2 tahun berlalu, kini Ara sedang menikmati waktunya sebagai mahasiswa fakultas pendidikan. Dan di sini lah ia sekarang, tengah duduk menunggu dua temannya.
Setelah kejadian 'penembakan' Rian kepada dirinya, cowok itu seperti menutup diri dari gadis lain. Entahlah, mungkin dia sudah sadar bahwa dilarang berdekatan dengan yang bukan mahram.
"Hey yo"
"Hai say, lama ga? Si Salma ni lama banget nongkrong di toilet"
"Yee gue lagi jadi tumbalnya" celetuk Salma
"Yakan emang salah elo"
Salma dan Aira, dua orang receh yang menemaninya di kampus 2 tahun ini. Salma seorang mahasiswi kedokteran dan Aira seorang mahasiswi fakultas pendidikan.
"Yaa gelud aja lo bedua. Gue ada kelas! Bye" ucap Ara yang sedari tadi hanya diam menonton adegan dramatis
"Eh Ra. Tungguin gue, kan kita sekelas gimana sih" Kata Aira menyadari perubahan raut wajah sahabatnya
"Hayolo Airaa. Ara nya jadi ngambek kan, mampus lo ... gak dikasih contekan" kompor Salma
"Ck! Berisik lo" Aira berdecak lalu pergi mengejar Ara yang sudah pergi duluan
'selalu gini sendiri lagi gue huh' batin Salma bermonolog setelah duduk di sebuah kursi.
••••
"Gaiss ayo kita nongkrong di cafe depan, minum kopi gitu" ajak Salma
"Ayokk! Udah lama nih gue ga nongkrong, pingin minum kopi gue" seru Aira bersemangat
"Halah lo mah, minum kopi di warung juga jadi kali," sarkas Salma
"Males gue. Lo bedua kan tau, gue ga suka jalan-jalan, nongkrong atau apalah itu" tolak Ara
"Yahh Ra, kok gamau sih? Ditraktir Salma loh ini, kapan lagi bisa dapat kopi gratis kan?" Bujuk Aira
"Nah betul itu ... eh? Kok gue yang traktir sih?"
"Ihh lo diem aja deh, gue males kalo Ara ga ikut nongkrong, entar gue disangka lesbi lagi sama lo"
"Heh apa maksud lo totol?" Teriak Salma tidak terima
"Pfft ... totol apaan?!" tawa Aira menyembur, diikuti kekehan dari Ara
"Eh typo gue typo" kilah Salma
"Yaudah gue ikut deh, mayan kan ditraktir" kata Ara cengengesan sambil melirik Salma yang sedang manyun.
-
Mereka sampai di sebuah cafe dengan nuansa yang menenangkan, ketiga gadis itu memesan minuman dan beberapa menu lainnya.
"Gila sih ini enak banget" seru Salma antusias
"Eh ini baristanya siapa sih? Kenapa kopinya bisa seenak ini?" Tanya Aira heboh
"Mas, sini deh" ucap Ara sambil melambaikan tangannya
"Lo mau pesen lagi Ra? Itu makanan lo aja belom abis loh," tanya Salma tapi tidak di tanggapi oleh Ara.
Tak beberapa lama, datang seorang pria bertubuh tinggi, dengan kemeja biru dongkernya yang ditutupi dengan celemek hitam dengan bagian lengan yang dilipat sampai sebatas siku, memakai celana bahan yang digulung di atas mata kaki.
"Nih baristanya, lo bilang mau tau kan siapa baristanya?" Ucap Ara santai, jadi tadi ia tidak memesan makanan, melainkan meminta mas-mas itu untuk memanggil si barista.
Setelah berbincang beberapa saat, akhirnya mereka bertiga berpamitan dengan barista, lalu bergegas untuk pulang.
"Aaaaakk" pekik Aira tertahan sesaat setelah keluar dari cafe itu. Ara dan Salma yang medengarnya merasa kaget dan khawatir
"Eh lo kenapa Ra?"
"Kenapa teriak?"
"Lo gapapa?"
"Ada yang salah ya?"
Mereka memberikan pertanyaan bertubi-tubi untuk Aira
"Haaa baristanya ganteng banget" ucap Aira dengan ekspresi seperti es yang akan segera mencair, sedangkan dus gadis yang mendengarnya mendadak cengo lalu berjalan duluan meninggalkan Aira menyebrang jalan
"Woy! elah, gue ditinggal ga takut apa gue keserempet mobil" ucap Aira sambil berteriak lalu ...
TIINNNN
BRAKK
°°°°
Alhamdulillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Roman pour Adolescents"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...