The new story begin, when we meet again.
🌼---------------------🌼⭐ + 💬 dari kalian yaa :)
-🌼🌼🌼-
New York, AS.
Sejak awal menginjakkan kakinya di Bandara, Ava terus mencari sosok yang akan menjemputnya. Siapa dia? Ava pun tak tahu.
Seseorang yang diutus oleh si Tuan Andrew, katanya.
Baiklah, sudah hampir tiga puluh detik keterlambatan sosok itu. Siapapun dia, semoga kata maaf adalah yang pertamakali terucap dari mulutnya ketika sampai. Jika tidak....
"Maaf, nona.. Matthieu? Benar?"
Segera Ava menoleh ke sumber suara. Baiklah, dia meminta maaf.
Senyuman terukir diwajah Ava sebagai tanda keramahan, dan jawaban atas pertanyaan pria berkacamata hitam dengan setelan jas ditubuhnya itu.
"Silahkan ikut saya, nona"
-🌼-
Seperti yang Ava duga, kantor tempatnya berkunjung ini terlampau luar biasa megahnya. Pantas saja jika pemiliknya menyumbangkan dana begitu banyak untuk kegiatan amal yayasan.
Dalam hati ia tak sabar untuk segera bertemu siapa sosok Andrew itu. Bukan karena apa, dia hanya ingin melihat seperti apa orang yang masih memiliki kebesaran hati di dunia yang cukup kejam seperti saat ini.
Dan,
Itu dia.
Sosok yang baru saja masuk ke ruangan dimana ia diminta untuk menunggu sesaat.
Yang Ava suka, sesaat itu tak lama dan tak membuatnya bosan menghitung waktu.
"Selamat siang nona Ava Matthieu" ucap Andrew, dengan senyum tersungging di bibirnya.
Tangan kanan yang juga terulur itu, disambut dengan tangan kanan pula oleh Ava.
Sekarang keduanya duduk ditempat yang memang telah disusun berhadapan. Suasana seperti akan rapat, namun sebenarnya hanya membahas perihal yang ringan.
Dari gerak-geriknya Ava tahu, pria dihadapannya ini sangat ahli dalam menjamu tamu.
"Rupanya foto yang beredar itu tidak cukup akurat", ujar Andrew, sedikit mengejutkan Ava.
"Anda bahkan jauh lebih cantik dari foto yang diambil oleh para paparazi diluar sana."
Oh, itu maksudnya.
Tapi, apakah Ava tersipu? Tidak. Namun senyum lebih baik untuk merespon ucapan yang terdengar basa-basi bagi Ava itu
"Untuk pertemuan sebelumnya, saya ingin meminta maaf, jika saja-"
"Tidak perlu membahas hal yang sudah lalu. Saya memahami itu, dan saat ini bagaimana jika kita membahas perihal kedatangan saya kemari?"
"Oh ya, itu benar. Berbicara tentang itu saya sangat terkejut dan senang karena anda bersedia menyetujui saran saya Nona"
Ava mengangguk pelan, sebenarnya berniat menjawab segera.. namun kedatangan seorang pelayan membawa minuman untuknya membuat Ava mengurungkan niat sesaat.
Baru setelah pelayan itu keluar lantas Ava mengutarakan isi pikirannya, "Lalu dimana saja tempat itu, tuan Andrew? Saya akan mengkoordinasikan ini segera dengan para pengurus yayasan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
AfT : Unexpected [END]
Fiksi UmumThe new story begin, when we meet again. Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan. Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...