Di apartemen Chanwoo masih ngoceh karena Eunha telat jemputnya. Eunha pusing dengernya, tau gitu sekalian nggak usah di jemput aja. Biarin jadi gelandangan seminggu.
"Ah berisik! Udah ah, gue mau pergi. Ada matkul sore,"
"Lah gue ditinggal sendiri? Bolos lah sekali aja," suruh Chanwoo seenak jidat.
"Gue mau kuliah yang bener! Nggak bolos bolos!" bales Eunha mirip sama kata-kata Chanwoo tempo hari.
"Yaudah gue anter,"
Chanwoo modal nekat, nanti baliknya kesasar atau nggak urusan belakangan. Dari pada ditinggal sendirian kan? Mending ikut sekalian liat-liat pemandangan langit sore Yogyakarta.
"Beli gudeg yuk," ajak Chanwoo padahal Eunha baru masuk mobil dan baru beres kuliah.
"Gue udah bikin makanan di apartemen. Lagian di gudeg ada nangka yang nggak bisa lo makan,"
Btw, Chanwoo nungguin di dalem mobil selama Eunha kuliah. Nggak sih, sempet keluar beli minum karena haus. Liat-liat isi nya UGM kayak apa.
"Na, Jaehyun jadi aneh," kata Chanwoo.
"Kenapa dia? Terus Umji gimana? Masih kerja? Larang dong, itu udah lumayan gede loh perutnya,"
"Gila si Jaehyun, Na,"
Flashback<<
"Bawa aja, dia nggak mau sama gue,"
"Ya terus kalo dia nggak mau sama lo, harus lo jauhin gitu? Nggak inget yang ngurus lo siapa waktu Una udah pergi ke Yogyakarta?" kata Chanwoo sensi.
"Dia udah suka sama orang lain, buat apa gue perjuangin lagi?"
"Cih manusia ini ada minusnya juga ternyata!" umpat Chanwoo pelan.
"Dengerin gue ya, sebelum janur kuning melengkung ya tikung aja bego! Yakinin Umji kalo lo tulus melebihi apapun," lanjut Chanwoo gereget.
"Jangan kayak gue yang ditinggal nikah sama SinB dan berakhir gamon! Bego banget sih lo masalah ginian," maki Chanwoo tanpa sadar.
Sadar sih, tapi pura-pura santuy aja. Langsung ngacir keluar biar Jaehyun nggak banyak tanya. Ya jelas kalimat yang terakhir Chanwoo lontarin ke Jaehyun nggak dia ceritain ke Eunha. Males banget ditodong sama beribu pertanyaan.
"Lo nggak ada nanya siapa yang Umji sukain?" tanya Eunha.
"Nanya lah. Tapi si Jaehyun bilangnya Umji cuma bilang seseorang, mana gue tau siapa. Kita juga tau Umji deket sama cowok paling si Vernon,"
"Sama lo," saut Eunha enteng.
"Logika deh, Woo. Kalian temenan dari SMP, sampe SMA. Bahkan sekarang Umji tinggal dirumah. Selama ini mungkin lo mikir kalo kalian sahabatan, nggak pernah ada yang namanya persahabatan lawan jenis yang mulus-mulus aja. Pasti salah satu diantara mereka bakal terjebak sama perasaan itu. Dalam keadaan yang kayak gitu, seseorang dipaksa memilih diantara dua pilihan. Pilihan pertama, diam seolah-olah lo nggak punya perasaan apapun sama dia tapi kalian masih bisa bersama. Atau pilihan kedua, bicara tapi berpeluang untuk ditinggalkan. Dan di kasus ini, bisa aja Umji pilih pilihan pertama," lanjut Eunha.
"Kejauhan lo Na ngomongnya. Nggak mungkin dia suka sama gue," sinis Chanwoo nggak suka. Karena Chanwoo pikir, selera Umji terlalu Telkomsel untuk Chanwoo yang Tri.
"Dih pesimis amat? Jaehyun yang pangeran gitu bakal kalah sama lo yang mudah bikin orang ketawa dan cairin suasana," jawab Eunha santai.
Wah bukan Eunha ini nih. Sejak kapan jadi dewasa gini? Biasanya ngerengek ini itu ke Jaehyun, tapi yang Chanwoo liat sekarang?
"Sejak kapan lo pinter nyemangatin orang?"
"Sejak gue kuliah. Jadi gimana? Bakal ada kisah tikung menikung nggak? Antara Jaehyun Si Pangeran Tampan dan Chanwoo Si Kuda Hitam?" goda Eunha sambil angkat-angkat alis.
"Ga ada! Dari dulu gue cuma anggep Umji adek, kayak lo," kata Chanwoo lantang. Nggak ada ragu sama sekali.
"Enak aja! Gue kakak lo ya! Gue 10 menit lebih awal menghirup udara rumah sakit!"
"Cih, bener ya. Dalam hal kayak gini lo 11 12 kayak Jaehyun!"
🍓🍓🍓🍓
Mulai malem ini, Umji nggak dibolehin kerja sama yang punya mini market. Nggak, Umji nggak bisa stay dirumah terus dan pusing sama uang buat biaya persalinan. Belum lagi beli perlengkapan bayi yang nggak murah. Bayi itu mahkluk imut dengan segala kesensitifannya, jadi Umji nggak bisa duduk tenang dikamarnya.
"Dede, maafin aku ya? Kamu pasti bakal hidup susah kalo udah lahir. Tapi aku bakal berusaha untuk ngasih yang terbaik buat kamu," kata Umji sambil elus-elus perutnya.
Gaji kerja beberapa bulan ini belum cukup buat Umji. Selain buat ditabung, tentu Umji pake uang itu buat kebutuhan sehari-hari juga. Nggak mungkin dia terus bergantung sama keluarga si kembar.
"De, kita nggak bisa tinggal disini terus loh. Pertama, Jaehyun yang marah karena aku nggak bisa sama dia. Bukan, aku nggak benci sama dia. Dia udah baik banget sama aku. Ngajak jalan jalan, beliin kado buat kamu, anter aku kesana sini. Baik banget deh, tapi aku nggak bisa sama dia. Dia itu harus dapetin orang yang sederajat sama dia, nggak kayak aku yang cuma renginang di dalam kaleng kong hu an. Tapi karena aku tolak dia, dia jadi marah sama aku, De. Itu alasan kita harus cepet pergi biar perasaan dia nggak makin besar ke aku. Atau benteng aku yang ujung-ujungnya runtuh karena pondasi aku yang melemah. Terus yang kedua.."
Umji narik nafasnya perlahan. Nggak ada tetesan air mata yang keluar, karena Umji berpikir ini bukan suatu hal yang harus ditangisi. Ya cepat atau lambat dia harus angkat kaki dari rumah yang udah bersedia nampung dia selama beberapa bulan terakhir ini.
"Chanwoo, De. Aku nggak bisa tinggal bareng terus-terusan sama orang yang aku suka sejak dulu. Bahkan keliatannya dia hanya anggap aku adiknya, nggak lebih. Sedih sih, tapi aku bisa apa, De? Kamu baik-baik disana ya, aku nunggu kamu keluar loh. Sehat terus sampai waktunya tiba kamu bisa keluar dari perut aku," kata Umji lagi.
Umji bilang 'aku' ke calon anaknya bukan tanpa alasan. Dia ngerasa nggak akan jadi ibu yang baik buat calon anaknya kelak, padahal nggak ada yang tau. Seorang ibu pasti bakal berjuang sekeras mungkin untuk anaknya, itu berlaku bagi semua perempuan. Termasuk Umji. Tapi cewek itu... Udah terlanjur putus asa sama dirinya sendiri.
"Kenapa harus Chanwoo sih Ji? Kenapa harus adik gue sendiri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Triplet Jung
FanfictionCerita tentang si kembar tiga. 1. Jung Jaehyun 2. Jung Eunha 3. Jung Chanwoo Jaehyun si pemalu. Eunha si cerewet. Chanwoo yang susah ditebak. Mari intip kisah Triplet Jung ini kawan kawan^_^ Start : Desember 2019 End : -