XXI. Kunci

58 6 0
                                    

-🌼🌼🌼-

Meskipun sudah menolak dengan berbagai alasan halus agar tak menimbulkan kecurigaan dari para pengurus yayasan dan semua yang berada di panti asuhan, namun pada akhirnya Ava tetap berakhir dengan duduk di samping kursi kemudi mobil Ten.

"Apa tak sulit bagimu masuk ke mobil dengan kostum iron man tadi?"

"Tadi pakai Karavan. Karena kostumnya sudah ku buka jadi ku minta orangku untuk membawakan mobil ini."

Ava mengangguk tanda mengerti.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Zelo pun sudah tertidur di kursi belakang.

"Kau sudah makan, belum?" Tanya Ten tiba-tiba.

"Belum"

"Aku lapar"

"Ke restoran saja kalau begitu"

"Masakan aku makanan kalau kita sampai nanti"

"Ku pikir kau langsung ke Virginia?"

"Aku menginap."

Menginap?

"Kalau begitu aku akan menghubungi pengurus yayasan dulu. Kamar mu ditempati pengurus yayasan pria sekarang"

"Tidak perlu. Ada kamar ibuku, aku disitu saja."

"Oh begitu ya.." baiklah, aku akan tidur di kamar para pengurus yayasan perempuan kalau begitu.

Ava melirik ke arah Ten, Bukankah seharusnya dia tahu jika aku menempati kamar itu sekarang? Apa dia berniat mengusirku lagi kali ini?

Tapi bagaimana lagi, aku memang hanya tamu.

-🌼-

Entah karena Ten membawa kendaraannya dengan kecepatan rendah atau bus yayasan yang memang melaju terlalu cepat.

Ketika sampai, para pengurus yayasan telah lebih dulu tiba dan bahkan sudah mengistrahatkan diri di kamar masing-masing.

Ava tak berniat mengganggu, ia paham betapa lelahnya mereka.

Perihal dirinya akan tidur dimana nanti, Ava ingat jika masih ada kamar Andrew yang tidak ditempati karena pria itu tak pulang malam ini.

"Kau mau makan apa?" Tanya Ava ketika baru saja masuk kedalam rumah itu.

"Apapun. Asal tidak kau beri racun" jawab Ten yang menyusul dibelakangnya.

"Kalau obat tidur, bagaimana?" Sindir Ava.

"Obat ya? Aku mau obat perangsang."

Tatapan melotot Ava diarahkan ke Ten saat itu juga. Untung Zelo masih tidur digendong Ten sehingga bocah itu tak perlu mendengar ucapan tak sopan ayahnya.

Seolah tak peduli tatapan Ava, Ten memilih segera ke lantai atas dan menidurkan Zelo.

Tak lama setelah itu Ten kembali turun ke bawah dan berjalan kearah dapur. Disana, Ava yang memang telah memulai aktivitas memasaknya sejak tiba tadi tinggal membutuhkan sedikit waktu lagi hingga masakannya matang.

"Em.. aku suka"

"Kau belum mencobanya bodoh."

"Yang memasak."

"Jangan menipuku lagi. Aku kebal sekarang"

"Apa maksudmu? Kau mengataiku bodoh dan ku bilang 'yang memasak'. Itu berarti aku mengatai mu bodoh juga. Siapa yang menipu? Aku jujur."

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang