#3 Sialan

3.1K 341 26
                                    

Tzuyu terus saja memukul pelan kepalanya. Dia hanya mencoba untuk menghilangkan beberapa hal yang terus memenuhi pikirannya saat ini namun tetap saja itu tidak berhasil. Ingatan-ingatan mengenai Yugyeom itu sudah seperti potongan-potongan puzzle yang terus menerus meminta Tzuyu untuk mengingatnya.

"Ahn-ah, aku gagal lagi untuk tidak memikirkannya," kesal Tzuyu sambil mengacak rambutnya frustasi. Namun bayi yang saat ini tengah tidur di ranjang itu sama sekali tak terbangun meski Tzuyu terkadang berteriak untuk mengeluarkan semua kekesalannya. Bayi itu tetap tenang di alam mimpinya.

"Ah iya, aku lupa untuk bersiap-siap. Ahn-ah, kau tidak boleh merepotkan ibu Yoo," jelas Tzuyu yang kemudian beranjak meraih alat make-upnya setidaknya dia tidak boleh terlihat menyedihkan dihari pertamanya bekerja.

Setelah selesai memoles wajahnya, Tzuyu langsung menggendong Ahn dan membawanya pada ibu Yoo.

"Eomma, aku harus berangkat kerja dulu, aku titip Ahn,"

"Ah baiklah, semoga harimu menyenangkan,"

Tzuyu langsung melangkahkan kakinya menuju mini market yang akan menjadi tempatnya bekerjanya hingga dia bisa mendapatkan pekerjaan lain. Sebenarnya dia sangat tidak ingin bekerja sekarang. Apalagi setelah kejadian kemarin, ingin rasanya dia menenangkan diri sejenak di cafe tempat favoritnya. Tapi karena dia ingat Ahn, dia memilih untuk memaksakan dirinya saja saat ini.

"Oh kau sudah tiba?" tanya pemilik mini market itu yang membuat Tzuyu langsung tersenyum. "Kau hanya akan bekerja sampai jam 12 siang nanti,"

"Ne kamsahamnida," jelas Tzuyu yang kemudian berganti pakaian.

Semoga hari ini tak ada lagi kesialan. Batin Tzuyu.

Awalnya semua nampak baik-baik saja. Dia bahkan menikmati pekerjaannya itu. Namun saat dia melihat seseorang yang dia kenal disana, dia benar-benar terkejut luar biasa. Tadinya dia ingin bersembunyi namun sayangnya itu benar-benar tidak memungkinkan.

"Kenapa kalian ada disini?"

"Kami akan menemui orang tuanya Sana. Ah iya, Tzuyu, kau bekerja disini? lebih kau pulang saja," Tzuyu benar-benar lupa kalau rumah orang tuanya Sana memang berada didaerah tersebut. Dia tahu karena dulu saat pernikahan Taehyung dan Sana, dia ikut bahkan sampai ke rumah orang tuanya Sana.

"Aniya," tolak Tzuyu.

"Jika kau seperti ini, hanya membuatku terus memikirkan dirimu. Jangan keras kepala dan pulanglah," bujuk Taehyung yang juga mendapat anggukan setuju dari Sana–kakak iparnya–.

"Aku pasti akan pulang tapi tidak untuk saat ini,"

"Waeyo? kau bisa diam dirumah tanpa harus bekerja seperti ini jika pulang ke rumah," jelas Sana.

"Maaf, tapi aku tidak terbiasa hidup dengan bergantung pada orang lain. Lagipula aku senang dengan diriku dan hidupku,"

"Jangan keras kepala dan pulanglah, Tzuyu,"

"Tidak perlu memaksaku," tegas Tzuyu. Dia yakin jika dia pulang, Ahn tidak akan bisa diterima dengan mudah oleh keluarganya. Lagipula sejak kecil dia sudah terbiasa untuk hidup mandiri.

"Baiklah, berikan alamat tempat tinggalmu sekarang, aku akan mengunjungimu nanti," jelas Taehyung yang mau tak mau membuat Tzuyu menuliskan alamatnya. Dia hanya malas berdebat dengan pria yang merupakan kakak tirinya itu.

"Kau menemukan informasi lainnya?" tanya Jungkook antusias. Namun senyumannya memudar saat Jaehyun menunduk dan sedikit menggeleng. "Kau tidak menemukan informasi lain?"

Hello Dad!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang