XXIII. Rasa

65 6 0
                                        

-🌼🌼🌼-

Suasana canggung terasa mendominasi setelah Ten melakukan tindakan yang tak terduga.

Harus Ava akui, pria itu terlalu ahli dalam menipu siapapun. Bahkan saat berbohong pun, ekspresi nya bisa terlampau serius.

"Aku tak peduli." Suara Zed terdengar akhirnya. "Dan, oh.. kau pasti Zelo kan?"

Berbeda dengan Ten yang jelas sekali nampak terganggu melihat Zed berniat menggendong putranya, Zelo justru menyambut baik sapaan ramah Zed.

"Kau tampan! Sekarang panggil aku paman Zed"

"Paman Zed?"

"Pintar! Tidak lama lagi kau bisa memanggilku ayah Zed!"

Detik itu juga Ava bisa merasakan tangan Ten yang semakin mencengkram pinggangnya. Namun ketika dirinya menoleh, yang Ava lihat hanya ekspresi tak terbaca pria itu.

"Jadi Zelo akan punya dua ayah juga?"

"Yap!" Jawab Zed dengan penuh semangat.

"Ambil dan jauhkan putraku dari pria halu itu" ucap Ten dengan nada rendah. Ava sadar akan berbahaya jika Ten sendiri yang turun tangan mengambil Zelo, hingga tanpa melawan lagi Ava segera melakukan apa yang pria itu katakan.

Ketika Ava mengambil alih Zelo, tak disangka olehnya Zed juga melakukan gerakan cepat dengan mencium sekilas pipi kanannya.

Meskipun memang sangat gencar mendekati Ava, namun pria itu tak pernah melakukan skinship bahkan hanya sekedar ciuman di pipi.

Zed.. Zed..

Ava tahu maksud dan tujuan pria itu. Membuat Ten cemburu. Yang sebenarnya tak ada gunanya. Pikir Ava.

Tak terlalu lama Zelo berada di gendongannya. Karena bagaimana pun anak itu harus pulang bersama Ten yang memang sedang terburu-buru mengejar waktu bekerjanya.

Sedikit konyol bagi Ava ketika Zelo yang awalnya di gendongan Zed, kemudian beralih ke gendongannya, dan kini Ten pun berniat mengambil Zelo dari gendongan Ava.

Semoga anak itu tidak pusing melihat kelakukan tiga orang dewasa di sekelilingnya.

Dan ketika Ten mengambil Zelo dari gendongan Ava, lagi-lagi dirinya merasakan keterkejutan atas tindakan seorang pria. Namun kali ini, pria yang mengejutkan nya adalah sosok Ten.

Ten yang dengan gerakan kilat mengecupnya di dahi, pipi, kemudian beralih ke bagian lain yang sama sekali tak disangkanya.

Belum cukup kejutan itu, Ten kembali melakukan hal yang tak diprediksi sebelumnya oleh Ava..,

"Aku mencintaimu, Ava."

Ava tahu jika itu hanyalah tipuan yang semata-mata dilakukan Ten agar Zed melihat dan mendengar.

Namun bisikan lain ditelinganya kini tentu tak dapat dikategorikan sama.., "Sekarang memang belum. Tapi jika nanti aku benar-benar merasakan perasaan merepotkan itu, mau atau tidak, kau akan tetap berakhir menikah dengan ku." Bisik Ten, diakhiri kecupan lagi dari pria itu.

Tak perlu menanyakan apakah segala tindakan Ten barusan berhasil memanasi Zed atau tidak. Saat ini Zed bahkan tak berusaha menyembunyikan kekesalan melalui ekspresi yang ia tampakkan.

Inilah jadinya jika dua pria gila berada di satu tempat yang sama.

-🌼-

Zed
Maaf karena aku pergi dengan cara seperti tadi, bebe..

Pesan yang baru dibaca oleh Ava itu mengembalikan memorinya ke pagi tadi, saat Zed pulang tanpa sepatah kata pun. Tentu saja setelah Ten dan Zelo telah pergi lebih dulu. Sekesal apapun Zed, pria itu tetap memiliki ego yang tinggi untuk tidak pergi konyol disaat Zelo dan Ten masih berada di tempat.

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang