XVII. Cemburu

67 6 0
                                    

Jealous?
🌼-------------🌼

-🌼🌼🌼-

Ava dan Cla berjalan menyusuri lorong yang menghubungkan ruangan tempat mereka berbincang tadi ke kamar Cla.

Selama itu, masih ada perbincangan dengan diselingi tawa kecil diantara mereka.

Drrtt

Drrtt

Bukan Manusia

Ava merasakan keraguan mengenai haruskah ia menjawab panggilan itu, mengingat keberadaan Cla.

"Ya?"

"Kau dimana?" Tanya seseorang dibalik panggilan itu.

"Di-"

Belum sempat Ava menjawab, pria itu sudah terlihat dihadapan mereka. Masih dengan ponsel yang ditempelkan di telinga.

Ten mendekat. Matanya tak pernah lepas dari Ava.

Saat pria itu telah berjarak sangat dekat, tangan kanannya memeluk Cla.

Pelukan yang sangat erat. Itulah yang ditangkap oleh kedua mata Ava.

"Untunglah kau masih disini. Aku menyelesaikan urusan kantor secepat mungkin agar bisa segera pulang dan menemui mu."

Itulah yang didengar oleh Ava melalui panggilan suara antara dirinya dengan Ten.

Hampir saja ia malu karena berniat menjawab perkataan yang ia fikir ditujukan untuknya, sebelum suara Cla lebih dulu terdengar.

"Aku menunggumu, tentu saja" jawab Cla, lalu membalas pelukan Ten.

"Ya. Kau memang harus menungguku."

Tut.

Ava memutuskan sambungan telfon itu.

Bukan karena cemburu. Tapi bukankah konyol jika panggilan ini masih tersambung?

-🌼-

Pertamakalinya rumah itu terasa lengkap karena kehadiran semua penghuninya. Termasuk Eleven yang memang jarang menghabiskan waktu di rumah.

Ava yang sudah ingin kembali ke New York sejak tadi harus bersabar ketika Ten bertingkah manja ingin merasakan makanan yang dibuat oleh Cla.

"Apa kau sudah terbiasa seperti ini?" Tanya Ava yang membantu Cla mengambilkan bahan makanan yang dibutuhkan.

"Ya." Jawab Cla, dengan senyuman cerah diwajahnya.

"Tingkahnya tadi sangat bukan Ten yang ku kenal"

"Dia menggemaskan, bukan?"

What!?

"Tidak. Tidak sama sekali." Jawab Ava pasti. "Kata lucu, menggemaskan, imut, dan semacamnya tak cocok untuknya. Dia itu kasar, menyebalkan, egois, brengsek, bajingan, dan-"

"Dan tampan." Sambung Cla.

"Aku bingung dengan semua orang yang menyebutnya tampan. Aku bahkan tak melihat sama sekali dimana titik ketampanan pria itu"

"Mungkin hanya masalah selera saja."

Ava mengindikkan bahu. Tak tahu, dan tak peduli.

"Lalu seperti apa pria yang kau sukai?" Tanya Cla. Masih sibuk meracik bumbu masakan. Satu tangan nya ia gunakan untuk mengambil pisau buah lalu diberikan ke Ava.

Mengerti maksud Cla, Ava kemudian mengambil beberapa buah lalu memotongnya.

"Entahlah. Aku tak menyukai siapapun saat ini."

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang