Ara
"woy! Lo kalo bawa motor yang bener dong!"
"Heh mata lo kemana?!"
"Mbak gak apa-apa?"
Gue liat Aira terduduk di pinggir jalan, buru-buru gue narik tangan Salma buat berlari.
"Ai hh ra lo hhh gapapa?" Tanya Salma sambil ngos-ngosan begitu sampai di trotoar
"Gapapa, gue baik" kata Aira singkat
"Aira maapin kita ya udah ninggalin lo tadi" kata gue menunduk
"Udah gapapa. Lagian gue juga ceroboh mau nyebrang jalan ga liat liat, pake lari lagi hehe"
Gue dan Salma membantu Aira berjalan menuju sebuah warung, tapi baru beberapa langkah seorang laki-laki dengan kemeja biru dongker menghampiri
"Aira gapapa? Tadi saya dengar ada ribut-ribut"
"Kevin?eumm ... g-gue gapapa kok" jawab Aira sedikit gugup
"Bener? Sini biar saya aja yang bopong ke sana" tawar Kevin
"Ehh gausah kita bisa kok, iya kan Sal?" Sanggah gue
"Emm ya sudah, saya ke sana dulu ya" pamitnya menunjuk warung yang sama dengan tujuan kami
Gue dan Salma lanjut membantu Aira menuju warung buat istirahat sebentar
"Kevin? Masih di sini? Kirain udah balik ke cafe" tanya Aira sedikit terkejut
"Eh iya. Saya nunggu kalian, mau ngasih kalian minuman"
"Makasih" kata gue dan Salma. Sedangkan Aira ... entahlah, dia keliatan gugup
"Masnya kok gak bantuin mereka sih, tadi? Malah nunggu di sini" tanya ibu pemilik warung
"Saya tadi udah bantu bu, kan tadi saya ngasih minuman" balas Kevin
"Maksud saya bantuin bawa mbaknya ke sini. Masa cewek yang bopong?"
"Bukan mahram bu, lagian kita kuat kok, iya kan Sal?" Kata gue lalu mendapat anggukan dari Salma.
"Aira, lukanya masih sakit? Mau diantar ke klinik gak?" Tanya Kevin
"Eh? Ga usah, g-gue udah gak apa-apa kok" balas Aira gugup (?)
"Lo beneran gak apa-apa?" Tanya Salma memastikan
"Itu luka lo serem banget, ke klinik aja yok" ajak gue
"Biar saya ambil mobil dulu" kata Kevin lalu pergi.
••••
Sejak kunjungan pertama ke cafe milik Kevin, ketiga gadis itu jadi rutin mengunjungi tempat itu, dan hari ini tepat 2 bulan mereka bertemu Kevin. Mereka bahkan telah bertukar nomor telpon.
"Gais, gue mau cerita deh"
"Cerita apa?"
"Yaudah sih cerita aja, pake ijin segala"
"Kayaknya gue jatuh cinta deh" mendengar pengakuan Aira sontak membuat Salma dan Ara berhenti dari kesibukannya dan mulai menyimak perkataan gadis itu
"Hah? Jatuh cinta?"
"Sama siapa?"
"Kevin" balas Aira singkat, padat, dan jelas
"Heh! anak kecil ga boleh cinta-cintaan"
"Nah betul tuh anak kecil kayak lo belom ngerti cinta"
Sebenarnya Salma dan Ara sama terkejutnya.
"Sialan lo pada. Lagian gue tuh naksir udah dari awal ketemu tau ga sih, ya ampun ga ngerti lagi gue sama hati sendiri" jelas Aira sedangkan Salma dan Ara hanya mangut-mangut.
••••
"Assalamualaikum" ucap tiga orang yang baru memasuki tempat itu dan langsung duduk di kursi yang disediakan
"Walaikumsalam, kalian rajin banget datang ke cafe saya" kata pemilik tempat itu ramah
"Kopi di sini enak sih" kata salah satu dari mereka
"Alhamdulillah, bagus deh kalo kalian suka"
Lalu mereka lanjut berbicara banyak hal. Aira menyadari satu hal, Ara mendapat tatapan itu, tatapan yang Aira inginkan. Tatapan kagum dari seorang kevin. Apa Kevin menyukai Ara? Sahabatnya? Tidak bisakah dia menyukai orang lain saja? Tidak mungkin Aira bersaing dengan sahabatnya sendiri bukan?
°°°°
Alhamdulillah
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajurit Waktu [END]
Fiksi Remaja"Tapi kenapa? Kasih tau aku alasan yang bisa aku terima, aku tau kamu ga mau ini semua terjadi iya kan?" - - - - "Kita pisah sekarang?" "Semoga kamu jadi lebih baik. Ini perpisahan terindah." -Bintang Anggara "Aamiin, kamu juga semangat hijrahnya, K...