih tangannya cepat, gue segera mengajaknya berlari.

'Untung pake sarung tangan.'

Dua peluru hampir mengenai gue dan Ara, beruntungnya meleset. Gue mempercepat langkah sambil mempererat genggaman gue.

"Makasi, Kak" katanya sambil mengatur napas. Gue mengambil tempat di sampingnya, gue dan Ara berhenti berlari setelah mendapat info bahwa musuh telah berhasil di tangkap.

Satu hal yang gue tau, Ara masih menyimpan nama Bintang Anggara Saputra -gue- dalam hatinya. Gue masih menjadi orang yang penting baginya hingga detik ini.

"Woi bang!"

"Astagfirullah. Ngagetin aja sih lo"

"Bodo! Gue punya kabar nih" gue menaikkan alis sebelah

"Kabarnya adalah ..."

°°°°

Alhamdulillah



Wayolo kabar apa tuh Capt?

Ayok tebak kapten Rian mau kasih kabar apa?🌚

Prajurit Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang