-🌼🌼🌼-
Pintu itu terbuka menampilkan Ava yang berjalan masuk ke dalam kamar dengan membawa bingkisan ditangannya.
Segera Ava mengecek isi bingkisan itu. Seperti biasa.. ada bunga, surat dan boneka.
Bunga mawar yang tentunya sudah layu.
Surat bertuliskan kalimat romantis khas Zed.
Boneka unicorn hitam yang katanya menggambarkan diri Ava.
Namun ketika mata Ava melihat lebih jeli, ada yang berbeda kali ini. Di leher boneka itu terdapat kalung ber-permata cincin.
Apa pria itu berniat melamar ku?
Jika dugaannya benar, harus ia akui betapa kuatnya tekad Zed.
Bahkan ketika kabar pertunangan nya sudah menggema dimana-mana, pria itu tetap mengiriminya bingkisan yang bahkan berisi cincin didalamnya.
Lagi-lagi sudut bibir Ava terangkat.
Sayang sekali aku tak memiliki perasaan yang sama.
Ava bersyukur, setidaknya pagi ini dirinya dihadapkan pada sesuatu yang mengukirkan senyum diwajahnya
Drrtt
Drrtt
"Ya?"
"Nyonya, saya ingin menginformasikan, ada banyak panggilan dan email masuk dari para wartawan menanyakan perihal pertunangan dan putra anda" ucap seseorang dibalik telfon itu.
Dia, sekretaris Ava.
"Abaikan saja, Steve."
"Baik nyonya."
Ava memutuskan panggilan saat itu juga.
Cukup kasar ia membuang ponselnya hingga benda itu terpantul sempurna di kasur.
Untung dirinya sempat mengganti nomor sebelum berangkat ke New York.
Pasti para reporter itu sibuk mencari tahu nomor baru ku.
Ia mendadak teringat pada kedua orang tuanya.
Kenapa belum ada panggilan masuk dari mereka?
Tak ingin menunggu, Ava berinisiatif menghubungi kedua orang tuanya itu lebih dulu.
"Tidak aktif? Kenapa bisa tidak aktif?"
Ava terus mencoba namun tetap saja hasilnya sama.
"Lain kali saja kalau begitu."
-🌼-
Seperti yang ia katakan sebelumnya, ini adalah hari terakhir dirinya berada di rumah ini.
Sekarang, saatnya untuk kembali ke tempat dimana seharusnya ia berada.
Ava tak ingin ada sesi pamit atau apapun itu, sehingga dirinya berniat pergi tanpa memberitahu siapapun.
Rumah ini sangat luas, dan kepergiannya jelas tak akan diketahui siapapun kecuali ia sendiri yang memberitahu.
Saat ini, Ava dan koper abu-abu nya menuju ke depan halaman guna menunggu taksi yang sudah ia hubungi sebelumnya.
Tujuannya adalah bandara.
Drrtt
Drrtt
Bukan Manusia
Ck. Kenapa lagi orang ini.
"Apa?"
"Kau mau kemana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AfT : Unexpected [END]
General FictionThe new story begin, when we meet again. Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan. Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...