XXXVI. Virginia

71 8 0
                                    

-🌼🌼🌼-

Ten berjalan memasuki sebuah ruangan beraroma lavender yang merupakan kamar tidur milik Ava.

"Sudah?"

"Belum" jawab Ava yang saat ini sedang sibuk memasukan beberapa pakaian kedalam tas.

"Benda apa itu?" Tanya Ten lagi. Kini dirinya memilih duduk di sisi kanan ranjang agar bisa melihat Ava dan aktivitas yang dilakukan wanita itu.

Dengan tangan yang dilipat didepan dada dan kedua kaki yang disilangkan, memberi kesan seolah pria itu tuan rumah sementara Ava sebagai asisten rumah tangga.

"Bisakah kau diam dan membiarkan ku fokus?"

"Benda apa itu?"

Ava tahu Ten akan kembali menyebalkan sekarang. Padahal baru saja beberapa menit yang lalu pria itu bertingkah seperti manusia normal lainnya.

"Kau tidak punya mata ya?" Ucap Ava.

"Benda apa itu?"

"Pikir saja sendiri."

"Benda apa itu?"

"Dalaman!"

"Oh."Ten mengangguk pelan. Mengabaikan Ava yang menatap pria itu dengan tatapan kesal.

"Kenapa wanita suka sekali memakai dalaman seperti itu?" Lagi-lagi Ten dengan segala pertanyaannya.

"Kenapa ada seorang pria yang mengurusi hal yang bukan urusannya?"

"Jika kalian memakai dalaman kurang kain untuk terlihat seksi dimata pria, maka kalian salah. Bagi kami seksi yang sebenarnya adalah ketika kalian tak memakai dalaman sama sekali."

Ava menghembuskan nafasnya pelan.
"Pertama, semua dalaman memang pada dasarnya kurang kain. Kedua, aku tak berniat terlihat seksi didepan siapapun. Ketiga, jika ucapanmu bermakna mesum, lebih baik tutup saja mulutmu itu dan keluar dari kamarku sekarang."

"Berapa ukuranmu?"

"Diamlah."

"Berapa ukuranmu?"

"Ukuran sepatuku 42" jawab Ava, acuh.

"Bukan ukuran sepatu"

"Lalu ukuran apa yang kau maksud!?"

Ten memberi isyarat dengan mengarahkan dagunya ke sesuatu yang ia maksud, "itu."

Sontak Ava melihat kearah dimana pria itu maksud.

Sebenarnya Ava telah paham sejak tadi. Hanya saja pertanyaan pria itu dirasa terlalu kurang ajar baginya sehingga Ava memilih untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lain.

"Bukan urusanmu."

"Aku tunanganmu."

"Bukan suamiku." Ralat Ava.

"Jawab saja. Kenapa kau suka sekali membantahku?"

"Kenapa kau suka sekali mempertanyakan privasiku!?" Ucap Ava kesal. "Lagipula bukankah pria sepertimu sudah ahli dalam menebak ukuran payudara wanita? Tak perlu berlagak bodoh."

"Tidak. Aku tidak tahu dan tak mau mengurusi masalah ukuran para wanita itu. Yang penting adalah melepas pakaian mereka dan menyentuhnya sesuka hati."

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang