Saat ini, Ara bersama dengan Salma dan Aira akan pergi ke salah satu butik terkenal.
D' Naya, butik hasik rintisan seorang perancang terkenal Anaya Fauziyah lulusan parsons school of design, New York.
Begitu melewati pintu depan, nuansa minimalis langsung menyapa indra penglihatan, simple namun tetap elegan.
"Selamat datang di bu--" ucapan orang itu terhenti seketika, kemudian ia memekik, "ARA?!"
gadis itu mengangguk sambil tersenyum.
"Ya Allah gue kangen banget sama lo," ucap Anaya heboh, para karyawan mulai memperhatikan bos mereka.
Sambil tersenyum kikuk Anaya menuntun ketiga gadis itu ke ruangannya.
"Udah lama nggak ketemu sama lo berdua. Abis lulus SMA jadi sibuk nih," kata Anaya menatap Ara dan Salma bergantian.
Yap, Anaya adalah teman SMA Ara dan Salma pada tahun ketiga. Sejenak mereka bernostalgia dengan masa putih abu. Hingga Anaya menyadari ada seseorang lain di ruangan.
"Eh sorry. Baru sadar, duh maaf ya. Lo jadi terabaikan," sesal Anaya sambil menatap Aira
"Eh gak apa-apa kok, santai aja," sahutnya
"Ini Aira. Temen kuliah gue," kata Ara memperkenalkan Aira
Keduanya --Anaya dan Aira-- berkenalan lalu berbincang dengan akrab.
"Jadi kita ke sini, mau ngajak Ara buat nyari gaun," kata Salma menjelaskan
"Seriusan?!" tanya gadis itu antusias, "gue kasih gaun terbaik yang ada di butik ini," ucap Anaya heboh seraya menggiring Ara ke salah satu deretan gaun pengantin.
-
Setelah dirasa pas, mereka kembali ke ruangan Anaya.
"Assalamualaikum-- eh rame," kata seorang gadis dengan khimar lebarnya.
Gadis itu menatap tamu Anaya satu persatu, "Salma? Ara?" cicitnya hati-hati, takut salah orang. Lalu tatapannya beralih pada Anaya, desainer muda itu mengangguk sambil tersenyum
"Gue Amanda, masa lupa sih?!"
"Amanda? Ini beneran lo?!" sahut Salma heboh
Aira --yang sebelumnya sudah berkenalan dengan Amanda-- menjelaskan tujuan mereka. Gadis ber-khimar lebar itu merespon dengan sangat baik.
"Lo pesen catering sama gue aja, Ra. Ntar gue kasih diskon, deh," tawar Amanda, Ara hanya mengangguk sambil tersenyum.
Selesai sudah persiapan pernikahan Ara dan Putra, tinggal menunggu hari-H dan semua akan selesai.
••••
"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Zahra shakila ramadhani alal mahri asyara jirom haalan," ucap Yudha --ayah Ara-- dengan lantang sambil terus menjabat tangan Putra
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq." balas Putra tak kalah tegas kendati wajahnya tersirat kegugupan.
"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu
"SAH!" Jawab saksi berserta para undangan
Sang Prajurit telah mendapat momentumnya. Saat waktu mengizinkan, ia akan segera bertindak, dan sekarang adalah masanya. Setelah semua penantian dan perjuangan, air mata beserta doa, prajurit itu ... akhirnya mendapatkan kesempatannya.
Ara tak sanggup lagi menahan air mata lebih lama. Gadis itu menangis di dalam kamar setelah mendengar ijab qabul lewat monitor yang terhubung di ruang tamu.
Kini statusnya berganti menjadi seorang istri Serka Bintang Anggara Saputra.
Gadis itu telah menemukan seseorang yang bersedia menjabat tangan ayahnya dan mengucapkan kalimat sakral. Menandatangani perjanjian langsung di hadapan Tuhan, bersedia mengambil alih tanggung jawab yang sebelumnya dipikul oleh ayahnya, serta berjanji menuntun gadis itu menuju jannah-Nya.
Karena begitulah seharusnya laki-laki. Apabila ia mencintai seorang perempuan, maka ia langsung menemui wali yang bersangkutan, bukan si wanitanya.
Ara dijemput oleh sahabat-sahabatnya untuk menemui Putra. Gadis itu terlihat sangat anggun dengan gaun putih, jangan lupakan kerudung yang menjuntai rapi menutupi dadanya.
Ara diminta untuk mencium tangan Putra yang kini resmi menjadi suaminya. Kegugupan tak lagi bisa disembunyikan.
Saat Putra telah siap dengan tangannya di udara, Ara justru menarik kembali tangannya. Sontak hal itu membuat para tamu undangan terkekeh geli.
Gadis itu memberanikan diri, mencium punggung tangan Putra dengan takdzim, Pria itu balas mencium kening Ara penuh kasih sayang. Air mata kembali jatuh entah untuk yang ke berapa kali.
-
Prosesi berlanjut. Hingga tiba pada upacara militer, Sangkur Pora. Putra telah siap dengan seragam dan baret hijaunya, menggandeng tangan Ara yang nampak cantik dengan balutan gaun warna hijau muda.
Acara Sangkur Pora dimulai dengan sebuah laporan dari Komandan Pora yang kemudian akan memberikan aba-aba "Hunus Sangkur". Sangkur terhunus merupakan suatu yang melambangkan bahwa dengan bersikap dan berjiwa kesatria, kedua mempelai akan selalu siap untuk mengatasi segala rintangan yang akan menghalangi.
Setelahnya, kedua mempelai akan melewati tengah sangkur terhunus yang melukiskan pintu gerbang yang baru dilalui, serta merupakan awal dari suka dan duka dalam menempuh kehidupan barunya dengan hati yang tabah, dan dengan segala pengetahuan mempelai pria yang diperoleh di dalam satuannya. Mereka yakin bahwa segalanya akan dapat dilalui dengan hasil yang gemilang.
Usai kedua mempelai melewati Sangkur terhunus, Tim Sangkur Pora akan membentuk Formasi berbanjar, mengantarkan kedua mempelai menuju mimbar pelaminan.
Formasi berbanjar melambangkan bahwa rekan-rekan turut serta mengantarkan mempelai pria dalam menempuh kehidupannya yang baru, kedua mempelai akan melepas masa bebasnya dan memadu janji untuk hidup bersama, baik dalam suka maupun duka.
Sebelum kedua mempelai menaiki mimbar pelaminan, Tim sangkur pora akan mengelilingi kedua mempelai membentuk sebuah lingkaran yang melambangkan bahwa di antara mereka tetap terjalin hubungan ikatan batin antara abang, rekan, dan adik, dengan hati yang rela melepaskan abangnya untuk berjuang.
Saat posisi melingkar, Danpora kemudian akan memberikan aba-aba "Payung Pora". Sangkur terhunus ke atas berbentuk payung yang melambangkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua mempelai, dan dalam menghadapi berbagai rintangan hidup kedua mempelai akan selalu ingat dan memohon perlindungan-Nya.
Kemudian akan dilanjutkan dengan Pemasangan Cincin dan penyerahan pakaian Persit KCK kepada mempelai wanita.
Pemasangan cincin merupakan simbol ikatan batin bahwa kedua mempelai selalu bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan yang baru.
Penyerahan Pakaian Persit mengandung arti bahwa mempelai wanita telah diterima untuk menjadi anggota Persit Kartika Chandra Kirana.
Acara Tradisi Sangkur Pora merupakan suatu penghormatan dan penghargaan seorang junior kepada seniornya dalam menempuh kehidupannya yang baru.
Selain itu, tradisi ini merupakan suatu bentuk ucapan selamat dan do'a kepada kedua mempelai dalam menempuh hidup baru dan semoga senantiasa menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah wa rahmah.
°°°°
Yey halal:>
Mohon koreksinya kalau ada yang salah. Author udah riset di google tentang tradisinya, mungkin ada yang kurang sesuai tolong kasih tau author ya ....
Btw, aku mau spoiler, epilog nanti judulnya "Epilog: CUMAN MIMPI :)"
Hayoo siapa yang mimpi? Terus ... apa yang dimimpikan:>
Alhamdulillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Novela Juvenil"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...