The new story begin, when we meet again.
Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan.
Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...
Kediaman Reszrey saat ini sedang dihebohkan dengan informasi tentang kehamilan tunangan sang tuan rumah.
Ditengah kehebohan itu, Ten sebagai si penyebar informasi bersikap seperti tak ada masalah apapun. Berbeda dengan Ava yang terus mengumpat dalam hati tatkala mendengar bisikan-bisikan halus para pelayan yang mengucapkan selamat atas kehamilannya.
Ketika sesi makan malam dimulai, Ava tahu jika kesabarannya akan kembali diuji ketika melihat Eleven datang dengan ekspresi kebingungan.
"Ada apa ini?" Ucap Eleven sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan.
"Ava hamil." Jawab Ten santai.
"Jangan berbohong lagi, Ten" Imbuh Cla.
Ava bersyukur saat ini ada Cla yang membelanya.
Eleven mengangguk pelan, "aku juga tak akan percaya." Ucap Eleven, "Ava wanita yang berprinsip."
Lagi-lagi Ava merasa lega. Tidak hanya Cla, namun ada pula Eleven stok manusia waras di kediaman Reszrey ini. Tentu saja Zelo tak masuk hitungan diposisi manapun karena dia masih kecil.
Makan malam itu berlangsung damai setelahnya tanpa ada satupun yang membuka suara.
Ten dan Eleven menjadi yang pertamakali selesai dengan kegiatannya menyantap makan malam. Begitupula Zelo yang kemudian diambil alih oleh Ten. Pria itu membawa Zelo entah kemana.
Ketika Ava melihat Cla juga telah menyelesaikan makan malamnya, disaat itu juga Ava memutuskan untuk segera melakukan hal yang sama.
"Aku ingin bicara, Cla."
-🌼-
Pemandangan yang disuguhkan melalui jendela raksasa kediaman Reszrey memang terlampau luar biasa. Ava mengakui itu.
Ini adalah pertamakalinya ia menyempatkan diri untuk sejenak melihat pemandangan dari posisinya saat ini.
Itu semua atas rekomendasi Cla.
"Aku minta maaf"
Cla lebih dulu membuka percakapan meskipun yang mengajak untuk berbicara sebenarnya adalah Ava.
"Seharusnya aku memiliki keberanian untuk mengajakmu berbicara lebih dulu tentang ini, tapi aku terlalu takut dengan reaksimu.. aku takut kau membenciku"
Sudut bibir Ava tertarik keatas, "kenapa harus meminta maafku? Kau tak memiliki kesalahan apapun padaku. Justru aku ingin berterimakasih padamu."
"Aku tak jujur padamu sejak awal, Ava.."
"Aku mengerti alasanmu. Hal besar seperti ini memang lebih baik dijelaskan langsung oleh Ten sebagai orang yang bertanggung jawab atas semuanya."
Terdengar hembusan nafas Cla. Dari apa yang bisa Ava simpulkan, wanita itu tampak lega setelah mendengar apa yang disampaikannya barusan.
Saat ini baik Cla maupun Ava, keduanya kembali terpaku pada pemandangan malam diluar sana.
Cla dengan segala pemikirannya dan juga Ava dengan pemikirannya sendiri.
Namun sesuatu terlintas dibenak Ava. Mengingatkan dirinya tentang tujuannya mengajak Cla berbicara saat ini.
"Cla"
Panggilan Ava menyadarkan Cla dari lamunannya.
"Kenapa kau bersedia menjadi ibu pengganti?"
Cukup lama Ava menunggu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya. Selama itu, Ava tak menuntut agar Cla segera menjawab.
Ia mengerti bahwa mungkin ada alasan besar yang membuat Cla harus menyusun kalimat dengan benar. Karena bisa saja itu terkait dengan privasinya.
"Kau tak perlu menjawab, Cla. Maaf aku bertanya soal itu"
"Tidak, Ava.. tak masalah. Tentang alasanku.. itu adalah bentuk ucapan terimakasih ku kepada Ten."
Jawaban Cla cukup mengejutkan Ava.
Namun dirinya tak ingin bertanya lebih lanjut lagi. Cukup itu saja, Ava tak mau terus mengorek lebih jauh apabila Cla tak ingin membahas tentang itu.
Namun nyatanya Cla tetap melanjutkan ucapannya..
"Setelah ibuku meninggal, aku akhirnya mengetahui jika selama hidupnya, ibuku terlilit cukup banyak hutang. Sialnya dalam perjanjian hutang itu, disebutkan bahwa apabila ibuku tak melunasi hutang maka aku akan dijadikan sebagai objek bayaran. Aku tak memiliki pekerjaan saat itu dan tak menemukan cara apapun untuk melarikan diri dari kejaran para rentenir. Hal itu membuatku memutuskan untuk menyerahkan diri daripada terus berlari dan pada akhirnya berakhir dipihak yang sama juga. Namun saat diperjalanan, aku tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria yang terkena luka tembakan di dadanya. Dia, Ten."
"Luka tembakan?"
Cla mengangguk, "Ya. Hal yang bisa ku lakukan saat itu membawanya ke rumah sakit terdekat. Singkat cerita, dengan alasan aku telah menolongnya, maka Ten pun menawarkan akan memberikan apapun yang aku mau. Karena niat ku tulus, aku menolak tawarannya dan memilih pergi. Ku fikir urusanku dan dia selesai saat itu juga. Namun aku salah. Dia mencari informasi ku dan diam-diam membayar semua hutang ibuku. Aku mengetahuinya setelah diberitahu langsung oleh rentenir yang mendatangiku saat itu. Rentenir itu mengejekku, menganggapku menjual diri kepada sosok berpengaruh bernama Ten Jeaxiu Westly. Meskipun begitu, aku tak marah. Aku bahkan merasa memiliki hutang lebih banyak kepada Ten yang sudah menolong ku."
"Lalu kau menemuinya dan menawarkan diri sebagai ibu pengganti ketika kau juga mengetahui masalahnya." Simpul Ava.
Anggukan pelan Cla mejadi respon atas kesimpulan yang disampaikan oleh Ava, "kau benar."
"Tapi pengorbanan mu jauh lebih besar, Cla"
"Tidak. Aku tak berpikir seperti itu. Bahkan aku tak lagi merasa sedang berbalas budi sejak melihat Zelo terlahir kedunia." Hal itu diucapkan Cla dengan rona kebahagiaan yang jelas terpancar diwajah cantiknya.
Ava melihat itu.
Dan bahkan dirinya mendengar dengan baik setiap kata yang diucapkan oleh Cla.
Tak ia duga jika malam ini akan mendapat begitu banyak cerita dari sisi Cla mengenai alasan wanita itu bersedia menjadi seorang ibu pengganti dari hasil pencampuran sel telur Ava dengan sperma Ten.
Dengan hal rumit seperti itu, Ava sungguh berharap Zelo akan tumbuh menjadi anak cerdas yang mampu mencerna dengan baik alasan dibalik kelahirannya yang cukup berbeda dengan anak-anak kebanyakan.
-🌼🌼🌼-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.