The new story begin, when we meet again.
Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan.
Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ava memilih berendam di dalam spabath sampai dirasanya cukup untuk menyegarkan kembali tubuh dan pikirannya. Selain hangatnya air yang membasahi tubuh, adapula coklat panas yang menjadi pemanis ditengah aktivitasnya saat ini. Sesekali dirinya menyeruput minuman itu sebelum kembali menghayati kesunyian dengan kedua mata yang tertutup.
Meski berulang kali menganggap tak ada masalah, namun Ava jelas-jelas masih tak bisa melupakan dan bahkan tetap memikirkan berbagai hal yang seharusnya tak lagi mengganggu pikirannya.
"Uh.. sudahlah Ava.. kau akan kembali bekerja besok, nikmati istrahat mu!" Ucap Ava pada diri sendiri.
Kenapa aku menerima lamarannya?
Haruskah cinta menjadi alasan utama ketika seseorang memutuskan untuk menikah?
Lalu, apa aku memang memiliki perasaan semacam itu untuk Ten? Sungguh? Aku.. seorang Ava ke Ten!?
"Tidak. Aku tidak punya perasaan romantis kepada siapapun. Aku menerimanya karena aku menyukai suasana malam itu. Hanya itu." Ujarnya yakin.
Tapi kenapa aku masih memikirkan perkataan Andrew tadi? Bukankah tak masalah jika Ten mengencani wanita manapun?
"Kau bahkan tak mencintainya, Ava. Lalu kenapa pikiranmu jadi serumit ini?" Keluh Ava, meskipun tak ada siapapun yang akan mendengar keluhan itu.
Kini kedua mata itu membuka, mengarahkan pandangannya tepat ke gelembung air yang kini tertampung dikedua telapak tangannya.
Cukup lama Ava mempertimbangkan perihal apa yang harus ia lakukan berikutnya, hingga satu keputusan pun diambilnya.
"Ya. Pernikahan adalah hal yang sakral, Ava. Kau harus memastikan semuanya mulai sekarang!"
-🌼-
Ava menatap ponsel di genggamannya. Beruntung bagi Ava, tak perlu menunggu lama hingga sosok yang ia hubungi menjawab panggilan itu.
"Halo Avaaa??"
Suara riang milik Day terdengar saat itu juga.
"Day.."
"Yap?"
"Kau menyukai Zed, atau jatuh cinta padanya?"
"Kenapa membahas Zed lagi?? Aku sedang dalan mode move on dari pria itu, Avaa!"
"Jawab saja."
"Baiklah. Kurasa aku menyukainya."
"Suka? Sekedar suka saja?"
"Emm.. cinta. Bisa dibilang seperti itu."
"Apa dan bagaimana perasaan yang kau rasakan ketika bersama Zed? Tolong jabarkan sedetail mungkin agar aku mengerti."