-🌼🌼🌼-
Jemari lentik dengan kuku berhias permata Day bergerak cepat menekan tombol bertulis angka itu.
Tak butuh waktu lama baginya untuk dapat membuka pintu apartemen Ava.
"Aku datang!!!" Suara Day menggema tatkala dirinya memasuki apartemen itu.
Untung baginya yang tak perlu repot-repot menekan bel karena ia sendiri sudah tahu password apartemen milik sang sepupu.
Langkah riang dan aura kebahagiaan Day begitu terpancar seiring dengan semakin dekatnya ia dengan posisi si empunya apartemen berada.
"Avaaaa! kenapa kau tidak menj--"
Deg
Terlihat jelas keterkejutan diwajah Day saat kedua matanya menangkap wujud seorang pria yang tak disangkanya berada disatu ruangan yang sama.
"Hai, si pemilik mata cantik" Suara Zed memecah keheningan.
Tak ada jawaban dari Day.
Saat ini Ava akhirnya mengetahui betapa polosnya sosok Day. Bahkan wanita itu masih terpaku dengan posisinya tanpa menjawab sapaan Zed barusan.
Segera Ava mengambil inisiatif, berdiri mendekati Day kemudian menariknya duduk ke sofa. Tentu saja sofa yang berada didepan Zed. Akan berbahaya bagi jantung Day apabila Ava memposisikan nya duduk di samping pria itu.
"Kau ingin minum apa, Day? Aku akan membuatkan mu"
"Tidak perlu, aku akan membuatnya sendiri" imbuh Day, cepat.
Day yang bersiap berdiri segera ditahan oleh kedua tangan Ava. Alhasil posisi Day kembali duduk seperti semula.
"Biar aku. Kau suka jus alpukat kan? Akan ku buatkan." Setelah mengatakan itu Ava pun menuju ke dapur dan membuat jus alpukat untuk Day.
Selama membuat jus alpukat, sesekali dirinya melirik Day dan Zed yang masih duduk di posisinya masing-masing.
Seperti biasa, Day yang sebenarnya polos selalu menampilkan kesan cuek seakan tak terpengaruh sedikitpun dengan hal apapun, meskipun usahanya seringkali berakhir sia-sia.
Beberapa kali pula Zed terdengar memberikan ungkapan manis dan ramah khas pria itu kepada Day yang duduk didepannya. Mungkin bagi Ava terdengar biasa, namun tak ada yang tahu bagaimana kondisi jantung Day yang menerima ungkapan manis itu.
"This is it! Jus manis untuk Day manis" ucap Ava sembari membawa minuman di tangannya.
Day sedikit heran dengan tingkah Ava kali ini, sebenarnya. Namun tak perlu berpikir kritis untuk mengetahui maksud Ava ketika melihat sosok Zed yang juga hadir di ruangan yang sama.
"Kenapa kau memanggilku?" Tanya Day. Sejujurnya itu bukan pertanyaan, melainkan keluhan Day yang hanya dimengerti Ava.
"Mungkin Ava ingin membuat kita lebih mengenal satu sama lain." Suara Zed yang tiba-tiba, sontak mengejutkan Day dan Ava.
Bagaimana tidak,
Tebakan pria itu benar seratus persen!
Dan satu hal yang membuat Ava masih terkejut hingga saat ini adalah..
Zed menyebut namaku?
Itu merupakan hal yang langka.
Tak ada jawaban dari Ava terlebih juga Day, untung saja ditangani dengan baik oleh Zed yang kembali mengeluarkan suara, "Ada apa? Kenapa kau diam Dayanna? Jangan bilang kau tak ingin mengenalku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AfT : Unexpected [END]
General FictionThe new story begin, when we meet again. Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan. Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...