#14 Don't Hurry Love

2.5K 343 28
                                    

Jungkook meletakan segelas kopi di meja kerjanya Tzuyu. Bukan hanya itu saja, dia juga duduk di samping Tzuyu dan membuat beberapa pegawai menatap Jungkook dengan tatapan tak percaya mereka. Wajar saja karena selama 4 tahun Jungkook tak pernah melirik sedikit pun wanita.

"Apa yang kau lakukan disini? apa kau tidak punya pekerjaan lain?"

Jungkook hanya tersenyum kemudian menopang pipinya dengan kepalan tangannya. Dia menatap lekat wajah Tzuyu dan membuat Tzuyu memutar bola matanya malas.

"Kau membuatku malu di depan pegawai lain,"

"Aku tak peduli,"

Jungkook langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat heels Tzuyu tepat mengenai kakinya. Tzuyu langsung mendekatkan wajahnya ke telinga Jungkook. "Jangan macam-macam padaku," bisiknya yang kemudian tersenyum menang.

"Setidaknya singkirkan dulu kakimu," bisik Jungkook yang akhirnya membuat Tzuyu menurutinya sambil menahan tawanya.

Tzuyu langsung saja terkekeh saat Jungkook pergi begitu saja dengan wajah kesalnya. Setelahnya dia langsung menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan untuk menetralkan kembali detak jantungnya. Dia tak mengerti kenapa detak jantungnya mulai tak karuan saat Jungkook berada di dekatnya.

Aku rasa itu karena mimpiku. Batin Tzuyu.

Dia benar-benar merasa canggung pada Jungkook padahal dia hanya berciuman dalam mimpi. Dia mungkin akan jadi gila jika dia berciuman dengan Jungkook di dunia nyata.

Sementara saat ini, Jungkook masih merasa kesal. Apalagi karena Tzuyu bersikap seperti itu padanya. Matanya terarah ke kakinya yang masih saja berkedut sampai saat ini. Dia tak habis pikir kenapa tenaga Tzuyu benar-benar sangat kuat seperti tadi.

"Dia wanita tapi benar-benar punya tenaga yang kuat," gumam Jungkook sambil melepas sepatu dan juga kaus kakinya. Dia meringis saat kaki yang Tzuyu injak tadi terlihat sedikit kemerahan.

Dia kemudian mencari salep agar kakinya tidak terlalu sakit lagi. Namun pencariannya itu terhenti saat seseorang memberikan salep itu dihadapannya.

"Maaf karena aku menyakiti kakimu," Tzuyu saat ini duduk di samping Jungkook kemudian meletakan kaki Jungkook di pangkuannya.

"Kenapa kau punya salepnya?"

"Kau tahu 'kan? anak seusia Ahn sangat suka berlarian dan sering terjatuh? itu sebabnya aku selalu membawa plester, obat merah, dan salep pereda nyeri di tasku," jelas Tzuyu yang kemudian mengoleskannya ke kaki Jungkook. "Aigo, apa aku menginjakmu terlalu keras,"

"Kau menginjaknya pakai kaki, bukan pakai hati,"

"Kau benar-benar cengeng," kata Tzuyu saat Jungkook sedikit meringis.

"Ck, apa panggilanku sudah bertambah lagi setelah pria pengecut, lemah dan sekarang cengeng?" gerutu Jungkook.

"Karena pada kenyataannya kau itu memang pria yang seperti itu. Singkirkan kakimu!" titah Tzuyu yang kemudian membuat Jungkook menurunkan kakinya.

"Kenapa kau terus saja marah-marah hari ini? kau kesal karena aku memintamu untuk jadi pacar pura-puraku?"

"Ani, aku hanya sedikit kesal karena kau bertingkah seolah kau memang pacarku," jelas Tzuyu yang saat ini beranjak dari duduknya. Namun dengan jahil Jungkook menarik tangan Tzuyu dan membuatnya duduk kembali.

Tatapan mereka bertemu secara langsung saat ini dan tentu saja membuat detak jantung mereka saling berlomba siapa yang paling cepat.

Tzuyu akui Jungkook memang terlihat sangat tampan saat dilihat dari jarak yang sangat dekat seperti saat ini. Apalagi dengan tatapan hangatnya yang berbeda 180° dengan tatapan saat mereka pertama kali bertemu.

Hello Dad!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang