Tok tok tok
Suara ketukan meja itu langsung saja membuat Tzuyu terbangun dari mimpi indahnya di siang hari. Tzuyu langsung saja merapikan rambutnya dan memasang wajah tegangnya.
"Kookie, sepertinya kau harus memberinya pelajaran berharga. Dia sudah bicara tidak sopan lalu sekarang tidur di jam kerja," omel nyonya Jeon yang membuat Jungkook kembali mengusap kasar wajahnya. Dia kemudian menghampiri ibunya dan menyuruhnya untuk segera pulang dengan sangat halus.
"Apa barusan aku bermimpi?" gumam Tzuyu yang kemudian mendesah pelan. Dia mengusut rambutnya karena hal bodoh yang dia impikan itu. Itu artinya dia ingin Jungkook menciumnya? dia terus saja merutuki hati dan pikirannya yang benar-benar menyebalkan itu.
"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Lia dengan wajah khawatirnya sekarang.
"Aku rasa pikiranku sedang rusak sekarang,"
"Tzuyu, ikut aku," jelas Jungkook yang saat ini berjalan buru-buru menuju ruangannya.
Jangan sampai mimpiku jadi kenyataan. Batinnya sambil menepuk pelan dahinya.
"Ada apa?"
Jungkook saat ini hanya duduk sambil memijat pelan dahinya yang benar-benar berkedut sekarang. Menurutnya ulah Tzuyu itu benar-benar membuatnya kesal. Untung saja kali ini ibunya masih bisa dibujuk.
Dia kemudian memilih untuk menghampiri Tzuyu yang saat ini berdiri di hadapan meja kerjanya. Dia kemudian mengunci pergerakan Tzuyu dengan meletakan kedua tangannya di samping kanan dan kiri Tzuyu. Hal ini membuat Tzuyu sedikit panik. Apalagi dia takut hal yang dia impikan itu menjadi kenyataan. Bagaimana pun juga akan sangat canggung jika Jungkook memang menciumnya.
"A-apa aku kehilangan pe–"
"Tidak, kau masih bisa bekerja disini," jelas Jungkook yang kemudian membuat Tzuyu sedikit mendorong bahu Jungkook karena dia benar-benar sudah terlalu dekat. "Tapi–"
"Tapi apa?"
"Jangan lupa untuk berpura-pura jadi pacarku, aku melindungimu dengan mengatakan kau adalah pacarku. Kau tahu 'kan setiap ibu pasti ingin menggendong cucu mereka itu sebabnya–" Jungkook saat ini kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Tzuyu dan membuat Tzuyu terus memundurkan wajahnya sendiri. "Aku bilang kau pacar dan juga calon istriku,"
"MWO? apa kau gila? aku jadi calon istrimu? heol, terkadang kau benar-benar sembarangan,"
"Memangnya kau tidak ingin punya calon suami yang tampan dan mapan sepertiku? padahal banyak gadis yang mengantri untuk jadi istriku, lagipula ini hanya pura-pura," jelas Jungkook yang kemudian tersenyum.
Kali ini Jungkook menggerakan tangannya menyelipkan anak rambut Tzuyu ke belakang telinganya. "Kecuali jika kau ingin jadi istri sungguhanku, itu lebih bagus," hal ini tentu saja membuat degup jantung Tzuyu benar-benar kencang. Dia bahkan beberapa kali menelan berat salivanya saat deru napas Jungkook menyapu wajahnya.
"Ish, setidaknya tidak perlu dekat-dekat seperti ini," jelas Tzuyu yang kemudian mendorong tubuh Jungkook. "Kau bilang hanya pura-pura, arasseo aku akan melakukannya,"
"Nona Chou, kenapa kau begitu gugup?" goda Jungkook yang kemudian membuat Tzuyu buru-buru meninggalkan ruangan Jungkook. Dia hanya tidak ingin bagian dalam mimpinya itu jadi kenyataan.
"Tzuyu biasanya pulang jam segini, kenapa dia masih ada disini sekarang? kalau begitu aku saja yang menjemput Ahn. Sebelum mendapatkan hati ibunya, aku harus merebut hati putranya dulu," gumam Jungkook yang kemudian mengambil kunci mobilnya.
"Kau mau kemana?" tanya Jaehyun yang saat ini baru saja tiba di ruangan Jungkook dengan setumpuk berkas di tangannya.
Jungkook hanya menatapnya dengan tatapan malas dan sedikit mendesah. Padahal dia sangat ingin menjemput Ahn setelah tadi pagi dia mengantarkannya.
"Ini tidak bisa di tunda, kau harus memeriksanya saat ini juga," jelas Jaehyun yang kemudian memberikan tumpukan berkas itu ke tangan Jungkook. "Selamat bekerja Jeon sajangnim,"
"Yak! Jaehyun, apa ka– aigo, takdirku benar-benar buruk hari ini,"
*
*
*"Kenapa eomma terlambat menjemputku? aku sudah menunggu lama disini," Ahn saat ini melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya dari Tzuyu.
Bukannya membuat Tzuyu menyesal, hal ini malah terlihat lucu di mata Tzuyu. Dia kemudian merendahkan tubuhnya dan memeluk putranya itu. Tak lupa dia juga mencium pipinya. "Jadi Ahn marah pada eomma? mianhae, eomma mendapat sedikit masalah di kantor tadi,"
"Dengan appa?" tanya Ahn yang membuat Tzuyu sedikit bingung. Masalahnya Ahn sudah memanggil appa pada dua orang, Taehyung dan Jungkook. Jadi sebenarnya Ahn membicarakan siapa sekarang?
"Appa?"
"Aku tidak ingin berbagi appa dengan bayi, jadi aku ingin uncle tadi yang jadi ayahku," jelas Ahn yang justru membuat titik rasa bersalah kembali memenuhi hatinya saat ini. Apa Ahn terlalu ingin punya sosok ayah sampai memanggil setiap pria yang baik padanya dengan sebutan ayah? Tzuyu memang mengizinkan Jungkook untuk jadi ayahnya Ahn. Tapi secepat ini? bahkan di pertemuan kedua mereka Ahn sudah memanggil Jungkook dengan sebutan appa?
"Eomma, bu guru bilang aku harus mengikuti lomba dengan ayah," Tzuyu langsung saja menghentikan langkahnya saat Ahn mengatakan hal itu.
"Apa tidak boleh dengan eomma?"
"Bu guru hanya bilang ini adalah perlombaan untuk ayah," jelas Ahn.
"Eomma yang akan bilang ke bu guru nanti," Ahn hanya menundukan kepalanya dan tak ingin melangkahkan kakinya. Hal ini tentu saja membuat Tzuyu kebingungan.
"Aku ingin ikut lomba itu, dengan ayah,"
Apa Jungkook akan keberatan jika aku meminta bantuannya? Batin Tzuyu.
"Baiklah, eomma akan mencoba bicara pada ayah agar dia mau menemanimu mengikuti lomba itu,"
*
*
*"Kau mengintip?" tanya Jaehyun saat Jungkook membuka sedikit pintu ruang kerjanya. Namun dia kemudian kembali masuk dan merapikan jasnya saat Jaehyun masuk. "Kau sepertinya mulai melupakan Jieun noona,"
"Aku tidak melupakannya, aku hanya berusaha untuk melanjutkan hidupku. Ah iya, aku sudah selesai memeriksa berkas-berkasnya. Satu lagi, aku juga memperbaiki beberapa berkas yang salah," jelas Jungkook yang kemudian menyerahkan tumpukan berkas itu pada Jaehyun. Jaehyun hanya tersenyum kemudian meninggalkan ruangan Jungkook. Dia rasa Tzuyu memang benar-benar membuat Jungkook berubah. Padahal selama 4 tahun terakhir ini, Jungkook pasti akan sangat lama hanya untuk menandatangani berkas karena banyak melamun.
"Apa Jungkook-ssi sedang sibuk?" tanya Tzuyu yang mendapat gelengan dari Jaehyun. Dia kemudian bergegas memasuki ruangan Jungkook. Sebenarnya dia bingung harus mengatakan apa agar Jungkook mau membantunya untuk menemani Ahn karena sangat tak mungkin jika dia yang ikut lomba dengan Ahn.
"Oh, Tzuyu? ada apa?"
"Bisa kau membantuku?" tanya Tzuyu dengan nada ragu. "Ahn, dia–"
"Ada apa dengannya? apa terjadi sesuatu?"
"Aniyo, dia harus mengikuti lomba," jelas Tzuyu yang membuat Jungkook tersenyum.
"Itu bagus, aku harap dia menang,"
"Aku minta bantuanmu untuk menemaninya. Ini lomba ayah dan anak,"
"Jinjja? woah, itu luar biasa. Baiklah, nanti aku akan menemaninya," jelas Jungkook dengan senang hati. Tzuyu kira Jungkook akan sedikit marah padanya. Tapi ternyata tidak. "Aku akan minta Jaehyun membatalkan semua jadwal rapatku. Kapan?"
"Ahn bilang lusa,"
"Arasseo,"
"Baiklah, terimakasih,"
"Tunggu sebentar," Jungkook langsung berjalan ke arah Tzuyu saat ini.
"Apa?"
"Aniyo, aku hanya ingin memanggilmu saja," jelas Jungkook yang kemudian membuat Tzuyu langsung saja berlalu. Tzuyu pikir Jungkook benar-benar aneh.
Tak lama lagi, kita pasti akan punya hubungan, Tzuyu. Batin Jungkook.
TBC🖤
11 Apr 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Dad!✅
Fanfiction#1 Tzukook (27 Apr 2020) #1 Tzukook (1 Jul 2021) #1 Tzukook (7 Okt 2021) #1 Tzukook (23 Jun 2024) "Jangan sebut dirimu pria jika kau bahkan tidak ingin mengakui anakmu sendiri," Kisah Tzuyu yang berjuang membesarkan seorang bayi kecil yang tak senga...