#30 The Truth

2.1K 296 91
                                    

"Kau yakin ini yang terbaik? aku memang mencintaimu tapi untuk langsung menikahimu, aku rasa tidak,"

"Waeyo?"

"Apa aku hanya akan jadi pelarian saja? maksudku adalah, kau saja sedang mencoba berlari dari masa lalumu," jelas Seojoon yang membuat Jieun langsung menghentikan langkahnya.

"Untuk itu, aku membutuhkanmu untuk melupakan masa laluku,"

"Baiklah, secepatnya," jelas Seojoon yang kemudian membuat Jieun memeluknya. "Aku pasti akan membantumu,"

Tak lama berselang, akhirnya mereka melangsungkan pernikahan mereka. Namun sepertinya jalan hidup Jieun tak semulus yang dia bayangkan. Hanya dalam kurun waktu 2 bulan, dia sudah harus merasakan patah hati 'lagi'. Meskipun perasaannya pada Seojoon belum dia rasakan sepenuhnya, tetap saja dia adalah istrinya.

Saat itu seseorang meletakan seorang bayi dengan keterangan kalau itu adalah anak Seojoon didepan pintu apartemen mereka. Tentu saja hal ini membuat Jieun merasa terpukul. Terlebih saat ini dia sedang berusaha mencintai Seojoon.

"Jieun, dia memang putriku, tapi semua itu hanya kesalahan. Saat itu aku sedang mabuk dan bahkan tak tahu siapa nama wanita itu. Dia hanya bilang tidak akan menemuiku lagi,"

"Biarkan aku sendiri,"

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu sendiri," jelas Seojoon yang kini memeluk Jieun. "Jika kau merasa terganggu, aku bi–"

"Jangan berpikir untuk membuangnya, kau harus merawatnya,"

"Tapi–"

"Mungkin ini adalah cara Tuhan untuk membuatku tersadar kalau yang ku lakukan adalah salah. Kita harus merawatnya, aku yakin ini adalah cara terbaik untuk menghapus rasa penyesalanku itu,"

"Baiklah, kita bisa merawatnya,"

"Tapi bawa aku dari sini, kemanapun asalkan tidak disini,"

🌻🌻🌻

"Ahn, berhenti berlari," Ahn sepertinya sedang senang menjahili ibunya itu. Bahkan dia sampai berlari kesana kemari saat Tzuyu menyuruhnya untuk tidur siang. "Ahn..." lirih Tzuyu yang kemudian memilih untuk duduk saja. Dia pikir tidak akan ada ujungnya jika dia terus mengejar Ahn.

"Eomma, kenapa berhenti?"

"Eomma lelah," jelas Tzuyu yang kemudian membuat Ahn menghampirinya.

"Maaf,"

Tzuyu tersenyum kemudian mengusap pipi putranya itu. "Tidak apa-apa, lagipula eomma harus mengerjakan pekerjaan eomma dulu,"

"Eomma?"

"Hm?"

"Tadi di sekolahku ada murid baru, aku kesal karena dia terus berusaha dekat-dekat denganku," jelas Ahn yang membuat Tzuyu mengalihkan fokusnya. Dia bahkan sampai menutup laptopnya dan meletakannya. Mendengarkan cerita Ahn soal teman-temannya memang selalu menarik untuk Tzuyu. Dia jadi tahu pergaulan seperti apa yang Ahn ikuti di sekolah.

"Lalu?"

"Aku hanya menjawabnya singkat, tapi dia terlihat seperti bukan orang Korea,"

"Lalu dia darimana?"

Ahn saat ini memilih duduk di samping Tzuyu dengan wajah seriusnya. "Dia bilang dia dari Kanada. Tapi dia bisa bicara dengan bahasa Korea dengan lancar,"

Hello Dad!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang