#16 Let Me

2.5K 312 21
                                    

Tzuyu saat ini menangis dalam diam. Kejadian tadi siang masih saja berputar-putar dalam pikirannya. Dia pikir Yugyeom juga akan sama sepertinya yang menderita karena sebuah perpisahan. Tapi nyatanya dia dengan mudahnya berpaling dan bahkan menikah dengan orang lain. Jika dilihat dari umurnya Seojin, mungkin Yugyeom menikah tepat saat dia memutuskan hubungannya dengan Tzuyu atau mungkin dia memang menikah saat masih menjalani hubungannya dengan Tzuyu.

Atensi Tzuyu teralihkan pada ponselnya yang tiba-tiba berbunyi pertanda sebuah pesan berhasil masuk ke ponselnya.

Dahinya berkerut saat membaca pesan yang berasal dari nomor yang tak dikenal itu. Pertanyaan utama yang kini muncul adalah dari mana orang itu mendapatkan nomornya?

Jungkook saat ini sibuk berjalan bolak-balik sambil menggenggam ponselnya berharap dia mendapatkan balasan dari orang yang dia kirimi pesan singkat. Ya, Jungkooklah yang mengirimkan pesan kepada Tzuyu.

Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir

Jungkook tahu saat ini Tzuyu pasti berbohong. Dia sudah mengenal sifat dasar wanita dari Jieun karena hubungan mereka yang cukup lama terjalin. Apa dia merindukan Jieun? sepertinya iya. Dia kemudian melirik ke arah foto Jieun yang terpasang di dinding kamarnya dan tersenyum.

*
*
*

Jungkook menghentikan mobilnya saat dia melihat Tzuyu sedang berjalan menuju halte bus. Dia bisa menebak kalau saat ini Tzuyu baru saja mengantar Ahn ke sekolahnya. Sebenarnya dia berniat untuk menjemput Ahn tadi pagi, hanya saja Tzuyu bilang itu tidak perlu.

"Tzuyu," sapa Jungkook namun Tzuyu tak seperti biasanya. Dia bahkan bisa merasakan kalau saat ini ada yang salah dari Tzuyu. "Tzu–"

"Kenapa tidak langsung ke ruanganmu saja?" tanya Tzuyu tanpa melirik sedikit pun ke arah Jungkook. Hal ini hanya membuat Jungkook pasrah dan berjalan menuju ruangannya. Dia pikir Tzuyu mungkin sedang butuh waktu sekarang. Namun detik kemudian dia berubah pikiran dan kembali melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya Tzuyu.

"Aku sudah bilang, kau harus ke ruanganmu,"

"Tzuyu, kau masih memikirkan soal kemarin?"

"Aku harap kau memisahkan antara pribadi dan pekerjaan. Aku hanya sedang sibuk sekarang," jelas Tzuyu yang kemudian membuat Jungkook mematikan komputer yang ada di meja kerja Tzuyu dan menarik tangannya. Awalnya Tzuyu memang menolak, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk menuruti Jungkook saja.

"Woah, Tzuyu benar-benar beruntung," kata Lia yang mendapat anggukan setuju dari Younji.

"Aku rasa sajangnim yang beruntung. Sudahlah, jangan mengajakku bergosip, masih banyak yang harus ku kerjakan,"

Tzuyu bingung saat Jungkook membawanya ke rooftop perusahaannya. Hembusan anginnya memang cukup menenangkan apalagi di sana terdapat sebuah taman kecil. Jungkook menarik tangan Tzuyu untuk duduk disana.

"Kau menyukainya?" tanya Jungkook yang kemudian mengundang senyum dari Tzuyu. Dia lalu memutuskan untuk berdiri dan melihat pemandangan dari atas sana.

"Woah, ini benar-benar luar biasa," kagum Tzuyu saat dia bisa melihat barisan gedung tinggi dan juga mobil dari atas sana.

"Suasana hatimu sangat buruk, jadi aku membawamu kemari," jelas Jungkook yang saat ini memilih berdiri di samping Tzuyu. Dia tersenyum sambil menatap wajah Tzuyu yang saat ini masih terkagum-kagum dengan pemandangan yang dia lihat. "Kau tahu? Bukan hanya kau yang mengalami masa sulit seperti kemarin. Aku bahkan selama 4 tahun ini terus merasa sulit,"

"Waeyo? apa karena Jieun-ssi?" tanya Tzuyu yang hanya membuat Jungkook tertawa miris. "Ah mianhae, aku seharusnya tidak mengungkitnya,"

"Tidak apa-apa, pada kenyataannya kita tidak pernah bisa berlari dari masa lalu. Seburuk apapun masa itu, itu tetap merupakan bagian hidup kita,"

"Aku bukan berlari, tapi aku berusaha untuk menerimanya. Aku pikir dulu Yugyeom oppa memutuskanku karena dia marah aku ingin merawat Ahn, tapi nyatanya dia malah menikah dengan orang lain. Yang lebih parahnya lagi, dia sepertinya menikah saat masih memiliki hubungan denganku," jelas Tzuyu sambil mengusap air matanya. Jungkook hanya tersenyum kemudian menarik Tzuyu agar dia bersandar di bahunya.

"Jika ceritamu seperti itu, lain lagi denganku. Dulu aku sangat mencintai seseorang yaitu Jieun noona. Aku berkencan dengannya sudah cukup lama hingga aku memutuskan untuk melamarnya. Namun suatu hari dia tiba-tiba saja menghilang dari hidupku, bahkan aku juga sulit untuk menghubungi ponselnya. Beberapa bulan berlalu dan aku benar-benar terpuruk," jelas Jungkook yang saat ini mulai emosional. Dia juga mulai menitikan air matanya. "Sampai suatu hari, aku mengetahui soal Jieun noona yang katanya melahirkan anakku. Saat itu aku berusaha keras mencarinya, tapi semuanya sia-sia karena mereka sudah tiada,"

Tangan Tzuyu bergerak mengusap halus punggung tangan Jungkook. "Gwaenchana, itu bukan salahmu,"

"Kau tahu? semenjak hari itu hidupku benar-benar berantakan. Bahkan aku kesulitan untuk tidur karena ilusi mengenai Jieun noona terus saja membayangiku. Sampai suatu hari, aku bertemu dengan seorang wanita penggertak yang mengatakan aku adalah pria yang lemah. Kata-katamu itu seolah menjadi cambuk untukku dan saat itu aku mulai berhenti minum-minum dan meninggalkan obat tidurku juga,"

Kini giliran Tzuyu yang menenangkan Jungkook. Dia menarik Jungkook ke dalam dekapannya dan membiarkan pria itu menangis disana. Dia merutuki dirinya karena mengatakan hal sembarangan pada Jungkook tanpa tahu efeknya apa. Dia pikir hidup Jungkook tidak serumit itu. Gelar pria lemah yang selama ini dia sematkan langsung dia copot begitu saja. Dia pikir Jungkook adalah pria yang sangat kuat. Mungkin jika orang lain ada di posisinya, mereka akan memilih mengakhiri hidup mereka dibandingkan bertahan seperti Jungkook.

"Jungkook-ssi?" Jungkook langsung saja melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Tzuyu menghela napasnya sebelum akhirnya dengan mantap memegang kedua tangan Jungkook. "Mianhae, aku mungkin selalu membuatmu mengingat masa lalumu,"

"Aniyo, justru kau membuatku perlahan melangkahkan kakiku meninggalkan masa laluku," jelas Jungkook yang kemudian tersenyum. "Tzuyu-ya, aku tidak akan pernah bosan mengatakan ini. Aku mencintaimu, tak peduli bagaimana sifatmu ataupun kehadiran Ahn,"

"Aku tahu, tapi saat ini aku masih belum memiliki perasaan apapun padamu,"

"Bukalah hatimu dan biarkan aku masuk ke dalam sana. Kau yang bilang luka hati hanya bisa di sembuhkan oleh orang lain, maka izinkan aku untuk menyembuhkan lukamu itu,"

"Aku rasa kau perlu mencobanya," jelas Tzuyu yang kemudian tersenyum. Untuk sementara dia memang harus menghilangkan Yugyeom dulu dari hidup dan hatinya. Dia hanya tidak ingin menjadikan Jungkook sebagai pelampiasannya saja. Dia ingin benar-benar mencintai Jungkook sama seperti saat dia mencintai Yugyeom.

*
*
*

Tzuyu saat ini membereskan meja kerjanya saat jam makan siang tiba. Untung saja hari ini sekolah Ahn diliburkan, jadi dia tidak perlu memikirkan soal menjemput Ahn.

"Kau mau kemana?" tanya Jungkook yang kemudian membuat Tzuyu menghentikan langkahnya. Dia kemudian berbalik ke arah Jungkook.

"Aku? ke kantin,"

"Kalau begitu aku i–"

"Aniyo Jungkook, kau harus rapat," jelas Jaehyun yang kemudian berjalan menghampiri mereka berdua. "Ayo!"

Jungkook hanya menampakan wajah malasnya saat Jaehyun menarik tangannya. Padahal dia ingin sekali makan siang bersama Tzuyu.

"Apa aku harus rapat sekarang?" tanya Jungkook dengan nada malasnya.

"Karena kemarin kau memintaku membatalkan semua rapatmu jadi hari ini kau harus melakukan rapatnya,"

"Ck, bilang saja kau tidak ingin aku bersama Tzuyu," kesal Jungkook yang hanya membuat Jaehyun terkekeh.

"Kau mengira aku cemburu padamu? mana mungkin aku menyukai Tzuyu,"

"Ya ya ya, tapi aku tidak bisa percaya sepenuhnya padamu,"

TBC🖤

15 Apr 2020

Hello Dad!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang