XLVIII. Pilihan

52 6 0
                                    

-🌼🌼🌼-

Tak tahu sejak kapan tubuhnya bergerak hingga kini tersisa lima langkah saja antara ia dan Ten.

"Simpanan?"

Bahkan apa yang ia katakan barusan pun adalah sesuatu yang tak direncanakan olehnya.

Mendengar suara dari sumber lain, jelas saja menginterupsi kegiatan antara Ten dan si wanita tak dikenal. Tak butuh waktu lama hingga keduanya melepas pagutan yang sebelumnya terjalin dan menjadi alasan kepala Ava terasa panas sekarang.

"Oh. Kau datang?" Ucap Ten dengan nada tak bersalah.

Tunggu, kenapa juga harus bersalah?

Seperti mengerti situasi yang ada, wanita berpakaian kurang benang itu berinisiatif meninggalkan ruangan setelah sebelumnya mencium cepat pipi pria yang masih menempatkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh wanita itu.

Soo... fuckin' romantic!

And i hate it.

Entah Ten menyadari perasaan yang ditahan oleh Ava saat ini ataukah pria itu memang terlalu buta untuk memahami situasi antara mereka.

Atau..

Ava saja yang berlebihan.

"Kau ingin ku cium juga?"

Ucapan Ten menyadarkan Ava. Di ruangan itu tersisa dirinya dan Ten saja, itulah yang tertangkap di mata Ava saat ini.

Ingin rasanya ia menampar wajah Ten saat ini juga. Entahlah, baginya ekspresi Ten terlalu santai untuk ukuran degupan jantungnya yang tak se-santai respon yang pria itu tampakkan.

Dan ketika Ten mencoba melakukan hal yang sama pada Ava seperti yang pria itu lakukan kepada si wanita tadi, dirinya bersyukur memiliki gerakan yang gesit hingga mampu segera menghindar dan berdiri menjauh dari pria itu.

"Kau cemburu?"

Kau bodoh?

"Ayolah Ava, seperti katamu tadi, anggap saja wanita itu simpanan." Ucap Ten lagi ketika belum mendapatkan balasan apapun selain tatapan datar dari Ava.

"Apa kau sehat?" Tanya Ava setelah cukup lama memikirkan kalimat yang tepat untuk pria didepannya.

"Sorry?"

"Aku bertanya, apa kau sehat? Kau tahu, aku mulai berpikir jika mungkin saja kau terkena penyakit kelamin atau semacamnya. Melihat betapa dirimu sepertinya cukup sering berganti pasangan, bukan tak mungkin kau--"

Ucapan Ava terhenti tatkala tawa Ten membahana hingga ke seluruh sudut ruangan itu.

Lagi-lagi, semua respon Ten terlihat seperti bentuk ejekan untuknya.

"Wanita dan pemikirannya terlalu rumit."

"Cukup jawab pertanyaan ku."

Ava mendapati dirinya ditatap cukup lama oleh pria yang kini berjarak satu langkah saja dengannya.

Mungkin sedang memikirkan jawaban atas pertanyaan Ava.

"Semua wanita itu sudah melalui tahap seleksi. Aku juga tak sebodoh itu mengganti pasangan sembarangan. Semua yang ada dibenak mu saat ini sudah ku pertimbangkan sebelumnya."

Semua yang ada dibenak ku? Tahu apa kau tentang apa yang sebenarnya mengganggu pikiranku saat ini?

-🌼-

Matanya memandang makhluk hidup bernama tumbuhan yang berjejer rapi disekitar halaman belakang kediaman Reszrey.

Sekarang dirinya baru memahami arti keberadaan tumbuhan itu di bangunan luas milik Reszrey...

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang