#46 Can You Help Me?

1.8K 293 21
                                    

Usaha Jungkook mencari pengganti investor untuk proyeknya itu nyatanya benar-benar sulit. Dia sudah bicara pada Junghyun tapi perusahaannya juga sedang mengalami kerugian. Tapi dia tak berani meminta bantuannya. Lalu ibunya? dia juga tidak berani karena dia tahu ibunya pasti akan melakukan apapun untuknya.

"Aku harus mencari kemana lagi?" gumam Jungkook yang kemudian meraih ponselnya berusaha menghubungi siapapun yang bisa dia mintai tolong. Dari mulai rekan bisnisnya dulu, hingga teman-temannya yang saat ini sudah menjadi pengusaha sukses sepertinya. Namun tetap saja dia belum menemukan orang yang mau berbaik hati menjadi investor utama proyeknya.

Dia menyandarkan kepalanya dijok mobilnya. Dia bingung. Benar-benar bingung. Hingga deringan ponselnya membuatnya dengan cepat mengangkatnya.

"Oppa, kau dimana?"

"Aku sedang dikantor. Ada apa?"

"Oppa, cepatlah pulang."

"Baiklah, aku akan segera pulang,"

Jungkook langsung memutus sambungan telpon tersebut dan mulai mengemudikan mobilnya menuju rumahnya. Dia rasa lebih baik dia pulang dibanding harus luntang-lantung seperti saat ini.
















"Eomma, Kookie oppa akan pulang," jelas Tzuyu yang membuat nyonya Jeon tersenyum.

Yap, sebenarnya bukan Tzuyu yang meminta Jungkook untuk pulang, melainkan nyonya Jeon. Dia sangat tahu putra bungsunya itu akan menyembunyikan masalahnya sendirian. Mungkin jika Junghyun tidak menceritakan semuanya, nyonya Jeon tak akan pernah tahu soal masalah besar yang sedang Jungkook hadapi saat ini.

Tzuyu saat ini memilih duduk disamping nyonya Jeon dan mulai melanjutkan pekerjaannya yang masih belum selesai. Berbekalkan laptop, Tzuyu mulai fokus membuat desain yang jadi pesanan klien-kliennya Jungkook.

"Jungkook membuatmu bekerja?" sulut nyonya Jeon tak percaya. Seharusnya menantunya itu banyak beristirahat dan tidak perlu bekerja seperti saat ini.

"Aku yang memintanya," cicit Tzuyu.

Nyonya Jeon kemudian merebut laptop yang ada dipangkuan Tzuyu dan menyimpannya diatas meja.

"Kau seharusnya banyak beristirahat,"

"Aku baik-baik saja, eomma,"

"Tidak, kau harus banyak beristirahat. Biarkan Jungkook yang mengerjakannya."

Meskipun saat awal pertemuan mereka sudah seperti musuh bebuyutan, tapi kali ini mereka sudah saling menyayangi layaknya ibu dan anak kandung. Bahkan nyonya Jeon kini lebih dekat dengan Tzuyu ketimbang Jungkook.

*
*
*

Jungkook hanya menundukan kepalanya saat ini. Dia tak tahu lagi harus mengatakan apa pada ibunya. Dia memang membutuhkan investor itu sesegera mungkin. Tapi dengan meminjam uang dari perusahaan orang tuanya sepertinya bukanlah cara yang Jungkook pilih. Lebih baik dia kesulitan mencari investor dibanding harus seperti ini.

"Kau putranya eomma, apa kau tidak ingin eomma membantumu?" tanya nyonya Jeon yang membuat Jungkook mendongak, menatap ibunya.

"Bukan seperti itu, eomma,"

"Perusahaanmu itu bagian dari perusahaan eomma, jadi tidak perlu seperti ini. Kau sudah seperti pada orang lain saja,"

Jungkook bukan tidak ingin menerima bantuan ibunya. Dia hanya tidak mau menyulitkan perusahaan ibunya nanti. Apalagi proyek itu memakan biaya yang tidak sedikit

"Eomma, aku punya kenalan pengusaha lainnya. Aku akan menemukan jalan keluarnya."

Nyonya Jeon sepertinya sudah merasa gemas karena keras kepala yang selalu melekat pada diri putranya itu. Bukankah akan lebih mudah jika Jungkook langsung menerima bantuan ibunya itu dan tidak perlu berbelit?

Hello Dad!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang