XLV. Setengah Sadar

70 8 0
                                    

-🌼🌼🌼-

Ava dan dunia mimpinya terusik tatkala kedua telinganya menangkap suara bising disertai gerakan yang membuat tidurnya menjadi tak nyaman.

Hal itu mempengaruhi dirinya yang kemudian memutuskan untuk membuka mata.

Tepat saat itu juga, ciuman mendarat di pipinya.

"Kenapa bangun mama cantik?"

Deg.

Ava terkejut setengah mati.

Bagaimana tidak, tepat ketika membuka mata.. ada Zelo yang menyambutnya dengan ciuman dan senyuman manis diwajahnya.

"Tidur lagi, mama Ava! Nanti papa marah kalau tahu mama Ava bangun gara-gara Zelo" ucap Zelo sembari menutup kedua mata Ava dengan menggunakan tangan mungil bocah itu.

Sungguh menggemaskan. Saat itu juga Ava tak mampu menahan tawanya akibat tindakan lucu Zelo.

Tapi ada sesuatu yang baru disadarinya,

Papa? Ten?

Tepat saat kesadarannya kembali sepenuhnya, pintu kamar itu terbuka dan terlihatlah sosok Ten dengan penampilannya yang cukup acakacakan.

"Kau bangun?" Tanya pria itu.

"Apa Zelo mengganggu tidurmu?" Ujar Ten lagi.

Segera Ava menggeleng. "Tidak."

"Zelo, kau tidak takut tidur sendiri kan?" Tanya Ava, kepada Zelo yang kini telah nyaman dengan posisi tidurnya.

Bocah itu mengangguk sebagai jawaban.

"Kau mau kemana?" Ten bertanya ketika melihat Ava turun dari ranjang dan beranjak menuju pintu kamar.

Ketika posisi mereka begitu dekat, barulah suara Ava terdengar, "bicara denganmu. Di luar."

'Luar' yang dimaksud oleh Ava adalah ruang tengah tempat dimana banyak sofa yang bisa menjadi tempat duduk keduanya.

Gerakan cepat mata Ava melirik kearah jam yang terletak diatas meja di samping sofa.

Jam empat subuh!?

"Sejak kapan kau tiba?" Tanya Ava begitu dirinya duduk sempurna diatas sofa.

Ava pikir Ten akan bertingkah menyebalkan dengan mengganggunya, namun tidak. Nyatanya pria itu memilih duduk rapi didepannya tanpa banyak berkomentar masalah jarak seperti sebelumnya.

"Tak lama sebelum kau bangun."

"Dengan Zelo? Kau membawa anak kecil tengah malam, Ten"

"Apa salahnya? Dia aman bersamaku."

"Bukan, bukan itu maksudku. Saat kau mengajaknya tadi pasti sudah tengah malam sementara dia harus tidur"

"Dia tertidur di pesawat tadi. Tenang saja. Dia hanya terbangun saat ku pindahkan ke tempat tidurmu."

Ava menghembuskan nafas pelan. Tak ada yang perlu diperdebatkan lagi, pikirnya.

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang